Chapter 6

1.3K 231 36
                                    

"Jadi, kapan kalian berencana akan memberi kami cucu?" Tanya ayahnya Jaehyun.

"Uhuk! Uhuk!" Jaehyun tersedak makanannya dan dengan segera Wendy pergi untuk mengambil segelas air. "Kami tau ini masih terlalu cepat karena kalian baru menikah dalam hitungan hari. Kami hanya penasaran kapan rencana kalian mulai membuka momongan."

Timpal ayahnya Wendy. Jaehyun segera meneguk air minum yang Wendy bawakan sedangkan Wendy hanya bisa terlihat bingung tapi jauh lebih santai ketimbang reaksi Jaehyun.

'Oh, tentu akan punya cucu tapi bukan denganku. Ada yang baru saja merusak ranjang semalam.' Batin sarkas Wendy mencoba untuk tidak terlalu terbawa hati karena sungguh tangisan semalam sampai dengan hari ini benar-benar menguras energinya.

"Tidak dalam waktu dekat tentunya ayah. Kami berdua bekerja di dunia militer, akan sulit. Bahkan kami belum beradaptasi dengan situasi setelah menikah. Memangnya kenapa? Kalian kesepiankah?" Tanya Wendy mewakili Jaehyun yang terlihat seperti buron yang baru saja tertangkap basah.

"Mungkin iya salah satunya karena kesepian ㅋㅋㅋ sudahlah lagipula kami tidak memburu-buru. Hanya bertanya. Kau berlebihan sekali Jaehyun ㅋㅋㅋ" Goda ayahnya Jaehyun terkekeh geli melihat reaksi putranya yang menurutnya berlebihan.

...

Para ayah sudah pulang dan meninggalkan Wendy juga Jaehyun di teras depan rumah setelah mengantarkan mereka hingga tidak terlihat dari sudut pandang mereka.

"Aku tidak pernah terpikirkan sebelumnya." Ucap Jaehyun tiba-tiba. "Apa? Anak?" Tanya Wendy dengan cueknya. Jaehyun menganggukan kepalanya. "Ide mempunyai anak bukankah menakutkan?"

Wendy terdiam lalu menjawab, "Sangat. Aku merasa aku sendiri bukanlah seorang anak yang baik, aku takut apa yang aku lakukan dulu ketika kecil sampai remaja menjadi bumerang bagiku sendiri. Menyeramkan." Jaehyun menatap Wendy selama Wendy menjawab.

"Tapi kau suka anak-anak." Ujar Jaehyun tersenyum jahil. "Suka anak-anak bukan berarti mau punya anak Jaehyun. Membesarkan anakmu sendiri itu berbeda dengan mengasuh anak orang lain." Jelas Wendy. "Kau benar."

"Kenapa jadi bahas tentang anak? Sudah! Seperti kita akan membuat anak saja!" Wendy memutar tubuhnya kemudian berjalan masuk namun Jaehyun tiba-tiba berkata, "Kenapa kau bilang begitu?"

Wendy termenung dengan pertanyaan itu lalu memutar kembali tubuhnya. "Apa ada yang salah dengan ucapanku?"

"Kenapa kau begitu yakin aku tidak akan punya anak denganmu padahal kita sudah resmi menikah?"

Pertanyaan Jaehyun membuat hati Wendy berdebar karena emosi. Pria mana yang malamnya bercinta dengan wanita lain kemudian keesokan harinya memporak-porandakan hati istrinya—yang bahkan tidak ia cintai—dengan kalimat-kalimat manis? Apalagi membahas soal hal sensitif seperti anak. Seakan-akan pernikahan mereka akan permanen.

"Kau yang mengatakan pernikahan ini hanyalah pernikahan kontrak. Lalu sekarang kau marah karena aku bilang kita tidak akan punya anak?" Tanya Wendy dengan santai. Padahal dirinya sangat ingin mengamuk sambil menjerit.

"Kau waras? Tidurlah. Mungkin besok pagi otakmu membaik." Ujar Wendy sambil berlalu masuk ke dalam rumah meninggalkan Jaehyun yang skakmat dengan ucapannya.

...

Sudah hampir berjalan 3 bulan pernikahan tersebut mereka jalani bersama. Selama itu pula Wendy pura-pura tidak tau tentang hubungan antara Jaehyun dan Naeun padahal setidaknya ada seminggu sekali mereka bercinta di kamar pengantin.

Siang itu kebetulan Wendy makan siang sendirian si kantin karena teman-temannya yang lain punya jadwal kerja tersendiri sehingga mereka tidak bisa makan siang bersama.

"Boleh aku duduk disini?" Tanya Johnny dengan senyum lebarnya. "Kau seperti orang lain saja. Duduk!" Jawab Wendy dengan senang hati. "Kau makan siang sendiri? Jaehyun mana?" Tanyanya.

"Dia ada perlu dengan komandan sepertinya. Sibuk sekali memang." Padahal Wendy tidak tau Jaehyun kemana dan tidak pernah mau tau. "Iya dia memang sangat sibuk. Wan, jika kau perlu sesuatu hubungi saja aku. Aku mengatakan ini karena Jaehyun tipe anggota militer yang super sibuk. Aku jadi sering khawatir padamu."

"Khawatir bagaimana maksudmu? Aku baik-baik saja!" Ujar Wendy. "3 bulan menikah tapi kalian tidak seperti pengantin baru. Kalian jarang sekali bermesraan sekalipun bertemu di kantor atau di tempat bebas lainnya. Apa kalian baik-baik saja?"

Wendy terkejut dengan kepekaan Johnny. Ia terbiasa hidup dengan seseorang seperti Jaehyun yang bahkan menanyakan sudah makan apa belum saja tidak pernah, lalu kini tiba-tiba ada Johnny yang menyadari segala kejanggalan diantar pernikahan mereka. A whole new world.

"Kami baik-baik saja John, kau tidak usah khawatir. Memang dasar Jaehyun orangnya lempeng dan tidak ekspresif saja, jadi caranya mencurahkan kasih sayang tidak terlihat ㅋㅋㅋ" Bela Wendy sambil tertawa namun Johnny tidak ikut tertawa dan malah mengunyah makanan sambil menatapnya lekat-lekat.

Wendy yang menyadari ditatap seperti itu, akhirnya berhenti tertawa kemudian berbisik. "Apa sejelas itu?" Tanyanya. "Kan. Sudah kuduga. Ada apa sebenarnya kalian ini? Aku sudah menyadarinya sejak awal. Aku tidak mungkin bertanya pada Rose karena itu urusan rumah tangga orang!"

Wendy menghela nafas panjang. "Ceritanya panjang. Nanti aku ceritakan lewat chat saja, tidak enak jika disini takut terdengar orang lain. Memangnya kenapa kau sampai bisa menyadarinya?"

"Karena perlakuan Jaehyun padamu, itu berbeda dengan perlakuannya pada Naeun, Seungwan." Baiklah, mendengar apa yang Johnny katakan, Wendy jadi penasaran dengan banyak hal terutama karena Johnny berteman dengan Jaehyun jauh lebih lama daripada dengannya.

"Beda bagaimana? Mereka kan hanya bersahabat." Wendy pura-pura polos dan tidak tau apa-apa. "Kau tidak risih ketika Naeun hampir setiap hari main ke rumahmu dan Jaehyun? Tolong katakan risih karena jika tidak itu artinya kau juga bermasalah disini."

Wendy hanya bisa tersenyum penuh arti dan Johnny langsung mengerti dengan senyuman itu. "Bagus, karena itu yang seharusnya kau rasakan. Aku tidak tau ada apa dengan pernikahan kalian berdua, tapi aku mohon jangan biarkan Jaehyun begini. Bagaimanapun kalian sudah menikah. Dia tidak boleh begitu padamu Wan."

"Tidak boleh bagaimana? Ish! Jelaskan! Aku tidak paham!" Tanya Wendy lagi, masih berpura-pura tidak paham. "Mengundang wanita lain ke tengah pernikahan kalian sekalipun kalian bermasalah! Wendy, mereka itu sudah menjalin hubungan sejak SMA! Apa kau tidak tau sama sekali!?"

Wendy menutup mulut Johnny karena berbicara terlalu keras. "Shh!" Omelnya lalu Johnny langsung meminta maaf setelah menyadari bahwa suaranya terlalu keras tadi. "Kau, berhutang penjelasan padaku. Aku tak mau tau tapi kita harus bertemu diluar jam kerja untuk memperjelas semuanya."

"Oh! Dan aku tidak mau pembahasan ini dilakukan dibelakang Rose! Ajak saja dia jika kau mau karena dia sudah tau lebih dulu dari sebelum aku menikah." Wendy tidak mau terlihat mengusik hubungan cinta Johnny dan Rose kemudian membuat berita-berita miring di kalangan teman-teman militernya jika mereka berdua terlihat sering bersama.

"Ya sudah pulang kantor kau ku antar saja! Kita ngobrol dulu di kafe manapun yang kau mau supaya cepat selesai. Aku tak tahan menahan semua informasi ini karena aku merasa ganjil. Aku tak bisa tidur dengan tenang." Johnny terlihat sangat tidak menyukai drama rumah tangga ini, tapi disisi lain ia ingin melindungi Wendy juga Jaehyun.

"Asalkan Jaehyun tidak tau maka semuanya aman." Jawab Wendy menyetujui ajakan Johnny hari itu. "Rose akan ikut jadi kau tenang saja. Aku tidak sedang modus padamu." Ucap Johnny.

"Aku bahkan tidak berpikir kau sedang modus padaku, kenapa kau percaya diri sekali? Menjijikan."

...



Halaw readersku zeyenk~
Aku menyadari ada beberapa readers baruuu. TENANG! Readers disini rata2 sama2 bobrok kyk penulisnya! Biasanya kolom komentar akan rame selayaknya group chat🥰😗

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang