Naeun adalah sahabat dekat Jaehyun sejak SMA. Jaehyun sudah menaruh hati padanya sejak lama, tapi Naeun memang pernah menolaknya karena Naeun tidak pernah memandang Jaehyun lebih dari sekedar sahabat. Bahkan hingga sekarang.
Wendy kenal pada Naeun di hari dimana lamaran antara dirinya dan Jaehyun diadakan. Bukan Jaehyun yang mengenalkan, Naeun sendiri yang berinisiatif untuk mencari sosok Wendy dan berharap dapat berhubungan baik sebagai sahabat. Seperti dirinya dengan Jaehyun.
Hubungan antara Naeun dengan mereka sangatlah baik, Wendy tidak pernah menyalahkan Naeun di situasi ini. Karena Jaehyun dan dirinyalah yang mempunyai ketegangan pribadi.
Wendy bergabung makan malam—kelewat malam—dengan Naeun dan Jaehyun. Naeun tersenyum canggung diantara Jaehyun dan Wendy yang kebetulan duduk berseberangan. "Bagaimana rasanya?" Tanya Naeun.
Wendy mengunyah sebentar kemudian menganggukan kepalanya semangat. "Sangat enak! Makananmu tidak pernah tidak enak dan kau tau itu." Puji Wendy dengan jujur. "Benarkah!? Kau tidak sedang berbohong dan mencoba membuatku senang saja kan?"
"Aku serius. Ini benar-benar enak. Lain kali ajari aku memasak pasta!" Pinta Wendy. "Tentu! Sebagai gantinya kau ajari aku memasak makanan rumah. Karena aku tidak bisa memasak masakan tradisional Korea. Masakan rumahmu terbaik Wan, aku masih bisa ingat rasa sup tahu yang kau buat tempo hari hingga sekarang."
Wendy terkekeh ketika Naeun memberinya dua jempol dengan mata melebar. "Ini sudah terlalu malam, apa sebaiknya kau menginap saja?" Tawar Jaehyun pada Naeun, terlihat jelas dirinya khawatir. Beda sekali dengan perlakuannya pada Wendy.
"Eiy~ tidak apa-apa. Aku tidak mau mengganggu minggu bulan madu pengantin baru. Lagipula rumahku kan tidak jauh. Kau tenang saja!" Tolak Naeun. "Kalau begitu biar aku antar pulang-"
"Ish! Sudah kau dirumah saja! Istrimu baru saja pulang kerja lembur, kau malah berkeliaran! Bagaimana sih!" Omel Naeun. Wendy dengan berat hati berkata. "Aku tidak mau kau pulang malam sendirian, biar Jaehyun mengantarmu pulang. Aku mohon~ ya?" Bujuk Wendy.
"Jika kau menolak itu artinya kau menginap disini. Suka tidak suka kau harus-"
"Iya! Iya! Ya tuhan! Kalian ini heboh sekali! Baiklah! Jaehyun boleh mengantarku pulang tapi dengan satu syarat."Jaehyun dan Wendy menatap Naeun was-was. "Wendy juga harus ikut mengantarku pulang."
...
"Terima kasih sudah mengantarku pulang! Hati-hati dijalan!" Naeun turun dari jok belakang pamit pada Jaehyun dan Wendy yang tersenyum ke arahnya. Pukul sudah menunjukan jam 12 malam, jadi memang sudah larut. Keputusan Wendy untuk mengantarnya pulang itu sudah keputusan paling tepat.
Ia tidak peduli dengan Jaehyun, yang penting Naeun pulang ke apartemennya dengan aman. Setelah Naeun turun, keadaan antara Jaehyun dan Wendy menjadi tegang dan canggung.
Wendy yang enggan dekat-dekat dengan Jaehyun, memilih untuk menempel pada pintu mobil kemudian memejamkan matanya. Hari ini, hari pertama dirinya menjadi seorang istri dari Jung Jaehyun, adalah hari paling melelahkan di sepanjang hidupnya.
Jaehyun sendiri terlihat tidak berniat untuk mengatakan apapun, menyapa saja tidak, apalagi maaf. "Kau pulang dengan siapa tadi?" Akhirnya Jaehyun menurunkan segala egonya karena rasa keingintahuannya.
Wendy tidak menjawab. Jaehyun menoleh sebentar kemudian kembali bertanya. "Kau pulang dengan siapa tadi Wan?" Lagi-lagi Wendy tidak menjawab. "Naik bus?" Jaehyun masih bertanya.
"Aku tau kau tidak tidur Seungwan. Tadi kau pulang dengan siap-"
"Jennie. Puas kau?"Wendy menjawab sinis. Jaehyun akhirnya diam mendengar nada bicara Wendy yang terdengar sangat dingin. Alasan kenapa Jaehyun tiba-tiba menanyakan hal tersebut, karena dirinya baru ingat kalau Wendy paling tidak bisa pulang malam sendirian.
Mau itu di tempat ramai, apalagi tempat sepi, dirinya tidak akan mau pulang sendirian. Karena dulu Wendy sempat menjadi korban penculikan ketika dirinya berusia 12 tahun saat pulang les piano. Tepatnya pukul 9 malam. Dirinya disekap selama 1 bulan lamanya di dalam bunker atau ruang bawah tanah yang sempit dan gelap dengan kadar oksigen minim.
Wendy sempat tidak bisa mengenali kedua orang tuanya selama 2 minggu, sebelum akhirnya dirinya melewati sesi kounseling juga perawatan intensif dari rumah sakit. Traumanya kadang masih sering muncul di usianya yang sekarang, 22 tahun. Dan Jaehyun benar-benar merasa bersalah.
Jaehyun terlalu fokus pada fakta Naeun ingin berkunjung ke rumahnya, sampai-sampai ia lupa kalau dirinya sudah menikah dan wanita yang ia nikahinya ini, ia tinggal begitu saja tanpa pemberitahuan apapun.
Dirinya hanya bisa terdiam karena tau jika ia meminta maaf pun, Wendy tak akan mau dengar.
...
Keesokan harinya Wendy turun dengan seragam lengkap dan mendapati Jaehyun yang sudah bersender di mobil menunggunya supaya dapat berangkat ke pangkalan militer bersama.
"Sudah siap?" Tanyanya. Wendy tak menjawab dan memilih untuk langsung masuk ke dalam mobil meninggalkan Jaehyun diluar berbicara sendirian. "Ok. Kuanggap itu siap."
Selama perjalanan, lagi-lagi suasana hening dan canggung. Jaehyun dengan rasa bersalahnya, kembali membuka percakapan. "Hari ini agendamu apa?" Tanyanya. Wendy tidak menjawab. "Wan-"
"Latihan tembak, menemani atasan mengecek lokasi menyelam, lalu diam di kantor." Jawab Wendy dengan cepat. "Kau tidak ada jadwal panjat tebing dengan Pak Minho?" Tanya Jaehyun. "Tidak." Jawab Wendy dengan singkat. Membuat Jaehyun skakmat dan bingung harus berbicara apa lagi.
"Aku juga ada latihan tembak hari ini. Mungkin nanti kita berlatih bersama." Ujar Jaehyun tiba-tiba. Wendy untuk kesekian kalinya tidak mengatakan apapun. "Apa kau... marah padaku?"
"Tidak." Jawab Wendy cepat. "Lalu kenapa kau mendiamiku dari semalam?" Kali ini Wendy menoleh ke arah Jaehyun. "Sejak kapan memangnya kita berbincang?" Lagi-lagi Jaehyun skakmat. "M-Maksudku diammu berbeda dari biasanya-"
"Lalu lantas kau bertanya padaku? Begitu? Kenapa aku diam? Padahal biasanya aku memang diam?" Untuk kesekian kalinya, Wendy membuat Jaehyun terdiam tidak dapat menjawab. "Diam dan menyetir. Berhenti menggangguku."
Jaehyun menarik nafas dalam-dalam. "Aku minta maaf soal kemarin." Jaehyun menikahi wanita yang keras kepala. Terlebih karena Wendy tipe orang yang jika sudah tidak suka pada orang, maka dirinya tidak akan ragu untuk menunjukannya secara terang-terangan.
Lagi-lagi Wendy diam. "Aku minta maaf karena aku lupa kalau kau masih di kantor. Kenapa kau tidak meneleponku? Aku bisa menjemputmu." Wendy masih diam. "Seungwan, hey. Aku minta maaf."
"Simpan maafmu itu. Bicaralah pada dirimu sendiri. Aku sedang berusaha bertahan hidup saat ini jadi jangan ganggu aku."
"Aku tulus minta maaf Wan, aku benar-benar menyesal-"
"Oh lihatlah. Kata maaf dari seorang pria yang pulang dengan wanita lain ke rumah baru dimana sang istri pulang sendirian malam-malam? Apa kau mendengar apa yang kau katakan Jung?"Wendy terlihat menahan tangis dengan sekuat tenaga. "Berhenti minta maaf hanya karena kau merasa bersalah... hentikan itu. Bajingan egois." Umpat Wendy dengan suara bergetar, meninggalkan Jaehyun yang termenung mendengar apa yang baru saja ia katakan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married ✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] ; Dua anggota militer yang terpaksa menikah karena wasiat terakhir mendiang ibu mereka, melewati banyak drama pernikahan yang dingin. Apa saja yang membuat mereka bersatu?