Chapter 19

1.2K 214 19
                                    

"Bagaimana caranya kau membuka celanamu sendiri?" Tanya Jaehyun dari balik pintu kamar mandi setelah mendudukan Wendy ke atas kloset dengan aman. "Ya... tinggal dibuka!" Jawaban Wendy membuat Jaehyun tertawa.

"Tidak sakit ketika merunduk?" Tanyanya lagi. "Aku tidak merunduk lama, aku memperkerjakan kakiku. Kenapa? Kau mau melepasnya untukku lain kali?" Wendy tersenyum jahil dari dalam kamar mandi.

...

"Dasar nakal." Jawab Jaehyun terdengar malu dengan pertanyaan Wendy. "Habisnya banyak bertanya."

Wendy mengenakan kembali celananya dengan susah payah kemudian memanggil Jaehyun untuk menjemputnya supaya dapat kembali duduk di kursi rodanya. "Aku sudah selesai!"

Jaehyun masuk dan langsung merentangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Wendy kemudian menggiringnya perlahan ke arah kursi roda. Mereka kembali menuju kasur, dan ketika Wendy berhasil berbaring, Wendy berkata, "Jaehyun, apa kau bisa mengganti perbanku?"

Jaehyun terlihat terkejut karena ia belum pernah mengganti perban sebelumnya. Wendy sendiri belum pernah mengganti perban miliknya di rumah, ia masih mengenakan perban yang dipasang oleh pihak rumah sakit tapi memang harus diganti 3 hari sekali untuk menghindari infeksi akibat lembab.

"A-Aku tidak tau... haruskah aku coba?" Tanyanya panik. Wendy menganggukan kepalanya. "Aku sempat memperhatikan dokter ketika memasangnya. Beliau juga menjelaskan stepnya padaku, jadi kita coba saja."

"Kau wajib cuci tangan dulu menggunakan sabun. Lalu pakai sarung tangan karet ini ketika melepas dan memasang perban baru." Ucap Wendy. Jaehyun menurut lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tanganya.

Setelah itu Jaehyun mulai mengenakan sarung tangan karet, ia menyiapkan semangkuk air hangat juga kapas untuk membasahi lem perban yang menempel pada kulit juga beberapa yang menempel pada luka jahit Wendy.

"Aku baru melihatnya secara dekat... lukanya melintang dari dadamu?" Tanya Jaehyun khawatir setelah melihat seberapa parah luka yang Wendy miliki akibat misi evakuasi tempo hari. "Iya, dari dada kiri melintang ke perut kanan..."

Jaehyun menyadari pinggang Wendy yang sangat ramping dan berotot. Ia dapat melihat abs yang sedikit muncul ketika Wendy bergerak atau bernafas. Jaehyun akui walau Wendy punya tubuh kecil, tapi tubuhnya memang menawan.

Disisi lain ada Wendy masih terlalu malu untuk menunjukan letak luka di dadanya walau seluruh dada hingga perut terlilit perban yang terpisah, tapi tetap saja. Jadi ia hanya mengangkat piyamanya hingga batas bawah dada.

"Yang di dada tidak sedalam yang perutkan?" Tanya Jaehyun lagi. "Tadi kau bertanya soal caraku membuka celana, sekarang kau bertanya soal dadaku, apa kau sedang bernafsu- AW!"

Jaehyun menyentil kening Wendy dengan gemas. "Aku bertanya karena khawatir astaga! Bisa-bisanya terpikir kesana! Aku serius!" Omel Jaehyun. "Aku kan cuman bercanda Jaehyuuuuuun ㅠ.ㅠ Ah! Tidak akan bercanda lagi denganmu!"

"Waktu becandamu sering tidak tepat! Makanya orang sering salah paham! Ish!" Jaehyun sudah bersiap akan menyentil kembali kening Wendy namun ia urungkan karena ia harus kembali fokus mengganti perban di perut Wendy yang memang terasa lembab.

Jaehyun berhasil melepas perbannya kemudian membuangnya ke kantung plastik yang telah ia sediakan di lantai. "Lalu? Setelah ini aku harus apa?"

"Ambil kain kasa, potong secukupnya kemudian celupkan ke cairan infus garam yang itu." Tunjuk Wendy pada botol cairan infus garam yang kebetulan memang disediakan langsung oleh rumah sakit untuk dibawa pulang. "Bersihkan disekitaran luka jahitku pelan-pelan,"

We Got Married ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang