x 18 x

1.8K 262 31
                                    

Di sini lah mereka berada. Di UKS lebih tepatnya. Sasuke yang baru saja membersihkan luka-luka cakaran di lengan dan juga leher gadis itu kini menumpukkan kedua tangannya di samping sisi kanan dan kiri tubuh Sakura yang duduk di tepi brangkar.

"Sehari saja kau tidak membuat masalah, bisa?" ucap Sasuke dengan tatapan dalam dan nada yang lembut.

"Sehari saja jika aku membuat masalah, jangan menyalahkan ku, bisa?" balas Sakura pelan.

Ternyata persepsi nya salah. Ia kira Sasuke akan percaya padanya namun ternyata ujung-ujungnya akan menyalahkannya juga. Sikapnya saja yang berubah, tidak dengan pikiran Sasuke yang selalu menanamkan prinsip 'Di situ ada masalah, di situ Sakura berada'.

Seolah-olah Sakura selalu terlibat dalam setiap masalah yang ada. Atau biang masalah bahasa kasarnya.

Sebelah tangan Sasuke terangkat untuk menyelipkan surai merah muda Sakura ke belakang telinga.

"Aku tidak menyalahkan mu,"

"Aku terlibat masalah bukan berarti aku yang membuat masalah itu, Sasuke. Salah jika aku membela diriku sendiri? Salah jika aku melawan? Aku memang selalu salah di matamu, tapi setidaknya kau bisakan berpura-pura untuk tidak menyalahkan ku saat aku bersama mu? Bisa kan?" ungkap Sakura dengan mata yang berkaca-kaca dan suara yang tercekat.

"Aku hanya tidak ingin kau bertengkar,"

"Aku tidak bertengkar jika Matsuri tidak memancingku,"

"Dan terluka seperti ini?" tatapan Sasuke menajam ketika menanyakannya.

Sakura terdiam sejenak. Ia mendorong bahu Sasuke agar jarak di antara mereka tidak terlalu dekat.

"Pergi, aku ingin sendiri," ucap Sakura setelahnya.

"Jangan hanya karena ini kau marah,"

"Memangnya kau peduli kalau aku marah?"

"Iya,"

Sakura membuang pandangannya seraya mengusap sudut matanya yang berair.

"Kau bohong," gumam Sakura pelan.

Sasuke menatap gadis di hadapannya lamat-lamat. Mereka berdua terdiam sampai suara lirih Sakura memecahkan keheningan.

"Kau peduli pada ku?" tanya gadis itu tanpa menatap pemuda di hadapannya.

Sasuke tersenyum tipis. Ia kembali menumpukan kedua tangannya di kedua sisi tubuh Sakura.

"Kau mau bukti?" tanya Sasuke menatap lekat kedua bola mata di hadapannya yang kini juga menatapnya.

Sakura mengangguk.

"Tapi apa kau juga percaya padaku?" tanya Sakura kemudian.

Sasuke terdiam. Hal itu membuat Sakura kembali menunduk.

"Kau mau peduli padaku tanpa ada rasa percaya?" tanya Sakura dengan tatapan sendu. Ia mendorong kembali bahu Sasuke dan turun dari atas brangkas.

Sakura menatap Sasuke lekat, "Percuma kau peduli tapi tidak percaya padaku. Kau hanya akan mengecewakan ku," lirih Sakura dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

"Aku akan percaya,"

"Kapan? Kapan kau akan mulai percaya padaku?"

"Aku hanya takut. Aku takut aku yang berubah," Sakura berhasil meloloskan satu air matanya.

"Kalau begitu jangan berubah," sahut Sasuke tulus. Ia menatap lekat gadis di hadapannya, tangannya terangkat untuk menyeka air mata Sakura.

"Jangan pernah berubah apapun keadaannya. Tetap seperti ini," ucap Sasuke rendah. Ia menarik Sakura ke dalam pelukannya.

MIRROR OURSELVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang