x 11 x

1.8K 245 30
                                    

"Nunggu siapa?"

Sakira menoleh ketika mendengar nada ketus dari Sakura.

"Gara,"

Sakura heran, dari jam 6 pagi Sakira sudah berada di teras dengan alasan ia menung Bugu seseorang dan janji mau menjemput nya jam 6. Namun saat ia keluar di jam 7, Sakira belum juga di jemput. Padahal gerbang sekolah di tutup jam 7.20, walaupun bel masuk di bunyikan di jam 7 tepat tapi masih banyak murid yang datang setelah bel di bunyikan.

"Pacar?"

Sakira mengangguk dengan semangat.

"Kau mau berangkat sekarang, Sakura?"

"Ya iyalah, kau pikir ini jam berapa?!"

Setelah mengatakannya, Sakura hendak meninggalkan Sakira namun ia kembali berbalik dan menatap kembarannya tajam.

"Ingat, apa pantas seorang anggota OSIS telat? Bye!

Sakura berbalik dan memasuki mobilnya. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sebelum ia meninggalkan gerbang rumahnya,  Sakura menatap di spion nya dan tampak wajah Sakira yang panik.

Gadis itu kembali fokus ke jalanan, ia sempat ingat jika Sakira pernah sedikit bercerita jika mempunyai kekasih. Dan apa kekasih Sakira pindah? Karena seingatnya, bukankah mereka LDR semenjak Sakira pulang?

Entahlah. Kenapa juga ia harus repot-repot memikirkan kembaran menyebalkan nya?

Setelah sampai di sekolahan, Sakura menatap jam besar yang terdapat di bagian atas depan sekolahan. Dua menit lagi gerbang akan di tutup. Ia berdiri di tangga depan lobby seraya bersedekap dada dengan pandangan lurus menatap gerbang yang hampir di tutup.

Fix, Sakira benar-benar telat.

Tuk!

"Aw!"

Sakura menyentuh kepalanya yang baru saja di pukul pelan menggunakan gulungan kertas. Gadis itu berbalik dan hendak memarahi siapa gerangan.

"Kau tidak tau kelas sudah masuk?" tanya Sasuke tajam.

"Iya tau," balas Sakura yang masih mengusap kepala nya. Memang sih tidak sakit. Tapi apa salahnya mencari kesempatan kan?

Namun Sakura menatap pemuda di samping Sasuke yang sedang tertawa kecil.

"Kau sedang patroli Sasuke?" tanya Sakura mengabaikan Sai.

Bukannya menjawab pertanyaan tersebut, Sasuke meninggalkan Sakura begitu saja. Membuat gadis itu memanyunkan bibirnya.

"Kenapa kau ketawa?!" tanyanya menatap Sai kesal.

"Ada yang patah tapi bukan penggaris," ucap Sai diselingi tawa menyebalkan menurut Sakura.

"Kau!"

Sakura berniat memukul Sai saking kesalnya. Ia menaiki satu tangga agar lebih leluasa memukul pemuda itu. Namun Tuhan tidak berpihak pada orang yang hendak berbuat jahat kan? Saat Sakura hendak melangkah, kakinya yang terburu-buru tidak menapak di pijakan tangga dengan sempurna.

Membuat tubuhnya oleng kebelakang. Jika saja Sai tidak melingkarkan lengannya di pinggang Sakura dengan cepat. Sudah dapat dipastikan jika Sakura akan masuk rumah sakit dengan luka fatal.

Sai memeluk Sakura ketika gadis itu hendak terjatuh. Keduanya saling bertatapan dengan jarak dekat.

Tuk!

"Aw!"

Sakura segera melepaskan pelukannya dan berdiri tegak satu tangga di bawah Sai. Ia menatap Sasuke yang berdiri dua tangga di atasnya. Pemuda itu baru saja memukul kepala Sai menggunakan gulungan kertas yang ia pegang.

MIRROR OURSELVESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang