Sakura terbangun pukul 5 pagi. Gadis itu menuruni tangga dengan hati-hati karena ia masih berada dalam kondisi mengantuk. Ia melangkah menuju pantry dan mengambil air dingin dari dalam kulkas.
"Mamah!"
Teriaknya yang bermaksud memanggil Mebuki. Karena jarang sekali jika wanita itu belum bangun di jam segini.
Mendengar suara mobil di halaman rumah membuat Sakura mengernyitkan dahinya. Membuang rasa penasarannya, ia bangkit dan berjalan menuju pintu keluar namun langkahnya terhenti ketika pintu terbuka dan menampilkan Sakira yang juga menatapnya.
"Darimana?" tanya gadis itu dengan nada sinis.
"Kau sudah-"
"Aku tidak menyuruh mu untuk bertanya. Aku tanya kau dari mana?" potong Sakura cepat dan tajam. Ia berjalan untuk lebih dekat dengan Sakira yang masih berada di depan pintu.
"Aku dari bandara-"
"Siapa yang pergi?" lagi-lagi ia kembali memotong ucapan Sakira dengan cepat.
"Papah mamah kan berangkat hari ini-"
Brakk
Ucapan Sakira terpotong karena tiba-tiba Sakura mendorong gadis itu sehingga mengakibatkan punggung Sakira membentur pintu.
"Sa-"
"Mau mu apasih Sakira? Kau sengaja kan tidak membangunkan ku agar aku tidak bisa mengantarkan Papah sama Mamah? Biar hanya kau yang di cap perhatian? Iya?!"
Sakira menggeleng cepat ketika mendengar tuduhan saudaranya.
"Aku sudah membangunkan mu tapi kau lama sekali bangunnya. Papah sama mamah keburu check out,"
"Alasan!"
Sakura berbalik dan hendak melangkah pergi, namun cekalan di lengannya membuat Sakura kembali menatap Sakira dengan tajam.
"Oke aku minta maaf kalau kau berpikir seperti itu. Tapi aku tidak ada niatan untuk mendapatkan seluruh perhatian Papah Mamah, Sakura," ucap Sakira dengan hati-hati.
Sakura menyentak tangan Sakira dengan kasar. Gadis itu menatap tajam tepat di kedua bola mata milik kembarannya.
"Pasang telinga baik-baik, jadi dengar, jangan pernah berbicara pada ku dan jangan sok menjadi orang paling mengerti tentang ku. Aku tidak akan menyangkal kalau kita saudara kembar. Kita sama tapi di sisi lain kita beda,"
Sakira menatap Sakura dengan mata yang berkaca-kaca.
"Berhenti mencampuri segala urusanku," lanjut Sakura yang kemudian berbalik meninggalkan saudara kembarnya yang mulai menitikkan air mata.
"Aku mohon berhenti bersikap seolah aku yang salah di sini, Sakura,"
Langkah kaki Sakura terhenti ketika mendengar suara Sakira yang terdengar bergetar.
"Alasanmu menyalahkan ku apa karena Papah dan Mamah selalu memperhatikanku? Kau salah Sakura, mereka juga memperhatikanmu asal kau tahu. Tidak ada orang tua yang bersikap tidak adil kepada anak mereka apa lagi kita kembar. Kau salah jika kau cemburu padaku," sambung Sakira yang berusaha menahan tangisnya.
"Tau apa kau tentang perasaanku? Dan apa kau bilang tadi? Cemburu?" Sakura mengepalkan kedua tangannya
"Ya! Aku cemburu! Puas! Kau memang perusak Sakira! Kau perusakk!" bentak Sakura yang segera berlari menaiki tangga.
Sedangkan Sakira, ia menunduk dan meremas surainya dengan tatapan kosong. Ia yakin jika kembarannya akan semakin membencinya.
Apa ia salah bicara?