"Kak" ucap lisa yang tiba-tiba masuk ke kamar soya dan memanggil soya.
Soya yang sedang menonton film di laptop nya menoleh sekilas menatap lisa yang berjalan tengah berjalan kearahnya.
"Kakak" ucap lisa yang tiba-tiba memeluk tubuh soya.
Soya terkejut yang dipeluk lisa dengan tiba-tiba, soya menghentikan filmnya dan menutup laptopnya lalu mengelus kepala lisa pelan.
"Kenapa" ucap soya lembut.
Soya masih saja mengusap punggung dan kepala lisa membuat lisa menenggelamkan wajahnya di dada soya.
"Menurut kaka dia gimana?" ucap lisa membuat soya bingung.
"Siapa?"
"Jennie" ucap lisa, soya tersenyum manis.
"Jennie cewek baik, cantik, pinter, ramah dan masih banyak lagi" ucap soya.
Lisa mengangkat wajahnya menatap soya, berkedip dengan wajah polos lalu mengangguk setuju.
"Kenapa tanya?" ucap soya, lisa menggeleng.
"Ka.. " soya berdeham mendengar lisa memanggilnya.
"Kalo seandainya adek kakak ini suka sama orang, kaka bakal ngapain?" ucap lisa.
"Ga ngapa-ngapain, tapi jangan sampai lo suka cewek yang aneh-aneh, gue tabok lu" ucap soya.
"Gimana mau tau dia aneh atau ga?" ucap lisa.
Soya tersenyum menatap lisa, membuat lisa mengerutkan keningnya.
"Kalo dia nerima lo apa adanya itu artinya dia tulus, kalo dia nerima lo karena ada apanya itu artinya dia cuma pengen sesuatu dari lo, sesuatu entah itu harta atau hal lainnya" ucap soya.
Lisa mengangguk mengerti.
Lisa tersenyum menatap kakaknya itu, tapi senyumannya langsung luntur mendengar kakaknya melontarkan sebuah pertanyaan.
"Lo kenapa nanya begituan" ucap soya heran.
"Ga papa" ucap lisa enteng, soya mengangguk paham.
"Lo suka siapa?" ucap soya menatap lisa serius, lisa menggeleng dengan santai membuat soya semakin menatap lisa curiga.
"Kak, kalo gue ajak jennie temenan, menurut lo gimana?" ucap lisa.
"Dia pasti mau, emang temen lo yang lama kenapa?" ucap soya.
"Gue bosen temen gue itu-itu mulu, pengen cari yang baru" ucap lisa.
"Lo suka siapa? Lo belum jawab pertanyaan gue" ucap soya.
Lisa berpose dengan tangan kanan yang berada di dagunya, berpikir, dengan senyum yang menurut soya menyebalkan.
"Oh itu, ada lah.. tapi rahasia" ucap lisa menaik-turunkan alisnya menatap soya, soya mendengus.
Soya mendekati lisa lalu menggelitiki lisa membuat lisa tak tahan untuk tertawa keras.
"Ahahahaha!!! kakak udah.. ahahaha!!" ucap lisa sambil meronta-ronta.
"Kasih tau gak, ayo kasih tau gue" ucap soya ikut tertawa dengan tangan yang tetap menggelitiki lisa.
"Hahaha!! udah kak! Haha!!" lisa tak henti-hentinya tertawa geli.
Soya tertawa lalu berhenti menggelitiki lisa, soya memeluk tubuh lisa yang terkapar lelah dengan tawa yang masih belum berhenti diwajahnya.
Lisa membalas pelukan soya lalu mendongak menatap soya, saling menatap dengan soya lalu tawa mereka lepas.
"HAHAHA!!"
Lisa menduselkan wajahnya ke dada soya, menghirup aroma tubuh soya yang wangi.
"Lo belum jawab pertanyaan gue loh, lo lagi suka sama siapa?" ucap soya sambil mengelus rambut lisa.
"Kak yiren" ucap lisa, lantas soya melotot terkejut.
Soya menarik tubuh lisa yang tengah memeluknya untuk ia tatap wajahnya.
"Hah! Lo serius suka yiren?" ucap soya dengan wajah serius, lisa mengangguk kemudian kembali memeluk tubuh soya.
"Sejak kapan?" ucap soya.
"Udah lama, tapi gue nya aja yang ga berani ngomong ke elo" ucap lisa.
"Kenapa bisa suka?" ucap soya.
"Kak yiren cantik, suaranya lembut, baik sama gue, pinter masak juga" ucap lisa, soya mengerutkan keningnya mendengar kata terakhir lisa.
"Pinter masak?"
"Iya, kak yiren kadang ke kelas gue kasih gue bekal masakan dia sendiri" ucap lisa, soya hanya diam mendengar.
________________
Hari ini lisa sudah diperbolehkan masuk sekolah, kakinya juga sudah terlihat lebih baik walaupun berjalannya masih sedikit tertatih.
Banyak teman-teman lisa menatap lisa berjalan dengan soya yang menuntunnya disamping.
Hampir sampai dikelas lisa, langkah lisa dan soya terhenti akan sapaan seseorang.
"Hai li, hai soya"
"Hai ka yiren, hai ren" ucap lisa dan soya bersamaan.
Perempuan bernama yiren itu menatap kaki lisa sebentar lalu bergegas membantu lisa, memegang lengan lisa dengan lembut untuk mengantar ke kelas, soya hanya diam dan kembali melanjutkan jalannya.
"Aku ga tau kalo hari ini kamu udah masuk, jadinya aku ga bikin bekal buat kamu, maaf ya" ucap yiren kepada lisa.
"Ga papa" ucap lisa santai.
Mereka sampai didepan kelas lisa, lisa menarik kembali lengannya yang dari tadi soya rangkul, lalu berjalan masuk kedalam kelas.
Soya dan yiren masih berdiri didepan kelas lisa menatap lisa yang berjalan tertatih menuju mejanya.
"Yiren" ucap soya memanggil.
Yiren yang tengah menatap lisa langsung mengalihkan pandangannya ke soya.
"Lo suka sama lisa?" ucap soya santai.
Yiren membelalakkan matanya terkejut namun setelahnya kembali menatap soya dengan tatapan biasanya.
"Iya" ucap yiren membuat soya mengangguk pelan.
"Adek gue juga suka tuh" ucap soya enteng.
Sungguh jika lisa mendengar ucapan kakaknya ini, ia pasti akan mengumpat kakaknya habis-habisan.
"Kamu serius so?" ucap yiren dengan tatapan penuh harapan, soya mengangguk.
Yiren tersenyum manis, wajahnya yang sangat cantik nan terlihat lugu membuat orang-orang gemas menatapnya.
"Ga usah senyum ya lo, gue tabok lu" ucap soya meringis menatap temannya itu tengah senyum-senyum sendiri.
Yiren semakin melebarkan senyumannya membuat soya mendengus lalu pergi meninggalkan temannya itu.
"Soya tunggu" ucap yiren mengejar soya yang sudah berjalan cukup jauh.
Soya menggeleng beberapa kali mendengar yiren terus memanggilnya, soya semakin mempercepat langkahnya.
Sedangkan yiren masih saja mengejar soya, meneriaki nama temannya itu dengan senyum yang menghiasi wajahnya membuat ia menjadi pusat perhatian.
- TBC -
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS
RandomMenjadi lebih baik tak pernah terlintas di pikiran Lisa, ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri. "Gue gak paham kenapa pada pengen gue berubah lebih baik, termasuk lo, lo nerima gue itu artinya lo nerima apa yang ada di diri gue" Membuat orang yang...