20 - Childhood Friend

197 22 18
                                    

Sekembalinya Nella, ia berpapasan dengan Kalvin yang tengah sibuk mencarinya. Kalvin yang melihat keberadaan Edric jadi melemparkan tatapan bertanya pada Nella. Berakhir dengan Edric, Kalvin dan Nella yang berjalan beriringan menuju rumahnya.

Ares dan Iris yang melihat kedatangan Nella langsung memarahinya. Bagaimana tidak, dengan jelas gadis itu mengatakan ingin pergi dari dunia ini dan meninggalkan keluarga kecilnya yang bahagia. Ditambah dengan keterkejutan keduanya melihat pemuda asing yang ikut bersama anak-anaknya. Setelah Iris tahu bahwa pemuda itu adalah Edric, membuatnya berkali-kali mengucapkan kata maaf yang tentu menimbulkan tanda tanya besar di benak Ares dan Kalvin.

Banyak pertanyaan yang bersarang dibenak Nella saat ini seperti, dari mana saja pemuda itu, kenapa baru muncul sekarang dan satu-satunya hal yang membuatnya terkejut adalah Edric bisa bicara. Setelah melewati keributan kecil di rumahnya, Edric dan Nella kini berada di taman tempat mereka bermain dulu.

"Ed, banyak yang mau gue sampaiin ke lo dan gak tau harus mulai darimana." ucap Nella memecah keheningan yang sempat melanda keduanya.

"Gue bakal dengerin semuanya." ucap Edric yang sedari tadi matanya tidak lepas dari wajah Nella.

Nella kini mengganti posisi dan jadi berhadapan dengan Edric. Ia meneliti satu per satu telinga Edric yang masih terpasang alat dengar. Nella menggunakan bahasa isyarat untuk pertanyaannya selanjutnya.

"Terus kenapa bisa bicara?"

Edric yang melihat itu jadi terkekeh kembali.

"Lo ternyata masih inget bahasa isyarat." balas Edric yang membuat Nella kembali mencebikkan bibirnya karena tidak mendapat balasan yang sesuai. Edric malah balas mengacak rambut Nella dan membuat gadis itu menghela nafas.

"Karena dari awal gue bilang gak bisa bicara, bukannya tunawicara." jelas Edric yang malah membuat kening Nella mengernyit.

"Lo juga bilang gak bisa mendengar, bukannya tunarungu." balas Nella yang membuat Edric jadi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Anggep aja gue gugup pertama kali mau ketemu sama lo." cicit Edric yang memalingkan wajahnya ke arah lain. Nella balas tertawa mendengar jawaban dari Edric.

Setelah itu Edric menjelaskan kronologi tentang kecelakaan yang membuatnya kehilangan pendengaran dan suaranya. Ia tidak sepenuhnya kehilangan suara karena pita suaranya hanya terluka dan anjuran dokter agar ia tidak menggunakan suaranya sementara waktu. Pendengarannya juga berangsur-angsur membaik karena pengobatan yang dilakukannya.

Selama ini ia pindah ke luar negeri untuk menjalani pengobatan. Ditambah dengan kekhawatiran keluarga karena beberapa kasus pembullyan yang menimpanya.

"Kenapa dari awal lo gak kasih tau kalo kita sebenernya temen dari kecil?" tanya Nella yang memasang wajah sendu dan balik menatap wajah Edric yang tidak memudarkan senyuman sejak tadi.

"Bayangin gimana kalo Nella sama Edric yang dulu lagi hadep-hadepan, Edric cerita dan bilang kebenarannya sekalipun apa Nella bakal percaya?" balas Edric yang mendapat respon gelengan pelan dari Nella.

"Tapi lo gak pernah nyoba." cicit Nella yang sudah mengalihkan pandangannya.

"Dulu gue ngajak temenan malah di tolak." ucap Edric sambil terkekeh pelan, berbeda dengan Nella yang kini meringis.

"Sorry." cicit Nella kembali.

"Gak perlu Nel, lo gak salah karena Nella yang sekarang udah gak kayak dulu lagi." balas Edric yang kini menyandarkan punggungnya di bangku taman.

"Ya tetep perlu lah." ucap Nella yang menaikan intonasi suaranya

"Kalo gue bilang gak perlu, gimana?" mendengar suara Nella, membuat Edric semakin gencar mengganggunya.

30 Days✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang