03 - Leeway

260 41 13
                                    

Day 5

Beberapa hari berlalu setelah kepindahan Edric, selama itu pula kesialan kerap kali berdatangan pada Nella. Kesialan yang ia maksud adalah perintah para guru untuk membantu Edric. Teman-temannya mungkin bisa bilang kalau itu karma karena Nella yang terus mengusik anak disabilitas seperti Edric.

Tapi di sisi lain, Nella tidak percaya dengan adanya karma. Kalau benar karma itu ada, harusnya apa yang ia lakukan selama ini sudah ada yang berimbas padanya. Nyatanya aksinya itu lancar-lancar saja dan terbilang sangat mulus. Tidak ada yang berani mengusiknya balik. Jangankan untuk mengusiknya, untuk ada di tempat yang sama dengannya saja satupun tidak ada.

"Anak cacat kayak dia ngapain ada di kelas kita sih," geram Nella frustasi sambil mengacak asal rambutnya.

"Logisnya ya...." Nella mencolekkan kentang gorengnya pada saus dan kembali  berbicara, "Kelas kita itu unggulan, ngapain ada anak baru di awal semester.".

"Gini Nel, gue udah liat data Edric dan dia emang pinter." balas Cheryl di sela-sela santap siangnya.

"Berarti wajar dong kalo sekelas." ucap Bella ikut menanggapi yang langsung mendapat satu pukulan dari Lisa.

"Gak ada anak baru yang langsung masuk kelas unggulan Bel." cerocos Lisa menyadarkan Bella yang mendelik ke arahnya sambil terus mengusap keningnya.

"Gue tau," Cheryl tiba-tiba menjadi misterius, membuat keempat temannya yang lain jadi memperhatikannya, "Edric terlalu kaya atau kerabat pemilik yayasan.".

Sontak jawaban Cheryl membuat Nella terbahak. "Kalo emang bener, beberapa hari ini terlalu adem buat gue kayaknya." gadis itu kembali tertawa.

"Kemungkinan dia belum ngadu karena belum parah." ucap Ica menanggapi ucapan Nella.

"Atau emang dia yang diem doang kalo ada masalah." tambah Lisa.

"Iyalah Lis, kan bisu," Nella kembali tertawa tapi keempatnya menatapnya dengan sorot mata yang berbeda, membuatnya kembali mengeluarkan suara. "Iya gue paham.".

"Lagian tumben lo ngusik anak kelas." ucap Ica yang sudah paham kebiasaan teman sebangkunya itu.

"Simpel, karena dia cacat." balas Nella enteng.

"Toh gak ada yang bener-bener simpati sama dia." lanjutnya.

Apa yang dikatakan gadis itu benar. Tidak ada yang benar-benar bersimpati pada Edric. Bisa dibilang pemuda itu satu kelas dengan manusia-manusia bermuka dua. Bahkan ketika pemuda itu diusik Nella sekalipun, tidak ada satupun yang membantunya walaupun sebenarnya mereka bisa. Membicarakannya di belakang pun tidak hanya dua-tiga orang.

'Ctak'

Nella menjentikkan jarinya, seperti baru mendapat pencerahan. Wajah yang awalnya gelap berubah cerah seketika.

"Uhuk... gue kaget Nel, astaga." potong Bella yang tiba-tiba tersedak. Satu hal yang terlintas di benak keempatnya, perusak suasana.

"Lo punya ide apa?" tanya Cheryl sambil membantu Bella yang tersedak.

"Manfaatin kesialan jadi berkah gue lah." ujung bibirnya terangkat menampakkan senyum misterius. Gadis itu sudah mendapat rencana baru.

- - - -

"Saya akan membagikan tugas yang akan kalian kerjakan secara berkelompok." Bu Lina selaku guru biologi terlihat teliti membaca daftar absen dan jarinya terhenti pada satu nama.

"Maaf bu." suara gadis itu membuat Bu Lina menghentikan aktivitasnya.

"Ada apa Ornella?" tanya Bu Lina yang melihat Nella berdiri di depan mejanya.

30 Days✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang