09 - Chaos

153 31 2
                                    

Day 25

Hari ini, tepat pada hari ini ia akan bertemu dengan Leo. Pemuda yang akhir-akhir ini terus ia tunggu kehadirannya. Orang yang sudah membuatnya tak tentu arah dan merasakan emosi yang tak pernah gadis itu rasakan. Saking senangnya, gadis itu bahkan berkali-kali memastikan penampilannya di depan cermin sebelum pergi ke sekolah.

Suasana hati Nella secerah cuaca hari ini. Kedua ujung bibirnya terus terangkat, bahkan sesampainya di sekolah senyuman itu tidak juga luntur. Saking bagusnya, seorang gadis yang tidak sengaja berselisih bahu dengannya hanya dihiraukan. Padahal gadis itu sudah mempersiapkan diri untuk mendapat celaan dari Nella. Berakhir dengan tatapan herannya pada punggung Nella yang menjauh.

"Ornella." Mendengar namanya di panggil, Nella menghentikan langkahnya dan menengok menuju sumber suara. Dilihatnya Pak Yanto sedang berada di depan ruang guru.

Menurut denah sekolah, ruang guru berada dekat dengan ruang piket yang mana berada di gedung bagian depan. Setiap hari gadis itu selalu melewati ruang guru jika ingin pergi ke kelasnya.

"Ada apa Pak?" tanya Nella dengan santun.

"Tolong beritahu Edric sepulang sekolah untuk ikut kelas tambahan di lab. Komputer 1." pinta Pak Yanto yang langsung pergi setelah mendapat jawaban dari Nella.

Di perjalanan menuju kelas, seperti ada bohlam yang menyala di atas kepala gadis itu. Mendadak ia menemukan ide untuk mengerjai Edric kembali.

"Lo emang selalu pinter Nel." gumam Nella yang membanggakan dirinya sendiri karena keenceran otaknya. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya sambil bersenandung ria, seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Pagi Ica." sapa Nella yang melihat sahabatnya itu sudah datang lebih dulu.

"Semangat banget Nel." balas Ica yang melihat tingkah laku Nella yang terlihat berbeda dari hari sebelumnya.

"Iya dong harus, kan mau ketemu Kak Leo." ucap Nella yang sudah memperlihatkan jajaran giginya.

"Eh iya, pulang sekolah di taman." lanjut Ica yang teringat akan percakapannya dengan Leo.

"Tapi Kak Leo langsung nurut gitu sama omongan lo Ca, abis ngancem apaan?" heran Nella yang baru saja bingung bagaimana Ica bisa langsung mempertemukannya dengan Leo.

"Gue bilang ada kenal dukun, makannya ngikut." ucap Ica diselingi candaan yang ikut membuat Nella tertawa.

Edric ada disitu, karena tidak tahan ia langsung berdiri dan menghampiri kedua teman sekelasnya itu. Melihat Edric yang berada di sebelahnya langsung membuat Nella berdecak kesal.

"Lo mau ngapain?" tanya Nella yang hanya mengeluarkan suaranya dengan malas. Edric yang tidak dapat mendengar dengan jelas, jadi meminta gadis itu mengulangi ucapannya.

"Kamu bicara apa?"

Nella yang mengerti bahasa isyarat Edric berdecak dan memutar bola matanya, tanda ia malas berbicara dengan pemuda itu.

"Pulang sekolah ke lantai 3 gedung laboratorium, ada kelas tambahan." ucap Nella diiringi dengan bahasa isyarat. Edric yang paham langsung berterimakasih.

"Aku ingin memberitahu sesuatu padamu."

Melihat Edric yang masih ingin berbincang, membuat Nella menghela nafas menahan emosinya.

"Apa?" balas Nella singkat.

"Beberapa hari ini aku melihat Ica dan Leo berjalan bersama dan tidak hanya sekali, kuharap kamu bisa mendapatkan teman yang lebih baik."

Nella yang memahami itu terdiam sejenak, kemudian bangun dari duduknya.

"Mau lo tu apa sih? Gue selama ini udah ngebantu dan kasi informasi ke lo, dan sekarang mau ngerusak hubungan persahabatan gue." bentak Nella yang sudah mendorong kasar bahu Edric, pemuda itu sontak terhuyung ke belakang. Ica yang melihat itu langsung menahan bahu Nella, namun ditepis kasar.

30 Days✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang