Day 8
"Waktu itu gue ngeliat Edric, miris banget." suara Lisa membuka pembicaraan bersama teman ralat sahabatnya yang lain.
"Gimana gimana?" tanya Bella yang tumben antusias mendengar cerita seseorang yang mereka bully.
"Cuman melongo doang si doi, orang-orang pada nganggep orang ga waras." balas Lisa jadi heboh sendiri terkikik.
"Emang gila rencana lo Nel, sampe Edric dikira orang gila." komentar Ica yang terdengar seperti pujian di telinga Nella.
"Gak usah sok percaya sama orang kalo lo baru kenal, anak cacat sok caper." Nella sengaja menaikkan volume suaranya, agar dapat didengar Edric yang baru saja sampai di tempat duduknya.
Edric dengan kedua telinganya yang sudah dihiasi alat bantu dengar yang baru dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Nella. Bukannya kesal atau marah, pemuda itu tersenyum sambil mengeluarkan bukunya. Kening Nella berkerut saat pemuda itu fokus menulis menghadap ke arahnya.
"Maaf sepertinya saat itu aku tersesat, kalian boleh menyuruhku apapun untuk menebus kesalahanku, sekali lagi maafkan aku."
Seringaian itu muncul kembali di bibir Nella, ia seperti mendapat jackpot. Tanpa harus susah payah, kesempatan emas muncul dengan sukarela kepadanya. Apalagi kalau bukan kesempatan untuk mengerjai Edric. Teman-temannya yang lain sudah hafal, dengan begini gadis itu bebas menyiksa Edric.
"Lo bisa denger gue kan, karena lo sendiri yang minta gak usah cepu." Nella menatap tajam ke arah Edric yang tersenyum ke arahnya. Jangan lupa gadis itu membenci senyuman Edric, suasana gadis itu kembali memburuk.
Nella merampas kasar buku Edric dan menggerakkan pena di atas buku tersebut. Keempat temannya hanya diam sambil memperhatikan apa yang gadis itu tulis.
"Jangan harap bisa narik ucapan lo sebelumnya." ucap Nella selepas menulis kalimat di atas buku Edric. Pemuda itu membuka mulutnya seperti ingin bersuara, tetapi diurungkan karena percuma tidak akan ada satu suara yang keluar dari mulutnya. Ia kembali menulis di bukunya.
" Hanya itu?"
"Iya itu dan sekarang." balas Nella menaikkan satu oktaf suaranya.
"Tapikan Nel ...." Bella yang menginterupsi ucapan Nella langsung dibungkam oleh Cheryl.
"Lo kenapa suka lupa sih Bel kalo kita emang ngerjain Edric." bisik Cheryl dengan cepat yang dibalas senyum pamer gigi dari Bella.
"Tapi sebentar lagi jam pelajaran dimulai"
Edric kembali memperlihatkan bukunya, membuat Nella jadi berdecak.
"Sekarang atau nama lo gak ada di laporan." tegas Nella menatap lurus ke arah Edric.
"Gas terus Nel, jangan kasi kendor." ucap Bella pelan yang sontak membuat keempat temannya beralih pandang kearahnya.
"I'm so sorry." cicit Bella yang ciut karena tatapan tajam Cheryl padanya.
"Ngapain masih disini, buru kita laper." bentak Nella ketika melihat Edric yang masih berada ditempat semula. Pemuda itu tampak ingin protes, tapi diurungkan melihat tatapan tajam yang dilayangkan Nella untuknya.
Pada akhirnya, Edric beranjak dari tempatnya mengikuti perkataan Nella. Nella hanya mampu tersenyum puas melihat Edric yang tergesa berjalan keluar kelas.
"Jadwal guru piket hari ini siapa?" tanya Nella yang terlihat sedang mengobrak-abrik isi tasnya mencari sesuatu.
"Hari ini Bu Bena, Pak Zulkifli." jawab Ica sambil mengingat.
![](https://img.wattpad.com/cover/244976888-288-k225296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days✔
Genç Kurgu[WWC 2020 Winner] ..... Menceritakan seorang gadis primadona yang dipertemukan dengan pemuda difabel. Kehidupan gadis itu berubah setelah kepindahan pemuda tersebut. Penyesalan dan rasa bersalah terus menghantui. Akankah keduanya bertemu kembali ? C...