[58] Bertemu Lagi

120 27 1
                                    


Selesai jadwal praktek, Wooyoung berniat langsung pergi menuju ruang Lab. Bahasa dengan backpack hitam yang sudah dibawa sejak mata pelajaran terakhir. Sesuai jadwal, mereka akan berlatih untuk drama yang akan ditampilkan bulan depan setelah pekan ulangan akhir selesai.

Wooyoung bukan berperan sebagai pemain. Tugasnya hanya membuat naskah dan mengatur stage sebagus mungkin. Ia merangkap berbagai peran pengatur backstage mengingat anggota ekskul ini tidak begitu banyak.

"Eh, Wooyoung!"

Seruan pada namanya membuat Wooyoung menoleh pada titik pojok ruangan, dimana Yena selaku mantan ketua ekskul sekaligus gebetan Hojin ini melambai heboh padanya.

Dengan cepat Wooyoung berlari kecil menuju Yena setelah meletakkan tasnya di lantai, atensinya langsung teralihkan pada sosok perempuan yang duduk dengan senyum menatapnya.

Kayak nggak asing...

"Ini anak baru, namanya Shin Hana." Seketika Wooyoung mengangguk sambil ber-oh ria. Ia sempat beberapa kali berpapasan dengan anak ini sebelumnya. "Ada peran kosong nggak? Biar anak ekskul kita kebagian tampil semua gitu."

Kepala Wooyoung menggeleng. Ia turut merogoh saku celananya, mengeluarkan handphone lalu menunjukkan note yang berisi urutan nama serta peran anggota ekskul Sastra Karya secara keseluruhan. "Udah penuh semua, kak. Kalo mau diubah lagi, kayaknya yang lain bakal keberatan soalnya kita udah latihan dari jauh-jauh hari buat bikin teater," jelas Wooyoung lesu.

Yena mengangguk sambil melihat ekspresi adik kelas baru itu yang terlihat kecewa. Ia kembali menatap Wooyoung dan Hana secara bergantian lalu berpikir sesaat.

"Aha!" Jentikkan jari Yena di depan wajah Wooyoung membuat anak itu sempat terkejut sedikit. "Lo kan sendiri, kalo dibantuin Hana gimana? Kan kita kurang nih naskahnya, suruh dia yang nge-print aja kedepan biar lo nggak.bolak balik buat ngatur stage. Hana gimana? Mau nggak bantuin kak Wooyoung jadi asisten teater? Kamu nggak tampil di panggung tapiㅡ"

"MAU KAK!"

Baik Yena maupun Wooyoung, keduanya berjengit kecil saat Hana berdiri dengan rasa excited-nya yang tidak bisa disembunyikan.

"Tapi kak... saya bisa handle sendiri kalo soalㅡ"

"Kak Wooyoung biar sama Hana aja," ucapan cewek berpipi bulat itu membuat Wooyoung mengernyit. "Hana bisa kok bantuin atur stage, beli ini-itu, pokoknya apapun yang kak Wooyoung butuh bakal Hana cariin, hehe."

Wooyoung meringis. Anak itu menatap Yena yang mengangkat bahunya tidak tahu menahu. Sejujurnya Wooyoung lebih suka repot sendiri, terlebih kalau pekerjaannya menyangkut hal yang ia suka. Tidak masalah harus bolak balik selagi ia bisa mengatur semuanya dengan baik.

Karena Wooyoung tidak begitu suka pekerjaan kelompok.

"Gimana, Young?" tanya Yena menatap kedua adik kelasnya. Setelah mendapati anggukan kecil yang tampak ragu dari Wooyoung, Yena menepuk bahu cowok itu sebanyak dua kali.

"Gapapa, seenggaknya biar dia ambil bagian sedikit karena dia anggota baru kita. Jarang loh yang mau join Saskar ini. I trust you, boy," bisik Yena langsung mengacir keluar setelah melihat tubuh jangkung Hojin berdiri diluar Lab. Bahasa.

Huft, ya sudah.

Wooyoung berjalan kembali mengambil tasnya lalu duduk sambil membaca naskah yang sudah ia print lagi setelah beberapa kali revisi. Tentu saja setiap hal kecil yang ia lakukan tidak luput dari pandangan Hana, membuat Wooyoung yang tadinya fokus pada naskah jadi menoleh mendapati tatapan si adik kelas padanya yang sulit diartikan.

[ RELAY  2003 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang