34

15.5K 1.3K 14
                                    

Entah kenapa setiap kelas yang diampu Aldi, Aya bawaannya emosi melulu. Untung hanya dua kelas, di hari Senin lalu dan di hari Rabu ini. Kendati demikian, tetap saja ada masalah yang membuat Aya dongkol sendiri.

Seperti pagi ini, Aya memasuki kelas beriringan dengan Aldi. Di sepanjang koridor, mereka terus memperdebatkan sebab ban motor Aldi yang tiba-tiba bocor dan memaksa mereka berangkat bersama pagi ini. Tanpa sadar orang-orang menatap mereka. Sebab jelas sekali keduanya tampak akrab.

"Ay, lo dibonceng motor bareng Bang Aldi?" tanya Fani saat Aya duduk di samping gadis itu. Aya mengerjapkan mata bingung. Dari mana Fani tau?

"Kata siapa?" sahut Aya mencoba biasa saja padahal ia sudah panik.

"Nih." Fani menunjukkan ponselnya. Aya melotot ketika melihat foto dirinya tengah turun dari motor bersama Aldi.

"Heh, ini grup apaan?" tanya Aya mengalihkan pembicaraan. Ia men-scroll obrolan di grup itu.

Kebanyakan berisi info soal Aldi.

"Grup gosip fakultas, ehehehe. Semua update info ada di situ. Termasuk info para cogan. Tapi masa lo enggak tau sih, anggotanya aja udah banyak banget. Gue yakin tiga dari lima mahasiswa tampan di fakultas ini pernah jadi topik di grup ini juga," celoteh Fani bangga.

"Eh, tapi ini beneran. Lo berangkat bareng si Prince Charming?"

"Prince Charming?" beo Aya tak paham.

"Bang Aldi, ah lo masa enggak tau. Itu julukan anak-anak buat dia. Tapi kayaknya ini valid sih, gue kenal banget motor lo. Iya, 'kan?"

Aya bingung harus menjawab bagaimana.

"Gu—"

"Selamat pagi," sapa Aldi begitu memasuki kelas. Aya bersyukur Aldi membuka kelas jadi ia tak perlu menjawab pertanyaan itu.

"Sebelum mulai materi, ada yang mau bertanya?"

Itu pertanyaan klise yang dosen tanyakan sebelum memulai kelas.

"Iya silakan," kata Aldi pada seorang mahasiswi yang mengangkat tangan.

"Tadi pagi Bang Aldi beneran berangkat bareng Aya?"

Aldi tidak menyangka akan diberi pertanyaan seperti itu. Ia melirik Aya yang juga tampak tak nyaman. Apalagi perhatian kelas tertuju bergantian pada mereka berdua.

"Saya tidak menerima pertanyaan di luar masalah perkuliahan. Silakan yang lain."

Aldi yang menghindari pertanyaan tersebut justru memperkuat gosip hangat pagi itu.

•••

"Ay, lo ada hubungan sama Bang Al?" tanya Dinda begitu Aya keluar kelas.

Kakak tingkatnya itu tidak mengambil kelas yang sama pagi ini. Perlu diingat bahwa Aldi mengampu dua matkul dan Aya mengambil semua matkul itu. Sementara Dinda hanya satu matkul saja.

"Hah? Ke-kenapa tanya itu, Kak?"

"Jawab aja, bener, 'kan? Lo pacaran sama dia?"

Aya bingung harus memberi jawaban apa. Ia harus meyakinkan Dinda tanpa berbohong sekaligus menjaga rahasia pernikahan mereka.

"Pantes lo nolak buat bantu gue deket sama Bang Al," ucap Dinda tersenyum sinis.

"Bukannya orang kayak lo enggak pacaran ya, Ay? Ternyata penampilan lo doang yang alim. Muna lo!"

Setelah mengatakan itu, Dinda meninggalkan Aya.

"Dia cuma emosi," timpal Aldi dari belakang Aya.

"Ayo pulang."

A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang