"Kalian di kos lagi ya?" Tanya mama Aldi yang dibalas anggukan oleh Aya.
"Mama perhatikan kalian selalu di kos belakangan ini. Semua baik-baik aja kan?"
"Baik ma, lagi pengen di kos aja. Lebih deket masjid." Jawab Aldi membuat mamanya justru mencibir.
"Nggak percaya mama!"
"Aku juga!" Sahut suara cempreng yang sangat mereka kenali."Kalian tuh ya, Aldi mau rajin jamaah malah dicibir. Didukung atuh," gurau Aldi untuk mengalihkan pembicaraan semata.
"Alhamdulillah kalau begitu. Aura positif kak Aya nular ke abang. Moga aura negatif abang ga nular ke kak Aya aja."
Aya tertawa mendengar perkataan Aisyah.
"Oh udah berani ya? Awas aja kalau ketemu."
"Ngomong-ngomong soal ketemu. Ais jadi ke sana liburan nanti. Tunggu aja."
"Eh ngapain?" Tanya Aldi cepat.
"Liburanlah. Ya kali bantu abang di kafe hahaha. Mau jalan sama kak Aya, cerita-cerita, belanja, belajar masak, pokoknya girls time!"
Aya dan Aldi saling bertatapan. Jika Aisyah ke sini, semua akan terbongkar.
"Bukannya libur cuma 2 pekan ya Ais? Ga nanggung? Kata Papa juga ada acara sama prajurit?" Tanya Aya mencari alasan.
"Ais boleh gaikut kok sama Papa."
"Sekalian aja besok pas lebaran mending. Eh lebaran biar kita aja ke sana, Aya juga belum pernah ke rumah kan." Lanjut Aldi.
"Kok kalian gamau Ais ke sana sih? Jahat banget, lebaran masih lama, Abang!"
"Bukan gitu Ai--"
Belum juga Aya melanjutkan ucapannya, suara mama Aldi menginterupsi.
"Semua baik-baik aja kan Al? Jujur belakangan ini mama suka kepikiran kalian berdua."
"Baik kok Ma, tenang aja." Jawab Aldi.
"Mama jangan khawatir, kita baik kok," lanjut Aya meyakinkan.
Pembicaraan pun berakhir ketika mama Aldi dan Aisyah pamit undur diri karena masih ada urusan keluarga.
Kini Aya menatap Aldi cemas.
"Gue jadi was-was kalau ditelpon mama apa Ais," ucap Aya setelah mereka selesai telponan.
Aya mengangguk setuju.
"Gue rasa kita ga bisa nyembunyiin ini terus kak, pasti cepat lambat mereka bakalan tau." Aldi menghela napas.
"Seenggaknya saat kondisinya lebih terkendali Ay. Untuk saat ini jangan dulu."
Aya dan Aldi terdiam masih dengan posisi yang sama. Aya yang bersandar di dinding dan Aldi rebahan di paha Aya.
Belakangan ini intensitas skinship mereka memang semakin meningkat. Aya sendiri sudah mulai terbiasa dengan Aldi yang sering modus seperti ini.
"Kak, lo libur kuliah kapan?"
"Entah, 2 atau 3 pekan lagi kayaknya. Kenapa?"
"Gue ada ide buka usaha, bukan cuma dititipin ke warung kayak sekarang. Kan sayang kemampuan 'profesional' lo kalau cuma bikin jajanan warung. Tapi ntar aja deh kalo lo udah libur." usul Aya yang ada benarnya. Aldi mengangguk sambilmeletakkan tangan Aya di kepalanya. Modus minta dielus.
"Jangan ditunda-tunda, ntar malem deh kita diskusiin lagi. Lagian gue kan nganggur, ga sesibuk elo. Sorry ya, sekarang justru lo yang banyak kerja." Aya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
A [Completed]
Romance"Jangan liatin gue kayak gitu, gue ga suka." Ucap Aya terang-terangan. "Aya," panggilan itu entah kenapa terasa berbeda, Aya menjadi gugup. "Hm?" Aldi justru kembali diam, lagi-lagi malah menatapnya. "Kak sumpah gue ga suka ditatap lawan jenis begin...