28

17.3K 1.5K 7
                                    

"Morning," sapa Aldi begitu Aya ikut terbangun di sampingnya.

Aya menyembunyikan wajahnya yang memerah di balik selimut.

"Mau gue dulu atau lo yang mandi? Atau bareng mungkin?" goda Aldi karena Aya masih bersembunyi di balik selimut. Jika biasanya Aldi akan pura-pura tidur jika bangun lebih awal, kali ini ia justru terang-terangan mengucapkan selamat pagi begitu Aya membuka mata.

"Lo enggak bisa napas kalau gitu terus, Ay."

"Lo-lo dulu aja," sahut Aya setengah tergagap.

"Okay."

"Lo okay, 'kan?" tanya Aldi saat Aya selesai mandi. Aldi sedang berkutat dengan perlengkapan memasaknya. Hari ini ia akan membuat risol mayo untuk dijual.

Aya mengangguk. "Gu-gue bantu apa?"

"Lo istirahat dulu deh."

"Apaan sih kayak gue kenapa aja. Ini digoreng, 'kan? Gue panasin minyak, ya?"

"Gorengnya nanti aja. Nanggung bentar lagi subuh."

"Terus gue ngapain dong?"

Aldi terkekeh kecil. "Udah, lo duduk aja."

"Gue terbiasa lo tindas kalau lagi masak gini. Aneh kalau cuma liatin doang," ucap Aya seraya menekuk wajahnya masam. Sementara Aldi sudah tertawa lepas.

"Diem ih, gangguin tetangga," peringat Aya.

"Ini tinggal dikit, udah mau kelar kok. Penindasannya delay buat abis subuh nanti. Siap-siap aja," celetuk Aldi meledeknya. Aya memutar bola mata malas.

Aya mengambil bungkus susu dari lemari dan berniat menawarkan Aldi juga. "Mau susu?"

"Hah?" beo Aldi yang tampak salah paham.

"Jangan mikir aneh-aneh!"

Aldi meringis saat sendok makan mendarat di dahinya.

"Lo yang mancing," balas Aldi tak terima.

"Apaan, gue tanya lo mau minum susu enggak? Sekalian gue buatin, pikiran lo aja yang kotor."

"Heh, lo tau arah pikiran gue berarti pikiran lo juga kotor," elak Aldi tak mau kalah.

"Ya muka lo kebaca banget mesumnya," sanggah Aya membela dirinya.

"Mana ada, lo aja yang sinyalnya juga nyampe. Jangan sok polos deh."

"Lo yang merusak kepolosan gue!"

"Emang lo udah enggak polos! Ngaku lo, pernah nonton aneh-aneh, 'kan?"

Aya mengerjapkan kelopak matanya. Kok Aldi tahu?

"Kok lo tau sih?" gerutu Aya pelan.

"Beneran lo pernah nonton gituan?" Aldi menatap Aya tak percaya. Padahal tadinya ia hanya berniat menggoda saja.

"Sumpah, Ay?" cecar Aldi karena Aya menghindari tatapannya.

"Khilaf gue, enggak sengaja," aku Aya yang membuat Aldi tertawa.

"Jangan ketawa kenapa sih. Seneng lo gue buat dosa?! Lo juga sering nonton gituan, 'kan?" tuduh Aya yang dibalas gelengan sekaligus anggukan.

"Enggak sering ya, pernah sih beberapa kali. Namanya juga cowok, Ay."

"Emang kenapa kalau cowok? Terus jadi halal gitu?" cecar Aya cepat.

"Ya enggak gitu, kalau lo sendiri? Enggak nyangka gue."

"Aaaa nyesel gue buka aib," gerutu Aya.

Aldi melirik Aya sekilas sambil terkekeh geli. "Serius deh, lo kok bisa?"

A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang