kesembilanbelas

525 117 16
                                    


I should love you better than I did.
—parachute, better

Kalau hari itu Hanna ga jujur sama Jaehyuk soal ketakutannya, apa mereka bakal putus?

Kalau hari itu Hanna memilih mengalah sama egonya, apa saat ini mereka masih sama-sama?

Kalau seandainya tuhan ngebolehin Hanna mutar balik waktu, apa keadaan bakal beda?

Berbagai kalau yang terus menghantui kepala Hanna sampai rasanya kepala cewek itu mau pecah. Ini masih jam kuliah dan dia harusnya fokus sama kuliah tapi sialnya pikiran-pikiran negatif itu terus menghantui kepalanya ga mau pergi.

Ajakan Zella untuk bertemu Hanna hari ini dibatalkan oleh Zella karena Zella punya urusan mendadak, jadi cewek itu meminta Hanna untuk bertemu dirinya besok setelah jam kuliah selesai. Hanna langsung menyetujuinya karena jujur  Hanna juga sudah capek banget sama kejadian berturut-turut yang dia alami beberapa hari ini.

Salah Hanna mungkin. Harusnya waktu Jaehyuk menawarkan dia untuk ke kafe sama-sama hari itu dia tolak. Kalau di tolak, mungkin Hanna ga tau soal mama Jaehyuk masuk rumah sakit, Hanna jadi ga jenguk mamanya dan hidup Hanna pasti baik-baik aja sekarang.

Kembali cewek itu merutuki pikiran negatifnya yang sialnya malah berlarian kemana-mana.

Han, lo sendiri yang bilang kalau mama Jae udah bener ngingetin lo.

Begitu dia meyakinkan pada dirinya sendiri dan akhirnya cewek itu mencoba buat kembali fokus ke materi yang dijelaskan dosen.

Sekitar 30 menit kemudian kuliah mereka selesai yang menandakan kelas hari ini sudah berakhir. Hanna melirik arlojinya dan jam menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh, masih lumayan awal untuk Hanna jalan sebentar sekedar melepaskan penat yang ada.

“Nar, ke kafe, yuk?”

Nara tampak berpikir sebentar kemudian memberi gestur oke dengan tangannya, dia merangkul Hanna hingga sampai ke parkiran.

“Jangan sedih lagi, dong. Hey, tuhan ga tidur, Dia pasti tau yang terbaik buat lo, Han.”

“Iya, Nar. Gue cuma yaa tiba-tiba kepikiran lagi aja.”

“Ada banyak laki-laki di dunia ini, yang lebih baik dari Jaehyuk juga banyak.”

Dan mungkin Junkyu jadi salah satunya, Han.

Nara tersenyum kemudian menepuk pundah Hanna, memberi semangat kepada temannya itu biar ga tambah sedih.

---

Sekitar 15 menit kemudian mereka sampai di kafe. Hanna tersenyum puas karena akhirnya cewek itu bisa datang ke kafe yang dia idamkan dari kemarin —sebenarnya kalau bukan karena insiden sama Jaehyuk, mungkin ini sudah kali kedua dia kesini.

Seperti yang Nara bilang, kafenya nyaman banget dan banyak pengunjungnya. Buktinya di jam segini banyak banget remaja khusunya anak kuliahan yang datang kesana, apalagi ini sudah jam pulang.

“Di lantai dua aja, yuk. Disini terlalu rame.” Hanna mengangguk dan mengekor di belakang Nara.

Setelah memesan, keduanya ngobrol ringan dan kembali Hanna curhat sama Nara mengenai kejadian kemarin tapi versi detailnya.

“Gue juga kalau jadi lo berpikir demikian, Han. Mamanya Jaehyuk tuh oops! Kak Jaehyuk maksud gue, dia sebenernya baik. Dia gamau lo atau kak Jaehyuk sakit, Han. Disini, ga ada pihak yang diuntungkan. Kalau lo dan kak Jaehyuk sampai melewati batas alias lo balik sama kak Jae, gimana perasaan Zella, Han? Lo pasti tau pihak yang paling sakit disini adalah Zella. Sometimes, kita jadi antagonis di cerita orang lain tapi untuk kali ini, gue harap lo ga memilih jadi antagonis di cerita lo sendiri karena ini melibatkan orang lain.”

fix you ─jaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang