Kalau ada typo tolong bilang ya, biar bisa langsung aku revisi.Selamat membaca extra part dari Fix You.
Feels like I'm looking at a withered flower, only pain grows
Like an icy heart, you're so cold
Like the fading star, the thick darkness comesBut I can't erase your star anymore
Even when you're hurting over sad days
I'm right by your side
Even in all the faint moments
I always believe in youCan you hear my heart? I can only see you
When things get so hard and you get tired
I will comfort your heart
Just like the day we first met, I still believe you
Are you listening?—minseo, star (kindly play the song, please)
Mencintai dalam diam bukanlah menjadi sebuah keahlian yang patut dibanggakan—setidaknya oleh aku. Eh, emangnya itu termasuk keahlian, ya? Hahaha.
Dulu, aku gatau jenis perasaan apa yang mendasari efek kupu-kupu beterbangan di perut yang kurasakan tiap pulang sekolah selalu melihat kak Jaehyuk menunggu di gerbang sekolah. Maklum, masih anak SMP yang lugu karena waktu itu masih belum terkontaminasi menjadi remaja alay dimabuk cinta di usia belia. Dulu, aku cuma Zella yang kerjaannya belajar, les, main, repeat.
Jadi jujur aja, aku ga ngeh kalau diumur segitu ternyata aku sudah menyukai kak Jaehyuk—of course not in serious way, lebih kaya jadi cem-ceman aja.
Hingga kemudian hari kami berpisah datang. Waktu itu kak Jaehyuk ke rumah tepat dua hari setelah aku UTS di kelas 3 SMP. Oh iya, waktu itu kak Jaehyuk baru kelar UTS juga. Tiba-tiba jam delapan malam pintu kamarku diketuk orang dan pas aku buka, ternyata kak Jaehyuk, awalnya aku ga sadar dia bawa sesuatu kaya map gitu, baru sadar waktu kak Jaehyuk meminta aku duduk untuk mendengarkan dia.
"Tumben banget malem-malem ke rumah? Biasanya juga kalau ada apa-apa lewat chat?"
"Kakak ngerasa jahat banget kalau bilang ini lewat chat." Iya, dulu kak Jaehyuk selalu menyebut dirinya kakak, jadi yaudah aku lanjut diam dan mendengarkan dia.
"Jadi, ada apa? Mau cerita apa, kak?"
"Besok aku pindah."
"Hah?" Ya aku kaget, dong, waktu dia bilang gitu. Ga ada angin ga ada hujan mau pindah aja? Pindah kemana? Aku cengo. Ga bisa reaksi apa-apa.
"Kaget banget kayanya?"
"Kaget! Gimana bisa tiba-tiba kakak jadi pengen pindah gini? Ada masalah di rumah?" yang dijawab dengan gelengan oleh dia. "Ga ada. Cuma harus pindah aja."
Aku membuka map yang kak Jae maksud dan disana sudah ada berkas yang dibutuhkan untuk kepindahan dia. Awalnya aku kaget tapi setelah itu rasa sedih lebih mendominasi.
"Harus banget pindah? Ga bisa di Bandung aja, Kak?"
"Gabisa. Ini udah keputusan bulat, udah diomongin sama orang rumah juga."
Aku mengangguk-angguk. Lagipula, aku ga punya kuasa apa-apa menahan kak Jae pindah meskipun aku harus nangis sampe banjir sekalipun. Jadi, aku cuma tersenyum kemudian menepuk pundak kak Jae, berusaha baik-baik aja padahal nyatanya ngga sama sekali. Sebagai sahabat yang baik, ga ada hal lain yang bisa aku lakukan kecuali mendukung semua keputusan yang dia lakukan.
"Gapapa, deh. Ntar aku cari temen lain aja! Hahhaa, harus betah ya kak disana, dan jangan lupa buat selalu kontakan sama aku, ok!" kak Jaehyuk mengangguk-angguk kemudian mengelus pucuk kepalaku. "Makasih! Kamu yang terbaik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
fix you ─jaehyuk
Fanfiction☁ミ✲ jaehyuk ─wise people said, nothing last forever. time will heal the pain. so now I am, pretending to be fine until the time give me the answer why. "Walau pada akhirnya kita berjalan di jalan yang berbeda, kamu akan selalu menjadi 'pernah' yang...