kesepuluh

625 145 28
                                    


Untuk ukuran orang yang suka melipir ke kafe untuk sekedar liat-liat dan icip-icip, kafe pilihan mama kali ini ga terlalu buruk. Desainnya minimalis dan dibuat se-comfy mungkin agar pengunjung bisa betah berlama-lama disini. Kafenya juga lumayan ramai, di dominasi remaja yang kebanyakan datang sama pasangannya.

Indeed. This is Sunday, bruh. Semuanya pasti jalan sama doi masing-masing meanwhile aku malah ada disini sama mama.

"Masih lama ya, Ma?"

Mama menggeleng, "Tuh." aku refleks noleh dong waktu mama bilang gitu. Dan ternyata benar, teman mama itu datang dan menghampiri meja kami.

"Lama, Ta?"

"Lumayan. Tapi gapapa, sih. Duduk," kata Mama mempersilahkan dua orang itu duduk. Aku hanya bisa tersenyum canggung sambil turut mempersilahkan mereka duduk.

"Halo, jadi ini anaknya Rista. Namanya siapa?"

"Halo, tante. Panggil Hanna aja." jawabku.

"Hanna sekarang semester berapa?"

"Baru masuk, tante. Masih MaBa."

"Oh, ya ampun. Kamu sama anak tante selisih dua tahun."

"Anak tante?" tanyaku refleks, bisa aku lihat perubahan wajah dari cowok di depanku ini. Kayanya, yang lagi diomongin itu si cowok ini.

"Iya, ini. Namanya Junkyu."

Aku hanya mengangguk karena aku juga gatau harus respon apa. Lagipula cowok di depanku ini keliatan sama terpaksanya dengan aku, bahkan sangat ketara kalau dia males banget ada disini.

Obrolan berlanjut, aku sesekali ikut dalam pembicaraan yang sekiranya nyambung. Walaupun aku ga suka dengan ini semua, aku harus menghargai mama dan temannya ini. Jadi sebisa mungkin aku akan mengikuti alurnya hingga kami pulang ke rumah.

"Tante, boleh saya ajak Hanna keluar sebentar?" aku kaget. Untung aja jus jeruk yang aku minum ga membuat aku tersedak saking kagetnya.

Ini terlalu tiba-tiba bahkan sedari tadi aku hanya dengar Junkyu menyambung beberapa kali, setelah itu dia memilih bungkam sangat keliatan ga tertarik dengan pertemuan kami.

Kenapa malah ngajakin aku keluar, sih?

"Boleh, Jun. Han, diajak keluar tuh." karena aku bener-bener blank, jadi aku cuma bisa angguk-angguk saja lalu kemudian beranjak mengikuti Junkyu keluar dari kafe.

Kami terus berjalan tanpa aku tau akan kemana kami pergi. Aku mau coba tanya tapi aku juga bingung? Serius bingung karena sebenarnya motif dia ngajak aku keluar begini apa?

"Junkyu," akhirnya aku buka suara. Laki-laki tinggi itu berbalik menatap aku yang tertinggal beberapa langkah dari dia. Setelah itu aku langsung menyamakan langkah kami.

"Sebenarnya, lo mau ajak gue kemana?"

Junkyu mendecak lalu memasukkan ponselnya ke saku jaket, "Gue juga bingung, yang jelas, gue ga suka berada disana."

"Lo ga suka? Kenapa mau datang?" tanyaku setengah kesal pada manusia di depanku ini.

"Karena mama. Lo juga kalau bukan karena mama lo mana mau, sih?"

Aku ga denial soal hal itu tapi hey!? Aku masih mau menghargai presensi Junkyu dan mamanya sedangkan dia? Langsung to the point bilang ga suka.

"Iya gue emang gamau tapi setidaknya lo harus menghargai gue dan mama gue? Engga—cukup mama gue aja. Lo harusnya ngehargain mama gue."

Lantas tanpa aku duga, Junkyu menarik lengan kardigan ku, yang buat aku otomatis mendekat ke dia.

fix you ─jaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang