5. Affraid

2.4K 183 1
                                    

Keesokan harinya Jaemin mendatangi kelas Nari dan terdapat Renjun yang tengah mengobrol dengan Nari. Jaemin mengambil kursi lalu ikut duduk di dekat mereka dengan tanpa dosanya. Sontak hal itu membuat kedua orang didekat Jaemin menatap aneh dirinya.

"Lo ngapain sih nyet??" semprot Renjun pada Jaemin. Jaemin hanya tersenyum lebar seraya menatap Nari dengan kedua tangan menopang dagu. Nari tampak bingung melihat respon Renjun.

"Kalian lanjutin aja, gue cuma mau liat Nari doang" ujar Jaemin tetap pada posisinya tanpa menoleh ke Renjun.

"Kalian saling kenal?" tanya Nari pada Renjun tanpa menatap ke arah Jaemin.

"Dengan sangat menyesal gue akui gue kenal dia, Na.." ujar Renjun dengan nada sedramatis mungkin. Kali ini Jaemin menoleh pada Renjun dan menatap ke arahnya dengan tatapan sinis dan kesal.

"Apa lo?" sahut Renjun saat Jaemin masih menatap sinis ke arahnya. Nari membekap mulut Renjun agar diam menggunakan satu tangannya.

"Udah biarin aja napa sih?! Ayo balik ke topik tugas" ucap Nari saat mengajak Renjun kembali fokus untuk membicarakan tugas. Renjun sesekali melirik ke arah Jaemin, namun Jaemin mengabaikannya dan tetap menatap Nari. Nari menjelaskan tentang tugas mereka pada Renjun dan apa yang harus dilakukan oleh keduanya. Jaemin pun lama - lama menjadi merasa kurang senang karena Nari terus menatap Renjun sambil menjelaskan. Sedangkan dengan dirinya gadis itu selalu enggan untuk menatap.

"Aku juga mau ditatap begitu, kamu pilih kasih sekali Jung Nari. Kamu betah menatap Renjun, tapi tidak betah menatapku" omel Jaemin pada Nari hingga membuat Nari menoleh sekilas.

"Idih, pacar aja bukan" desis Renjun untuk menyindir Jaemin yang dibalas lirikan sinis dari Jaemin.

Namun Nari seolah mengabaikan omelan Jaemin dan kembali pada pembicaraannya dengan Renjun.

"Jung Nari, apa begini sikap seorang asisten pada majikannya??" tanya Jaemin saat omelannya tidak dihiraukan oleh Nari. Renjun tampak menarik nafas dalam dalam seolah ingin mengumpati Jaemin saat itu juga.

"Tolong beri kami waktu 15 menit untuk membahas ini, Tuan Jaemin yang terhormat" ujar Nari sambil membungkuk pada Jaemin. Nari kembali menatap Jaemin sambil tersenyum yang dipaksa sebelum akhirnya dibalas anggukan oleh Jaemin.

"Baiklah, cepat selesaikan" ucap Jaemin seraya mempersilahkan Nari kembali melanjutkan diskusinya dengan Renjun. Jaemin kembali menopang dagu dengan kedua tangannya sembari menatap Nari yang kembali berdiskusi. Renjun yang melihat kelakuan Jaemin hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Lo rese anjing!" umpat Renjun dengan ekspresinya yang begitu datar seraya berusaha menahan diri sebisa mungkin.

"Bodo" jawab Jaemin yang tidak peduli pada umpatan Renjun dan tetap tidak mengalihkan tatapannya pada Nari sambil tersenyum manis.

Nari hanya menunduk sambil menggelengkan kepalanya. Sesekali ia memijit keningnya. Sangat jelas menunjukkan bahwa ia sudah lelah menghadapi Jaemin dan Renjun yang terus adu mulut.

.
.
.
.

Setelah menunggu kurang lebih 12 menit, akhirnya Jaemin meninggalkan kelas bersama Nari. Sedangkan Renjun mampir ke kelas Haechan dkk.

Drrttt drrrtt
Drrttt drrrtt

Jaemin mengecek ponselnya sebentar dan terlihat kontak bernama Heejin tengah meneleponnya. Tanpa pikir panjang, Jaemin pun mereject panggilan dari Heejin. Hal itu terulang 10 kali hingga membuat Jaemin kesal dan memutuskan untuk mematikan ponselnya. Sedangkan Nari tampak mengikuti Jaemin dari belakang dengan tatapan datar. Merasa hening dari tadi lantas Jaemin menoleh ke belakang lalu menarik tangan Nari untuk melangkah berdampingan dengannya. Merasa tangannya ditarik membuat Nari menoleh sambil menaikkan satu alisnya.

THE SEXRET BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang