14. Freedom

1.3K 98 0
                                    

Sekitar 15 menit Nari dan Jaemin berjalan menuju tempat bermain. Keduanya memutuskan untuk duduk di ayunan kosong sambil terdiam beberapa saat. Jaemin dengan pikirannya dan Nari dengan kepuasannya karena bisa bebas.

"Hahhh akhirnya aku bisa menikmati dunia luar dengan bebas.." ujar Nari sambil mengayunkan ayunan yang ia duduki. Kepalanya menengadah ke atas dan kedua matanya terpejam seolah menikmatinya. Namun hal itu tidak ditanggapi oleh Jaemin. Lelaki itu hanya terdiam memikirkan cara agar bisa mengelabuhi Heejin.

"Jaem.."

"...."

"Jaemin?"

"...."

"Na Jaemin!"

"Y..ya?? Kamu memanggilku?" Tanya Jaemin yang baru sadar saat Nari memanggil namanya seraya menepuk pundaknya. Nari ternyata sudah menghentikan ayunan yang sedari tadi ia gerakkan. Matanya tampak menatap Jaemin dengan pandangan bingung.

"Iya. Kamu kenapa cuma diam saja? Ada masalah?"

Jaemin memandangnya sebentar lalu menggelengkan kepalanya. Ia tidak ingin Nari khawatir dengan permasalahan yang harusnya ia tangani sendiri.

"Tidak. Hanya saja di sini sangat dingin.."

"Kamu kan tadi minta kesini buat ngobrol sebentar.. kamu ingin membicarakan soal apa denganku?"

Jaemin beranjak dari ayunan dan berdiri di hadapan Nari. Ia terlihat menatap Nari dengan tatapan yang sulit ditebak.

"Aku ingin meminta tolong padamu.."

Kening Nari berkerut saat Jaemin mengucapkan kalimat itu. Untuk sejenak dia sedikit panik dan gugup. Dengan segera Nari juga ikut beranjak dari ayunannya.

"Meminta tolong? Meminta tolong apa? Apa ada yang sakit? Katakan.."

"Jangan khawatir, badanku baik baik saja. Aku ingin meminta tolong hal yang lain.."

"Apa itu?"

"Aku ingin kamu memaafkan aku.."

Nari semakin bingung dengan apa yang Jaemin bicarakan. Ia memberanikan diri untuk lebih mendekat ke arahnya sambil menatapnya dengan selidik. Namun tangan Jaemin mengeluarkan sesuatu dari balik saku hoodie yang ia kenakan. Sebuah kalung yang selama ini ia simpan. Ia menggantungkan kalung itu diantara jemarinya sambil menatap Nari.

"Kalungku? Kamu ingin mengembalikan ini padaku?"
"Jangan bilang kalau.."

"Tidak. Aku bukan ingin memutuskan hubungan kita. Ataupun meninggalkanmu." ujar Jaemin seraya tersenyum ke arah Nari.

"Lalu apa?" tanya Nari dengan penuh rasa penasaran.

"Maafkan aku jika aku mengecewakanmu di kemudian hari.." ujarnya seraya memakaikan kalung berinisial "A" pada leher Nari. Nari menatap Jaemin yang tampak seolah menyembunyikan sesuatu.

"Apa kamu kepikiran sesuatu?"

Jaemin hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar. Ia kembali terdiam setelah memakaikan kalung pada leher Nari.

"Jika ada masalah, katakan saja padaku. Aku akan membantumu"

"Bukan apa apa. Aku tidak sedang memikirkan suatu masalah. Hanya saja badanku masih terasa sakit dan aku meminta maaf jika aku ke depannya akan merepotkanmu atau membuatmu kecewa.."

"Soal itu kamu tidak perlu khawatir.. aku percaya padamu. Kamu tidak akan mengecewakanku."

"Yuk pulang? Sudah hampir larut malam.."

THE SEXRET BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang