Part 17 - Hukuman

92 12 35
                                    

"Namanya juga duplikat Jin, bisa ngilang tiba-tiba."- Jeminnn.
.
.
.

"Ini tuh, udah keberapa kalinya sih, kalian telat?"

Jeno sama Haechan lagi ditahan diruang BK. Mereka ketahuan pas mau manjat dinding belakang sekolah kayak tokek diam-diam merayap.

"Gak ke itung, Bu."

"ITU TAU!!"

Refleks Jeno sama Haechan nutup kedua kupingnya. Buset ya, sesungguhnya gak ada suara yang lebih mantap disekolah ini dibanding jeritannya Bu Imel.

"Ya, maap, Bu."

Bu Imel berdecak. "Bosen banget Ibu denger kata maaf dari kalian-APA KAMU MANGAP-MANGAP KAYAK GITU? MAU NYELA?!" Bu Imel langsung bereaksi waktu liat Haechan mangap-mangap.

Haechan kicep. "Nggak Bu, maaf. Teruskan."

Bu Imel mendengus. "Kalian tuh murid yang sering banget telat, tau gak?"

"Ah, masa Bu?" Sela Haechan.

"IYA!"

"Setau saya murid-murid dari kelas lain juga banyak yang telat, Bu." Timpal Jeno.

"TAPI GAK SESERING KALIAN!!" Bu Imel menghela nafas prustasi. "Kalian tuh orang yang sering banget telat disekolah ini, bahkan dalam satu minggu, Jam tepat kalian Cuma satu sampe dua kali doang."

"Biar keren, Bu."

Jeno menggeplak punggung Haechan.

"APANYA YANG KEREN??!!"

Tuh kan, ngamuk.

"Haechan gak usah di dengerin, Bu." Sebagai yang paling berotak, Jeno mohon ampun.

"Ah, ya. Sama satu lagi, murid yang sering banget telat kayak kalian ini, perempuan lagi."

Haechan mendongak. Seha

"Seha Kalandra, gak abis pikir Ibu sama dia. Mana perempuan lagi."

"Bagus Bu, biar beda dari cewek-cewek lainnya."
Lagi. Jeno menggeplak punggung Haechan.

"APANYA YANG KEREN DARI MELANGGAR PERATURAN SEKOLAH HAECHAN??!!"

Tuh kan, Haechan bego sih.

"Gak usah di dengerin Bu, anaknya emang gak waras." Jeno senyum lima jari.

"Kalian tuh udah sering banget Ibu hukum, tapi dari berbagai hukuman gak ada satu pun yang bikin kalian kapok! Maunya apa sih, heran Ibu. Pak Pardi aja sampe angkat tangan!"

"Tuh kan, Bu, keren."

Kali ini Jeno menendang bagian belakang lututnya Haechan, dan berakhir dengan Haechan yang berlutut dengan sebelah kaki.

"Kasihani aja, Bu." Jeno Cuma senyum.

Bu Imel prustasi. "Gini aja deh, kelas XII, kan udah mau pelulusan. Dan kepala sekolah mau, pelulusan kali ini berbeda dengan pelulusan-pelulusan sebelumnya."

Perasaan Jeno gak enak.

"Jadi..."

Jeno dugun-dugun.

"Kalian berdua..."

Jeno bakal tobat deh, janji.

"Ditambah Seha..."

APAAN??!!

"Harus ngisi pentas acara kelulusan tahun ini."

MENINGGOY !!

Tentang Mereka | 7 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang