Part 22 - Hadeh

85 16 12
                                    

"Kalian semua kehed!"- Injunie yang lagi sebal.
.
.
.

Waktu Seha masuk ke kost-an, tau apa yang terjadi?

Ripuh.

Kenapa?

Karena pas Jisung buka pintu, Haechan kejedot-Mantul-Ambyar gara-gara kejar-kejaran sama Renjun. Padahal yang di rebutin cuma sebatas permen Jisung yang nyisa tinggal satu di toples.

Dan respon pertama yang keluar? Udah pasti tawanya Renjun! Gak ngetawain Haechan sehari aja, Renjun mana bisa.

Di susul sorakannya Jeno. Mark sama Jaehyun cuma bisa diem. Chenle ikut ngakak bareng Renjun. Seha gak peduli sama sekali, tapi aslinya pengen ngakak kenceng dia. Jisung? Karena dia yang menyebabkan kecelakaan itu, otomatis rasa belas kasihannya keluar. Padahal itu juga salahnya Haechan, sih. Gitu kalo kata Jeno.

Karena mau gimana pun, Haechan tetap salah di mata Jeno.

"Tulung, pantat aing keram." lirih Haechan yang masih setia goleran di lantai.

"Liatin oy, liatin." seru Jeno.

"Kok di liatin?" Jaehyun heran. "Temannya tidak mau dibantu?"

"Nggak." kompak seisi kost-an jawab begitu.

Haechan? Sebenarnya dia sedih dengernya, tapi hati kecilnya berkata. "Haechan, kau jangan sedih. Karena kau adalah Lional messi."

"Sopankah begitu?" Lirih Haechan.

"Bangun, Chan. Gak usah lebay." Seru Seha.

"Tolongin, Se."

"Tinggal bangun, kan?"

"Susah."

"Bangun sendiri."

"Bantuin."

"Gak."

"Sakit ini." sambil ngelus-ngelus pantat.

"Normal berarti."

Haechan cemberut. Kemudian menoleh pada Jisung. "Jisung, tanggung jawab, siah!"

Jisung nyengir. "Lagian, lari-lari kok dalem kost-an."

"Yang larang siapa??"

"Nggak ada, sih."

"Lo nya gak mikir berarti, Chan." celetuk Jeno. Yang di angguki sama Mark.

"Noh, si Renjun!"

"La ko, gue?" Renjun heran, kenapa dia heran.

"Diem, Jun. Lo juga sama aja."

Renjun mingkem.

"Udah-udah. Mending kalian siap-siap, bentar lagi kita latihan." lerai Mark. Kemudian menoleh pada Jaehyun. "Mas Jae, maklumin kegoblokan mereka, ya."

Jaehyun senyum. "Tidak apa. Saya suka keributan."

"Lah???" beo Haechan.

"Chan, diem!" desis Jeno.

Haechan manyun.

"Ya, sudah, karena Seha sudah datang, lebih baik kalian siap-siap. Semuanya sudah hadir semua, kan?"

"Bentar." sela Chenle.

"Apa?"

"Gue kok gak denger suara Bang Jaemin?"

Hening sejenak.

"Coba di bell." celetuk Haechan.

"Bang Jaemin?" Tanya Jisung. "Tadi dia izin, mau bantuin Enyak senam bareng sama ibu-ibu komplek di lapangan, katanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Mereka | 7 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang