"Pongo."-Hati kecil Jaehyun berkata.
.
.
.Setelah perundingan-perbacotan-pertumpah darahan-perbucinan (only Haechan) akhirnya mereka selesai menentukan bagian-bagiannya masing-masing.
Gitaris akan dipegang oleh Jeno, Jaemin, serta Seha--mereka syok waktu Seha bilang bisa main gitar-- Drummer akan dipegang oleh Haechan, Keyboard dipegang oleh Chenle, dan terakhir vokal akan dimainkan oleh Renjun dan Jisung. (kalo Jisung main rap)
Butuh waktu yang cukup lama bagi mereka untuk men-deal kan hal tersebut. Kenapa lagi emangnya kalo bukan karena perbuatan Haechan sama Jaemin? Belum lagi ditambah Seha, yang kadang-kadang gedek banget sama tingkahnya Haechan--bikin keributan-keributan jadi bertambah.
Dan hari ini... Hari ini adalah weekend.
Weekend yang bakal merepotkan-menyebalkan-menggedekan bagi Renjun. Soalnya weekend ini mereka udah mulai latihan. Males banget sebenernya bantuin makhluk-makhluk gak tau diri itu, tapi ya gimana, namanya juga temen harus bantu dalam keadaan apapun. Tau gini, Renjun gak bakal mau temenan sama mereka dari awal.
BRUMMM! TIIITTT!
"Anjrot!" Renjun tersentak dari tempat duduknya. Tau apa yang paling nyebelin di dunia bagi seorang Renjun? Haechan! Gila aja, lagi enak-enaknya ngelamun, si anying itu malah nge-geber motor dipagi buta kayak gini.
Renjun ngelangkahin kakinya keluar kost. Mukanya gak enak banget diliat. Udah macem pereman penunggu WC dipasar.
Tuh kan, si Jancuk yang satu itu lagi ngelap-ngelap mesra motornya--yang mesinnya aja berisik minta ampun! Dua hari yang lalu, pas Haechan nge-geber motornya dengan kecepatan full, dia kepung sama Enyak + ibu-ibu komplek. Nakal sih, padahal udah sering diomelin.
Dan sekarang? Belum kapok kayaknya.
"OY! BERISIK!"
Haechan noleh, terus nyengir. Malah lanjut ngelap motor gitu aja.
"Gue dicuekin?"
Semenjak Haechan bawa motor bututnya ke kost-an, terus punya kebiasaan manjain motornya yang dia kasih nama Juki, anak-anak yang lainnya juga malah ikut-ikutan punya kebiasan aneh.
Jeno kebiasaan pacaran sama sepedanya tiap pagi sama sore. Jaemin sama kameranya. Jisung sama barang-barang gak gunanya, yang ujung-ujungnya dia jual murah ke temen-temen sekelas. Dan terakhir Chenle, yang kebiasaan beli tiket liburan tapi gak pernah jadi liburan.
Cuma Mark sama Renjun doang yang masih normal sejauh ini. Atau mungkin keduanya bakal nyusul?
"WOI CHAN, DENGER KAGA LO?!"
Haechan menghela nafas, terus balik badan. "Iri? Bilang bos! Hahay, palpalepalpale."
Renjun kicep.
"Cari kerjaan sana. Dasar pengangguran."
Renjun melotot. "Bilang sekali lagi!"
"Dasar pengangguran!"
Renjun mendesis sebal, tingkat kebencian Renjun langsung meningkat tiga kali lipat dari sebelumnya.
Renjun menghela napas pelan, kemudian tiga detik setelahnya, terjadilah adegan baku hantam depan halaman kost-an si Enyak.
"ENYAH LO, ENYAH!!" Renjun menggeplak kepala Haechan berkali-kali dengan sandal jepitnya.
"MAMPUS SIAH, MAMPUS!" Haechan sibuk ngangkatin kaki Renjun yang lagi nyeker. Sebenernya Haechan mampu-mampu aja banting Renjun ketanah, Renjun kan ringan. Tapi ya, gimana ya. Gak tega euy.
"Ada apaan sih, ribut am-ANYING EUY, ADA TONTONAN GRATIS TERNYATA!!" Jaemin cengo bentar. Gak minat buat misahin, nontonin lebih seru.
Padahal suasana kayak gini sering kejadian tiap hari, cuma hari ini gak tau kenapa Jaemin gabut bukan main. Lagi nyari spot buat objek fotonya, tapi gak ada yang pas.
Kalo Jaemin abadiin moment gelut Haechan sama Renjun tiap hari, terus dia jadiin Album, boleh juga kayaknya. Dijual banyak yang beli, pasti.
"HAYOKK GUYS! SEMANGAT!!"
Cekrek!
Cekrek!
Cekrek!
Yang difoto Haechan sama Renjun, tapi yang nge-pose malah Jaemin. Manusia kebanyakan gaya.
"Ada apaan sih, Bang? Ribut amat-LOHH?!" Chenle kaget. "Itu kenapa gelut kayak gitu?"
Yang ditonton gak nyadar. Sibuk ngangkatin kaki satu sama lain. Geplak sana, geplak sini. Sibuk banget pokoknya sampe gak nyadar.
"Abang juga ngapain?"
"Abadiin moment."
Chenle berdecak. Tapi malah- "JISUNG, BURU SINI. ADA TONTONAN NIH!!"
Gak lama Jisung ngibrit dari dalam kost-an, ikutan nonton macam orang kehausan konten.
Awalnya cengo, tapi lama-kelamaan nikmatin juga. "Mereka tuh, apa gak bosen?"
"Bosen apa?"
"Ribut terus."
"Halah!" Jaemin berdecak. "Gak ada yang namanya bosen dikamus mereka tuh!!"
"Ribut terus." Chenle geleng-geleng kepala gak habis pikir.
Akhirnya mereka tetep mantau Haechan-Renjun yang lagi ribut kan, tanpa ada niatan misahin walau hanya sedikit dari hari nurani.
Gak lama Jaehyun muncul dari kamar sebelah. Cengo bentar liatin yang lagi ribut, terus lanjut jalan nyamperin Jaemin, Chenle, Jisung.
"Mereka kenapa?" Tanyanya.
"Biasalah." jawab Jaemin tanpa noleh, dia sibuk potret sana-potret sini.
Yaudah lah, ya. Jaehyun gak mau ikut-ikutan bego juga. "Jangan lupa ya, sore ini kita sudah mulai berlatih."
"Sip." Jawab ketiganya serempak tanpa ngalihin pandangan dari kelakuan Haechan-Renjun. Jaehyun lanjut jalan ke kamar kost-nya bujang-bujang kehed. Mau nyari makan dia.
...
Seha dengan malas memandangi sebuah kost minimalis di depannya. Kalo bukan karena takut sama Mamahnya terus di omelin 7 hari 7 malam, dia ogah banget ngerjain tugas bu Imel. Kapan sih Seha ngerjain tugas?
"Assalamu'alaikum."
Hening.
"Permisi."
Hening.
"Punteun."
Hening.
"ADA ORANG GAK, SIH?!"
Gak bisa nih, Seha dibiarin lama berdiri kayak gini. Mau salam pake urat, takut di kata gak sopan. Cukup sekali aja.
"Permisi!"
"Oitt, ada orang?" Ada yang nyaut, tapi malah nanya balik. Sebego apa dia?
Terus terdengar suara kunci gerbang di buka dari dalam. Dan, tertampang wajah Jisung. Cengo bentar, terus nyengir. "Eh, Kak Seha."
"Iya."
Jisung mesem-mesem. "Masuk, Kak."
Seha menghela napas bentar, terus jalan memasuki cobaan hidupnya yang akan di mulai sebentar lagi.
.
.
.
ADUH SAYANG MAMA'E~~
maap mun typo- aing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka | 7 Dream
Fanfic"I'm Handsome."-Mark lee . "Gsh Bacodh!"-Huang Renjun . "Aku sabar, aku diyam."-Jeno lee . "Item? Maksut lo seksi?"-Haechan lee . "Karena tidur adalah jalan ninjaku."-Na jaemin . "Nyewa? Apaan tuh?"-Zhong Chenle . "Aku sih cukup O aja."-Jisung pwark...