"Lo bego boleh, Tapi jangan sampe overdosis!"-Hwang Renjun.
.
.
."Kenapa?"
"Kenapa harus begini?"
"Kenapa gak begitu?"
Haechan berujar dengan nada rendah.
Jeno menoleh pada Haechan. Menatapnya malas. "Gak usah drama sat!"
Haechan menghela nafas lelah.
Pagi tadi, ketika Haechan sama Jeno mau manjat dinding belakang sekolah, karena gerbang depan udah ditutup sama Mang Adi--satpam sekolah--mereka ketahuan.
Sialnya, kenapa harus Pak Pardi yang mergokin mereka?
Awalnya mereka tenang-tenang aja. Secara kan ya, paling hukumannya gak jauh-jauh beda sama yang udah-udah, nyapu taman belakang.
Tapi seperti-nya, tuhan emang lagi nggak berpihak ke mereka. Mereka dihukum dengan hukuman klasik, namun merugikan bagi Haechan.
Hormat di depan tiang bendera sampai bel istirahat berbunyi.
Hadeh. Panas-panasan, kulit Haechan udah item, jangan sampe nambah item lagi.
"Klasik." gumam Haechan.
Jeno seketika nyesel sama ajakan-nya Haechan. Kenapa juga dia mau-mau aja diajak nongkrong sama Haechan. Udah tahu Haechan sesat.
"Ngapain lagi? Ayo cepetan, gabung sama berandalan sekolah tuh."
Haechan sama Jeno kompak menoleh kearah sumber suara.
Disana, Pak Pardi jalan dibelakang seorang Cewek-dengan penampilan-nya yang cukup urak-urakan- Ia menggiring cewek tersebut buat gabung sama mereka.
"Pak, hukuman saya dibedain aja yak? Ngepel toilet kek, nyapu taman belakang lagi kek. Ya pak? Saya gamau satu hukuman sama dia!"
Seha--perempuan tadi nunjuk Haechan dengan tatapan tajam-nya.
"Apasih lo?" mohon maaf, Haechan gak terima ditunjuk-tunjuk kayak gitu.
Seha cuma diem. Kayak yang- ketemu Haechan tuh ibarat bensin ketemu api- duarr!
"Udahlah gapapa. Itung-itung buat pendekatan dan perbaikan. Kalian tuh gak capek apa musuhan mulu?" ujar Pak Pardi.
"Gak!"
"Gak!"
Ucap keduanya barengan.
Seha mendelik. "Gak usah ikut-ikutan lo, jancuk!"
"Heh, omongannya!" Tegur pak Pardi.
"Maaf pak." nyali Seha menciut. Dia gak mau hukumannya ditambah.
"Udahlah se, lo disini aja, biar gue yang nyapu taman belakang sekolah..." ucap Jeno, kemudian menoleh ke pak Pardi, " Yoi nggak pak? Biar mereka bisa bedua-duan." Jeno berusaha ber-negosiasi.
"ENAK AJA SIAH!" Nge-gas Haechan.
Jeno masa bodo. "Gimana pak? Ide saya tadi bagus kan?" seenggaknya kalo nyapu taman belakang gue masih bisa duduk-duduk, ademan-ademan dibawah pohon.
"Nggak pak. Itu gak bagus sama sekali. Yang ada kalau saya ditinggal bedua ama Seha, Bisa ancur tiang bendera sekolah pak.." Ucap seha.
"Hm, Bener juga..." Pak Pardi ngangguk-ngangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka | 7 Dream
Fanfiction"I'm Handsome."-Mark lee . "Gsh Bacodh!"-Huang Renjun . "Aku sabar, aku diyam."-Jeno lee . "Item? Maksut lo seksi?"-Haechan lee . "Karena tidur adalah jalan ninjaku."-Na jaemin . "Nyewa? Apaan tuh?"-Zhong Chenle . "Aku sih cukup O aja."-Jisung pwark...