Part 12 - Orang kaya sabeb

69 14 15
                                    

"Kaum jelata yang tabah..."- Jeno lee.
.
.
.

"Iya, iya. Gue tutup telfon-nya ya."

Chenle mengakhiri panggilan dari salah satu saudaranya yang berada di China. Ia memberitahu Chenle, jika salah satu rumahnya yang di China kecolongan maling.

Chenle sih santuy-santuy aja, secara kan ya...

Ngilang? Beli lagi.

Di colong maling? Yauda si, kasih aja.

Namun memang sifat saudaranya Chenle yang bule campuran Belanda-Korea-China-Indo- Ehem, memang sedikit agak heboh.

Chenle berjalan ke ruang tamu. Mereka sedang menonton pertandingan sepak bola antara Persib melawan Persija.

Suasana heboh menyambut Chenle.

Jelas.

Haechan dan Jaemin mendukung Persib, Jeno serta Mark mendukung Persija.

Sedangkan Jisung duduk diantara suporter-suporter kawe, ia hanya bisa menonton abang-abangnya yang kelewatan heboh. Gak paham juga soal klub bola.

"DIEM SIAH, PERSIJA MAH GAK ADA APA-APANYA!"

"HALAH, BACOT LO CHAN. PERSIB JUGA SAMA AJA!"

"HEH, MANEH GAK LIAT HAH? LIAT TUH, SI MARKO-MARKO ITU TUH, IDIHH APAAN, GAK MAU BERBAGI BOLA. EGOIS!"

"UDAH LAH, KITA BUKTIIN AJA. LIAT NANTINYA SIAPA YANG BAKAL MENANG!"

"AING MAUUUUNGG!!"

Chenle menatap Jisung miris. Kemudian berjalan ke arah sofa. Mengambil remot TV, dan memindahkan salurannya.

"IHH APA-APAAN??!"

Chenle berjengit. Mereka kompak meneriakinya karena mengganti saluran. "Ya sellow."

"LAGI SERU ITU!!"

"Bodo amat, kalian berisik!"

"Heh!"

"Apa?!" Chenle balik mendelik, "Gue bawa balik lagi ni TV!"

Mereka diam.

Jisung ketawa, "Mampus."

"Gue beliin cilor deh, Le." Celetuk Jaemin.

Haechan mengangguk, "Gue kasih bonus. Pindahin ya, Le..."

"Kalo gak mau?"

"Lo tega."

Chenle mendengus, "Ngalah aja sama rakjel mah."

Ketika saluran kembali di pindahkan oleh Chenle, cengiran bobotoh and the jack kembali terbit.

"AINGG MAUUUUNGG!"

"PERSIJA SAMPE MAMPUS!!"

"HIYA-HIYAAAAA!!" Itu teriakan Jisung. Ia pusing sendiri karena di jepit antara dua kubu yang sedang panas-panasnya.

"Guys." Ucap Chenle.

Jisung melirik, sedangkan ke-empatnya fokus pada layar TV.

"Guyss!"

"Ha?"

Cuma Jisung yang nyahut.

Chenle mendengus. Ia kembali mengambil remot, kali ini ia mematikan.

"Mampus." Gumam Jisung.

"YAELAH LE, NGAPA DI MATIIN SIH TV-NYA?!"

"Mau curhat!"

Tentang Mereka | 7 DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang