"Kita kan jomblo fisabilah, mending ta'aruf aja, itu lebih baik."- Jeno Lee.
.
.
.Selepas menanam saham untuk perut mereka masing-masing, Mark dkk menyusuri koridor dengan cengiran lebar.
Entah karena apa, namun saat ini mereka senang bukan main. Jaemin bahkan tak henti-hentinya menggoda adik kelas yang sedang kebetulan lewat di hadapannya.
"Eh-eh sa, mau ngomong nih..." Jaemin kembali menghentikan salah satu adik kelasnya-- Esa.
Esa senang bukan main karena di panggil jaemin, ia sudah senyum-senyum malu tidak karuan, "Ada apa ya, kak?"
"Aku tuh kalau gak ada kamu kayak tong sampah yang gak ada isinya tau..."
"Kenapa tuh..." celetuk Haechan.
"Kosong!" Jaemin nyengir. Bahkan terlalu lebar.
"EAKKKK!!!"
"Walahh, jangkrek!!"
"Lo di samain sama tong sampah masa, Sa!!"
"Sa-saya duluan kak." Esa ngibrit karena malu. Ia tidak yakin bisa menahan jeritannya di hadapan Jaemin. Jadi untuk menjaga image, ia segera pergi dari hadapan Jaemin dan yang lainnya.
"Walah, di tinggal." Seru Jisung.
"Asu, malah di perjelas." wajah Jaemin sempat kesal, namun sedetik kemudian wajahnya kembali cerah ketika ia melihat Rere--Salah satu temannya yang terkenal sangat jutek.
"Rere..."
Yang di sapa hanya diam. Rere memandang Jaemin dengan raut bertanya.
"Aku tuh yak, kalau gak ada kamu kayak HP yang gak di Charger..."
"Kenapa tuh bang?" Kali ini Chenle yang menyahut.
"Lama-lama bisa mati -Eakkk!!" Jaemin heboh sendiri. Di susul teman-temannya yang ikut mengompori. Sedangkan Rere hanya diam tak berkutik.
"Re, atuhlah kasih respon si Jaemin nya. Jangan diem-diem bae." Seru Haechan.
Rere sempat diam sejenak, sebelum akhirnya tawa garing keluar dari mulutnya. "Ha-ha..."
Jaemin dan yang lainnya hening.
Rere melambaikan tangannya pada Jaemin, "Gue cabut. Biar lo mati sekalian karena gak ada gue."
Rere berlalu begitu saja. Membuat Jaemin dan yang lainnya sukses melongo mendengar penuturannya.
Mark yang pertama bereaksi. Ia menahan tawanya agar tidak meledak.
"Walahh, jangkrik euyy!!" Jaemin berujar kesal.
Haechan menutup mulutnya dengan tangannya. Ia menggelengkan kepalanya seraya berujar pelan. "Ternyata ada yang lebih sadis dari Seha lurr..."
"Jaem, barusan... Lo di tolak?" Ujar Renjun. Ia masih memperhatikan punggung Rere yang semakin mengecil dari pandangannya.
"Kayaknya sih, iya Jun." Timpal Jeno.
Jaemin mengibaskan tangannya di udara. "Gak lah. Mana ada yang bisa menolak pesona urang lur, Dia itu cuma malu. Padahal aslinya, hati dia tuh ambyar, se-ambyar-ambyarnya hati ambyar!!"
"Ribet lo bang." Gumam Jisung.
"Coba lagi Jaem." Usul Mark.
"Oke! Nih yak, liatin!" Jaemin berujar semangat. Ia kembali menunggu sasarannya lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka | 7 Dream
Fanfiction"I'm Handsome."-Mark lee . "Gsh Bacodh!"-Huang Renjun . "Aku sabar, aku diyam."-Jeno lee . "Item? Maksut lo seksi?"-Haechan lee . "Karena tidur adalah jalan ninjaku."-Na jaemin . "Nyewa? Apaan tuh?"-Zhong Chenle . "Aku sih cukup O aja."-Jisung pwark...