"Gak papa, gue ILFEEL sama yang murahan soalnya."- Sultan Chenle.
.
.
.Setelah perundingan sekaligus bujukan buat Seha tentang acara nge-band yang akan mereka tampilkan nanti, akhirnya selesai. Butuh waktu yang cukup lama bagi Haechan dan yang lainnya buat bujuk Seha, tapi dengan segala perintilan bacotnya Haechan sama Chenle, akhirnya Seha pasrah.
Setelah bubaran sekolah mereka langsung pulang ke kost-an, gak mampir-mampir dulu kayak Jamet. Mereka mau ngomongin band dadakannya mereka. Tapi baru sampe di depan pagar kost-an, mereka dibikin heran sama Truk yang gede banget lagi nangkring depan mereka.
Daripada penasaran, mereka akhirnya masuk. Dan-"BUSET ASTAGFIRULLAH!" Renjun syok. Yang lain juga gak kalah kagetnya.
INI KENAPA ALAT MUSIK BANYAK BANGET PADA NANGKRING DEPAN KOST-AN?! MANA BARANGNYA PADA GEDE-GEDE, PASTI MAHAL!
"LE, PASTI KERJAAN LO INI, LE!" Bukan nanya lagi, Renjun langsung tepat pada sasaran.
Chenle cengengesan. Iya, abis berunding Chenle langsung nelfon Asisten Papahnya buat ngirimin seperangkat alat Musik ke alamat kost-an. "Katanya butuh alat Musik."
"Ya, tapi gak harus yang gede-gede kayak gini, Le." Mark capek. "Kan, bisa yang kecil juga. Ini mana lengkap banget Alatnya."
"Gak papa, gue ILFEEL sama yang murahan soalnya." Chenle sengaja menekankan kata ILFEEL.
"Gue gak tau harus seneng apa kaget, nih." Haechan masih dalam lamunannya. Iya, dia sekaget itu liat alat musik nangkring depan kost.
Jisung yang liat Haechan mangap, langsung naikin dagunya Haechan. "Takutnya ada laler masuk, Bang."
"Ini mau ditaro dimana coba? Kost-an pasti gak muat." Ujar Jaemin. Soalnya ada banyak barang bawaannya Chenle di kost-an. Kayak sepasang game balap motor yang ditampilin dilayar monitor, terus se-set ring basket. Meja billiard. Banyak banget pokoknya. Kalo harus ditambah sama seperangkat alat Musik, mereka takut kost-an si Enyak nanti meledak.
"Minjem ruangan aja ke si, Enyak." Celetuk Jeno.
"Oh, iya. Ruangan yang lain pan belom pada di isi, yak?"
"Otw Enyak!"
Akhirnya mereka pada nyamperin Ruangannya si Enyak. Itu Rumahnya, Enyak emang sendirian aja dirumah. Suaminya? Merantau nyari nafkah. Anaknya? Merantau nyari ilmu. Alasan Enyak ngebuka kost-an? Ya, supaya gak kesepian. Biar gak nolep.
"Samlikum..."
"NGUCAP SALAM TEH YANG BENER, AIHSIA!!"
Jaemin berdehem. "Assalamulaikum warrahmatullahi wabarraqatu!"
"Wa'alaikum salam..." Lirih Jisung tanpa sadar. Anaknya emang Sholeh, Denger salam dikit bawaanya langsung pengen jawab. Kadang kalo dia ngucap Salam, dia juga yang jawab.
"Enyak? Di dalem, kah?"
"Lah, Enyak emang biasanya kemana?" Heran Chenle.
"Senam bareng sama ibu-ibu komplek."
"WA'ALAIKUM SALAM!" Teriak Enyak di dalam Sana.
Mark sama yang lainnya nungguin depan pintu dengan cengiran lebar. Biasa, kan kalo ada maunya harus baik-baik. Terlihat manis contohnya.
Pas pintu dibuka, tertampang wajah bingungnya si Enyak. "Nyari siapa?"
"Enyak."
"Oh, bentar." Kemudian si Enyak memasukan kepalanya lagi kedalam rumah. "ENYAK, ADA YANG NYARI NIH!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka | 7 Dream
Fanfic"I'm Handsome."-Mark lee . "Gsh Bacodh!"-Huang Renjun . "Aku sabar, aku diyam."-Jeno lee . "Item? Maksut lo seksi?"-Haechan lee . "Karena tidur adalah jalan ninjaku."-Na jaemin . "Nyewa? Apaan tuh?"-Zhong Chenle . "Aku sih cukup O aja."-Jisung pwark...