7

5.5K 227 1
                                    

Malam harinya keluarga Ivan dan Elisa tengah makan malam bersama di rumah Elisa.

Bian teman Ivan juga ada di sana,bian memaksa ikut katanya ingin bertemu zahra tapi dari tadi dia tidak melihat Zahra di meja makan maupun fi rumah.

" Zahraaa" Panggil mama tiri Zahra yang melihat Zahra baru pulang.

Zahra memang 3 hari ini sibuk dengan restoran barunya dan sering pulang malam.

Zahra yang merasa dipanggil pergi menghampiri meja makan.

" Duduk nak" ajak mama Zahra dan Zahra hanya menurut dan duduk dia tidak bisa berkata tidak seperti biasa karna ada banyak tamu.

" Dari mana kamu" tanya papa Zahra

Zahra melihat kearah Ivan dan bian
" Abis dari clup" jawab Zahra bohong semua orang terkejut dan mempercayai nya tapi tidak dengan Elisa,Ivan dan bian

" Saya sudah larang kamu untuk pergi kesana kenapa masih membantah" bentak papa Zahra

Zahra memutar bola matanya malas
" Saya tidak perlu izin anda untuk pergi kemana pun" jawab Zahra dengan penekanan

" Saya ini papa kamu,jadi saya berhak"ucap papa Zahra marah membuat semua orang terdiam dan bingung

" Anda sudah kehilangan hak itu sejak 6 tahun lalu" jawaban Zahra membuat papanya semakin marah dan ingin berdiri dari tempat duduknya tapi dihalangi elisa

" Zahra bohong pa,dia abis dari restoran dia, dia baru buka restoran yang ada di samping kantor Ivan"bela Elisa dan papanya melihat ke arah Ivan

" Iya om tadi saya Ivan dan Elisa barusan bertemu dengan Zahra di restorannya" bukan Ivan menjawab tapi bian

Zahra hanya makan dan membodoh amatkan perkataan orang-orang yang ada disekitarnya dan papa Zahra kembali tenang.

" Zahra! Papa dengar kamu menang olimpiade fisika lagi,kamu mau hadiah apa atau mau mobil apa?" Tanya papa Zahra

Semua orang terkejut apalagi Ivan menang olimpiade fisika,lagi? Mereka tidak menyangka bahwa Zahra sepintar itu.

" Saya tidak perlu hadiah atau mobil yang anda tawarkan itu,saya hanya perlu ucapan selamat dari papa saya saja" ucap Zahra dan papanya hanya diam

"Selamat ya Zahra,Tante nggak nyangka kalo kamu itu pintar" ucapan selamat dari mami Ivan

" Tante orang pertama yang mengucapkan itu setelah sahabat-sahabat saya" jawab Zahra dengan tersenyum manis

" Selamat ya bocah" ucapan selamat dari bian dijawab dengan senyuman manis oleh Zahra

"Manis banget dia senyum,jadi gemes gue" batin Ivan melihat untuk pertama kalinya Zahra tersenyum manis.

" Pa boleh El minta sesuatu" minta El

" Apapun yang kamu minta papa akan kabulkan" jawab papa

" Pa bisa nggak pernikahan El dilaksanakan biasa-biasa saja hanya keluaraga kita yang tahu dan soal repsesi El maunya dilaksanakan setelah El wisuda" ucapan El mendapat persetujuan Ivan

" Ivan juga setuju,biarkan El lulus dulu baru mengadakan repsesi" ucap Ivan

" Baiklah kalau itu yang kalian mau" jawab papi Ivan dan disetujui oleh semua orang tapi Zahra ma bodoh amat tetap makan dia

" Rendiii, kemari" panggil papa Zahra yang melihat Rendi baru pulang.

Rendi menghampiri meja makan dan melihat Zahra yang tengah asik makan

" sapa tamu kita dulu" suruh papa

Saat Rendi ingin menyapa tiba-tiba saja Zahra berdiri.

" Kamu kenapa berdiri, makanan kamu belum habis" tanya papa

" Zahra udah selesai napsu makan Zahra hilang,karna ngelihat banci" ucap Zahra yang matanya menatap sekilas Rendi dan melenggang pergi.

Semua orang hanya menatap kepergian Zahra

Tibalah hari yang dinantikan oleh semua orang yaitu hari pernikahan Elisa dan Ivan.elisa yang sudah memakai kebaya nikah nya dan juga sudah dandan dia hanya tinggal dipanggil keluar bila Ivan sudah datang

" Hiks hiks kenapa kisah cinta gue berakhir seperti ini,kenapa gue harus nikah sama orang yang nggak gue cinta" tangis Elisa yang tengah berada di kamarnya didalam kamar juga ada Zahra yang tengah bermain game,

Zahra juga memakai kebaya Dan juga sudah berias,kebaya zahra yang sama persis seperti Elisa mereka hanya berbeda warna saja.

" Ngapain Lo nangis,Lo yang bego mau-mau nya disuruh nikah" timpal Zahra yang masih bermain game

" Lo diam,Lo nggak ngerti perasaan gue hiks hiks" ucap Elisa

" Lo yang diam,dasar cengeng" ejek Zahra.

" Gue kalau jadi Lo,nggak mau dipaksa kayak gitu,lebih baik gue kabur dari sini"ucapan asal Zahra membuat Elisa memikirkan perkataan Zahra dengan serius

" Tapi nggak usah deh,gue kan bercanda Lo nikah aja deh,udah didepan mata itu ijab kabulnya" ucap Zahra

" Lo benar Ra,gue harusnya nggak pasrah gini,gue harus kejar cinta gue"ucap Elisa dan ingin pergi

" Mau Kemana Lo" tanya Zahra yang melihat Elisa ingin pergi

" Gue mau kabur,apa? mau marah Lo"

" Kabur aja,nggak peduli gue paling Lo entar diamuk bokap" ancam Zahra yang tidak dipedulikan Elisa dan melenggang pergi.

" Ngeyel tu anak,udah ah nggak peduli gue" ucap zahra dan melanjutkan gamenya

My Husband My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang