Setelah Zahra Kembali sepenuh nya sadar dan dan berhasil mengingat kembali pertemuan dan pembicaraan dengan mama ya tadi.zahra kembali di pusingkan dengan tangisan seorang Killa yang dari tadi nemplok di paha Zahra dan tidak berhenti-henti nya menangis.
" Udah kil gue nggak mati Lo tangisan kayak gini " ujar Zahra yang kesal
" Hiks hiks tapi kan Lo kepalanya di perban"
" Iya tapi gue baik-baik aja Killa udah nangisnya ya,semua orang ngelihatin Lo itu" Killa Memang dari tadi menjadi bahan tontonan bagi semua orang yang ada di ruangan Zahra
" Iya Killa, nggak malu Lo" timpal Dira
" Gue nggak malu,gue sedih untung aja Zahra nggak hilang ingatan kayak di film-film" Killa yang mengingat semua film yang pernah di tonton nya saat pemeran di film itu terluka di kepalanya pasti selalu hilang ingatan dan Killa takut Zahra akan mengalami hal yang sama seperti apa yang ada di film yang ia tonton.
" Udah killa,paha gue pegel"
" Nggak mau Ra,gue masih pengen nangis"
Merasa jengah dengan suara tangisan Killa Riko langsung menarik paksa Killa.
" Riko sialan,lepasin gue"
" Diam Lo,kalau nggak gue buang Lo ke Empang"
" HUAAAA kenapa nggak ada yang ngertiin gue,gue lagi sedih hiks hiks"
" Ngapain Lo teriak bego,rumah sakit ini" ujar Dira
" Jaka Dira jahat sama gue hiks" Killa berlari menuju Jaka untuk memeluk nya
" Eh jauh-jauh Lo ingus Lo itu lap dulu jijik gue" tolak Jaka
" Kalian jahat sama killa,aku jijik"ujar Killa dengan gaya lebay nya
" Diam killa atau saya cium kamu" ujar bian membuat Killa terdiam dan berhenti menangis membuat semua orang tertawa
" Hahhahah ada juga yang bisa tenangin Killa ya" ujar Zahra
" Kak ini darah siapa kak" tanya Zahra ke Ivan yang melihat ada sekantong darah yang mengalir menuju tangan Zahra
" Darah mas rendi" merasa namanya disebut renfi yang dari tadi duduk santai di sofa pun menghampiri Zahra
" Iya ini darah kakak" ujar Rendi yang mengusap pipi Zahra lembut
" Emang Lo nggak takut jarum suntik,Lo kan paling takut paling di suntik" tanya Zahra yang mengingat bahwa Rendi dari kecil sampai sekarang paling takut yang namanya Jatim suntik
" Demi kamu kakak rela nahan rasa takut kakak"
" Wuwwww coucwoit" timpal Killa
" Diam Lo "ujar Zahra
" Makasih ya kak"
" Harus kakak yang bilang makasih,kamu udah nyelamatin kakak"
" Itu udah kewajiban aku kak sebagai adik kakak"Rendi tersenyum membuat Zahra memeluk rendi
" Ada yang udah baikan ni traktir makan dong" timpal Killa
" Gila Lo ya, masih aja mikirin makanan Lo"
" Iya lah Ra,gue kan manusia butuh makan"
Zahra tidak berniat membalas perkataan killa lagi dia sedang fokus menatap bibir Rendi yang sedikit luka akibat pukulan Riko tadi.
" Bibir Kakak kenapa"
'' abis di pukul teman kamu" ujar Rendi melihat ke arah Riko
" Riko Lo pukul kakak gue" Riko mengangguk
" Iya tadi di Riko emosi banget dan fia mukul kakak Lo tiba-tiba gitu"adu Dira
" Gue heran deh sama kakak Lo,badanya gede gini masa dia diam aja setiap kali di pukul Riko" ujar Killa
" Lo mau tau rahasianya"
" Iya rik gue mau tau banget"
" Dia ini takut sama kakak gue"ujar Riko menunjuk rendi
" Maksudnya" tanya Zahra bingung
" Dia ini pacar kakak gue,mana berani dia mukul gue bisa abis dia sama kakak gue"semua orang melihat ke arah Rendi yang membuang muka menghadap tembok
" Wah jadi kakak Lo pacaran sama kakaknya Zahra gitu dan Lo bakal jadi adik iparnya kak Rendi" ujar Killa dan Riko mengangguk
" Ra gue dengar orang koma bisa lihat neraka ya" tanya Riko
" Nggak tau gue"
" Lo kan koma ni, ceritain dong apa aja yang udah Lo lakuin selama koma"tanya Killa penasaran
" Tidur"
" Anak kucing aja tau Ra kalau Lo tidur tadi yang gue maksud alam bawah sadar lo"
" Kepo Lo kek dora"
" Boleh nggak gue bunuh Lo ra" kesal Killa
" Nggak boleh" serkah Ivan dengan tatapan dinginnya membuat wajah Killa panik
" Mampus Lo"
" Sialan lo Ra"
Setelah pembicaraan yang kurang berfaedah dari Zahra dan keempat sahabatnya ahkirnya mereka semua pulang tapi tidak dengan Ivan dia menemani Zahra .
" Kepala kamu masih sakit" tanya Ivan dan Zahra menggeleng
" Sepi ya kak"
" Kan masih ada aku yang selalu ada di samping kamu" Ivan mengelus rahang Zahra
Tiba-tiba saja Ivan menaiki ranjang rumah sakit Zahra dan sedikit menindih tubuh Zahra.
" Kakak mau ngapain"
" Ssstss,ini hukuman buat kamu karna kamu udah buat aku khawatir tadi"
Tanpa aba-aba Ivan mencium bibir Zahra dan melumat nya dengan lembut setelah puas di bibir Ivan turun ke leher Zahra dan menghujaninya dengan ciuman saat tangan Ivan ingin masuk ke dalam baju Zahra,tangan Zahra menghentikan nya.
" Jangan kak,ini di rumah sakit"
" Tenang aja ini ruang VVIP jadi nggak akan ada yang ngelihat"
Ivan kembali memasukan tangannya dan meraba sedikit dada Zahra sampai Zahra tidak bisa menahan gelinya dan ahkirnya suara desahan Zahra keluar,suara itu membuat napsu Ivan semakin membara dia kembali mencium leher dan juga bibir Zahra secara bergantian.
" Wow"suara dari seseorang menghentikan kegiatan panas antara Zahra dan Ivan.
Rupanya Ivan salah kegiatan mereka bisa dilihat oleh ketiga teman Zahra yang pasti sudah di tebak Ivan bahwa mereka menonton kegiatan Ivan dan Zahra cukup lama.
" Maaf mengganggu kami kesini hanya ingin ngambil hp yang ketinggalan" ujar Killa membuat raut wajah Ivan yang kesal berbeda dengan Zahra wajah dia sekarang sudah memerah karna malu
" Cepat dikit,kak Ivan udah nggak sabar itu" suruh Killa ke Dira karna Dira lama sekali mengambil hp yang ada di sofa.
" Sabar Napa" ujar Dira yang menuju ke sofa,
" Udah?" Tanya Riko dan Dira mengangguk" ayo pergi"
" Silahkan dilanjutkan" suruh Killa ke ivan dan mereka bertiga pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My CEO
Ficção Geralapa yang kalian pikirkan tentang badgirl yang satu ini. mamanya Azahra Wijaya,sifatnya yang terkenal bad disekolah. banyak guru yang sudah kewalahan akibat kelakuannya tapi guru tidak mau ambil resiko untuk mengeluarkan dari sekolah karena Zahra ter...