Sudah jam sembilan malam.tapi Zahra masih berada di dalam restoran ya dia dari tadi memeriksa laporan keuangan restorannya.
" Huffff selesai juga"
" Maaf bos semua sudah selesai" salah satu pelayan Zahra menghampiri Zahra dimeja kerjanya
" Ok kita tutup sekarang"
Setelah menutup restorannya dan acara pamit -pamitan antara Zahra dan para pegawainya selesai Zahra ahkirnya berjalan menuju motornya.
" Zahra kita bicara sebentar ya" Ivan yang memang dari tadi menunggu Zahra pulang dia ingin meminta maaf atas saran dai ketiga teman nya
" Iya kak,dirumah ya bicaranya"
" Nggak mau nya disini" Zahra mengiyakan permintaan Ivan dan mereka pergi kesuatu tempat di dekat restoran Zahra
" Mau ngomong apa kak" tanya Zahra
Mereka sekarang tengah duduk di sebuah bangku kecil yang berada di bawah pohon
" Soal semalam, maafin saya"
" Kakak nggak perlu minta maaf tapi Zahra yang minta maaf karna Zahra nggak bisa ngasih hak kakak semalam"
" Nggak Zahra saya yang salah"
" Zahra tau kak kita nikah atas dasar paksaan tapi Zahra ingin pernikahan ini menjadi yang pertama dan terakhir,dan sebagai istri Zahra harus ngasih hak kakak"
" Kamu menganggap pernikahan ini serius"
" Iya kak,dan Zahra harap kakak juga nganggap serius"
" Apa kamu cinta sama saya"
" Zahra nggak tau kakak tapi semenjak kakak peluk Zahra waktu mau tidur Zahra rasanya nyaman banget kakak tau kakak orang pertama yang meluk Zahra setelah mama Zahra meninggal,kakak mau kan serius dengan pernikahan ini"
" Iya Zahra"
" Tapi soal hak kakak Zahra maksa Zahra Sekarang,Zahra belum siap kak"
" Iya Zahra,saya janji akan nunggu kamu sampai siap" Ivan memeluk Zahra
"Kak pulang yok,Zahra ngantuk" ucap Zahra dan Ivan melepaskan pelukannya
Setelah makan makan malam dirumah zahra dan Ivan ahkirnya bersiap-siap untuk tidur,mereka sekarang telah merebahkan diri di ranjang.
" Zahra aku mau ngomong sesuatu" Ivan tidur menghadap ke arah Zahra
" Apa kak" tanya Zahra yang juga menghadap tidur ke Ivan
" Saya boleh cium kamu"
" Ck itu doang,kirain apaan"
" Boleh Zahra"
" Kalau cium boleh aja, tapi kalau yang lain nggak boleh" Ivan yang terkekeh geli mendengar kata-kata Zahra.
Setelah mendapat lampu hijau dari Zahra,Ivan memajukan wajahnya dan mencium bibir Zahra tidak hanya mencium Ivan juga melumat lembut bibir Zahra,setelah dirasa sudah cukup Ivan melepaskan ciumannya.
" Manis" ucap Ivan dan mengelap bibir Zahra dengan lembut menggunakan jempol tangannya
" Kakak punya pacar"
" Nggak,tapi mantan aku banyak"
" Ck sombong amat"
" Iya lah,emang kamu punya berapa mantan"
" Zahra nggak punya mantan,kakak itu cowo pertama yang dekat sama Zahra selain sahabat cowo Zahra"
" Aku nggak percaya,kamu cantik gini nggak mungkin nggak ada yang dideketin"
" Yang deketin banyak tapi semuanya nggak ada yang tulus, mereka itu cuman Mandang fisik doang,aku yakin kakak gitu juga"
" Aku nggak begitu"
" Bohong ,Zahra ingat banget waktu kita pertama kali ketemu kakak lihatin Zahra dari atas sampai bawah kan"
Memang Ivan dulu memandang cewe dari fisiknya tapi itu dulu dan sekarang ivan sudah berubah.
Waktu Ivan melihat Zahra dari atas sampai bawah itu bukan untuk melihat fisiknya tapi memeriksa keadaan Zahra karna waktu itu Ivan menabrak Zahra.
" Nggak Zahra kamu salah paham"
" Terus kakak ngapin waktu itu"
"Udah sekarang tidur besok kamu sekolah"
" Ih kak jawab dulu Napa"
" Sstttss,tidur " Ivan memeluk Zahra untuk tidur dan Zahra hanya menurut dia meletakan kepalanya di cengkruk leher Ivan dan ahkirnya tertidur.
Pagi hari nya Ivan dan keluarga sedang menikmati sarapannya di meja makan,Ivan dan papanya yang sudah rapi dengan pakai berjasnya sedangkan Zahra yang sudah lengkap dengan baju seragamnya
" Kalian pulang jam berapa semalam" tanya papi
Semalam Zahra dan Ivan tidak makan malam dengan orang tua Ivan karna mereka sudah pulang cukup larut dan saat ivan dan Zahra sampai dirumah orang tua Ivan sudah tertidur.
" Jam setengah sebelas Pi"
" Malam banget,kalian dari mana emangnya" timpal mami
" Habis dari restoran menantu mi ini"
" Iya Zahra "
" Iya mi"
" Kamu kan yang punya restoran kenapa kamu harus pulang selarut itu"
" Bukan gitu mi tapi Zahra semalam ada masalah di restoran Zahra mi jadi Zahra harus beresin"
" Wah menantu papi pekerja keras ya"Zahra tersenyum kikuk
" Mami dengar restoran ini cabang ketiga kamu ya"
" Iya mi"
" Mami heran sama kamu Zahra,papa kamu kan pengusaha terkenal kenapa kamu malah kerja capek- capek gini kan tinggal minta aja sama papa kamu apa yang kamu inginkan"
" Mami benar tapi restoran itu peninggalan dari mama Zahra makanya Zahra harus jaga restoran itu"
" Oh iya,kok aku nggak tau" timpal Ivan
" Kamu kan nggak nanya"
Setelah selesai sarapan Ivan pamit ke maminya untuk mengantar Zahra kesekolah sekalian Ivan yang ingin pergi kekantor.
Siang harinya saat Ivan dan ketiga temannya istirahat makan siang di restoran Zahra.
" Oh iya van,Lo udah minta maaf ke Zahra" tanya bian
" Udah,dan Lo semua harus tau gue beruntung banget dapetin Zahra"
" Beruntung gimana" tanya Dani penasaran
" Saat gue minta maaf ke Zahra semalam,dia malah minta maaf balik ke gue,dan dia bilang kalau dia itu nggak marah sama gue cuman dia nggak enakan aja sama gue"
" Nggak enakan gimana" tanya Dian
" Dia merasa dia itu udah kecewain gue karna dia udah nggak mau ngasih hak gue ke dia waktu malam itu"
" Berati dia serius dong sama pernikahan kalian"
" Iya ,dan dia minta gue juga serius,dia bilang pernikahan ini harus jadi yang pertama dan yang terakhir buat dia"
" Dewasa juga pemikiran dia ya,tapi Lo serius nggak gue tanya"
" Gue juga serius bian"
" Van Zahra buat gue aja ya" permintaan bian membuat dia mendapatkan tatapan membunuh dari ivan
" Gila Lo,Zahra bukan barang"
" Gaya Lo Van,dia itu gebetan gue dulu,nggak ingat Lo?"
" Udah ngapain kalian berantem" timpa dian
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My CEO
General Fictionapa yang kalian pikirkan tentang badgirl yang satu ini. mamanya Azahra Wijaya,sifatnya yang terkenal bad disekolah. banyak guru yang sudah kewalahan akibat kelakuannya tapi guru tidak mau ambil resiko untuk mengeluarkan dari sekolah karena Zahra ter...