Sebenarnya Zahra tidak pergi ke restorannya dia ingin pulang kerumah nya sekarang yaitu rumah Ivan,makanya saat Riko mengantarnya dia menolak.
" Sakit benar ni punggung gue" Zahra yang sudah duduk di sofa rumah Ivan
" Kamu cepat banget pulangnya"
" Iya mi" Zahra yang ingin berdiri untuk membantu mami membawa belanjaan,mami juga baru sampai dari pasar
" nggak usah,kamu duduk aja,mami tinggal dulu ya" Zahra mengangguk
" Dirumah ini nggak ada pembantu ya mi" tanya Zahra yang sudah menyusul mami ke dapur.zahar tidak enak hati melihat mertuanya yang sibuk di dapur dia malah santai di sofa.
"Ada tapi lagi cuti selama sebulan" Zahra hanya ber oh riya
" Kamu ganti baju dulu,abis ini kamu bantuin mami masak"
" Iya mi"
Setelah selesai berganti pakaian Zahra masuk lagi ke dapur dan membantu maminya memasak untuk makan malam hari ini.
" Kamu nggak pernah masak ya?" mami yang melihat Zahra dari tadi kelihatan kebingungan membedakan bumbu masakan maka dari itu mami sudah menyimpulkan bahwa Zahra tidak tau cara memasak
" Hehehe iya mi"
" Kamu ini lucu ya,punya restoran tapi nggak pandai masak"
" Aku kan ambil bagian keuangan aja mi, masalah masak memasak kan ada koki"
" Memang mama kamu nggak pernah ngajarin kamu masak?"
" Dulu sebelum mama meninggal pernah tapi itu udah lama banget aku jadi lupa deh"mami sebenarnya membahas mama tiri Zahra tapi Zahra tidak terpikirkan itu dan malah menganggap mama kandung nya yang tengah dibahas mami.tapi melihat respon dari Zahra mami tidak mau melanjutkan pembicaranya lagi dan tidak mau membahas masalah mama Zahra lagi.
" Mami mau nggak ajarin aku masak setiap hari?"
" Pasti mau lah,kalau bukan mami yang ngajarin kamu siapa lagi coba"Zahra tersenyum lebar dia ingin pandai memasak seperti istri pada umumnya dia ingin menyenangkan Ivan melalu masakkanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam Ivan dan Zahra sudah selesai makan malam dan mereka tengah bersiap untuk tidur.
" Kak lepas kak,aku mau tidur" Zahra yang ingin membaringkan tubuhnya keranjang dihalanginya sebuah pelukan dari belakang Ivan,
" Aku belum ngantuk" Ivan meletakan kepalanya di cengkruk leher Zahra dan menghirup aroma strawberry kesukaan ivan.
" Geli kak" Ivan membalikan tubuh Zahra dan langsung mencium bibir zahra.
Dari semenjak malam ciuman kedua Ivan dan zahra,Ivan setiap ingin tidur pasti selalu mencium Zahra Kata Ivan sebagi obat semangat.
Tidak puas mencium bibir Ivan menggendong Zahra dan menjatuhkan Zahra untuk terlentang di atas kasur.
" Aww" ringis Zahra Karan Ivan terlalu kuat mendorong tubuhnya ke ranjang,punggung Zahra masih terasa sakit akibat insiden di kantin tadi siang.
" Kamu kenapa" Ivan tengkurap di samping Zahra
" Pakai nanya lagi,sakit ni punggung aku"
" Maaf deh"Ivan mencium bibir Zahra lagi tidak hanya bibir Ivan juga mencium leher Zahra pasti besok leher Zahra banyak tanda merahnya.
" Kamu kapan siap Zahra" Zahra tidak bodoh dia sangat mengerti perkataan Ivan tadi tapi dia hanya bisa diam tanda tidak tau kapan dia akan siap menyerahkan diri seutuhnya untuk Ivan.
" Aku nggak kuat Zahra,kamu nyiksa aku,aku nggak yakin bisa tahan saat aku selalu berkeliaran di sekitar aku"
" Maaf kak,aku" Ivan mengecup bibir Zahra sekilas
" Aku nggak mau dengar maaf kamu Zahra,ok aku akan nunggu tapi aku nggak bisa nunggu lama"setelah mengatakan itu Ivan kembali memeluk Zahra dan meletakan kepalanya didada Zahra dan tertidur berbeda dengan Zahra dia masih memikirkan perkataan Ivan tadi.
" Kamu kan libur ni,mau nggak ikut aku" berhubung ini hari Sabtu zahra yang libur sekolah.
" Boleh,kemana emang?"
" Ikut aku kekantor,mau?"
" Iya deh,dari pada bengong dirumah"
Setelah tawar menawar dilakukan sepasang suami istri ini keluar kamar dan bersiap untuk sarapan.
" Kamu mau kemana Zahra" tanya mami Karna tidak biasanya Zahra berpergian saat dia sedang libur sekolah biasanya dia kan memilih rebahan di kasur dan kalau tidak membantu mami memasak.
" Aku mau ikut kak Ivan kekantor mi"
" Yaudah berati mami hari ini sendirian dong dirumah"
" Mami jangan begitu,biarkan mereka banyak menghabiskan waktu berdua" timpal papi
" Iya deh,mami juga ngerti kok, oh iya kapan kami memiliki cucu?" Tanya mami membuat wajah Ivan dan Zahra berubah yang tadi nya biasa saja sekarang menjadi tegang.
" Doa in aja mi, ini Ivan lagi usaha,ya kan sayang"
" Iya mi,doa in aja"
Zahra rasanya sangat menyesal telah ikut bersama Ivan Zahra fikir akan menyenangkan berada di kantor ivan tapi Zahra salah lebih baik dia berada dirumah bersama maminya,dirumah Zahra bisa menghabiskan waktu bergosip atau kalau tidak belajar memasak bersama maminya.
" Bosan,nyesal Zahra ikut" Zahra yang tengah berdiri disamping Ivan yang tengah memeriksa laporan di mejanya.
" Bosan ya,maaf" Ivan meletakan berkasnya ke atas meja dan berdiri menghadap Zahra
" Pakai nanya lagi"
" Hehehe yaudah sini aku buat kamu nggak bosan lagi" Ivan mulai menarik pinggang Zahra supaya bertambah dekat kearahnya
" Mau ngapain" Ivan mencium bibir Zahra dia menahan tengkuk Zahra supaya ciuman mereka menjadi lebih dalam,Ivan menaikan Zahra ke meja.
Zahra hanya bisa membalas ciuman Ivan dia tidak bisa menolak karna ini sudah jadi tugasnya sebagai seorang istri.setelah dirasa pasokan oksigen mereka hampir habis Ivan melepaskan ciumannya,wajah mereka masih saja berdekatan Ivan menatap lekat mata Zahra.
Mereka saling bertatapan dan Ivan kembali melumat bibir zahra,Zahra sampai kewalahan menyeimbangi ciuman Ivan yang kali ini terlampau panas Zahra meremas kemeja Ivan sangking tidak kuatnya merasakan ciuman Ivan.
" Ekhemm" deheman dari seseorang menyudahai kegiatan panas mereka berdua.
Rupanya ketiga teman laknat Ivan tiba-tiba saja datang tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.melihat teman Ivan yang datang Zahra langsung masuk kedalam ruangan pribadi ivan dia sangat malu sekarang tapi berbeda dengan Zahra Ivan justru kelihatan marah kepada ketiga temannya.
" Gila Lo van,dikantor ini"
" Terserah gue lah, kantor gue ini"
" Iya dan,terserah Ivan lah,Lo iri bilang bos"
" Kampret Lo bian,gue bukan iri kalau gue mau bisa gue lakuin sama dian"
" Si zahra kok bisa diam aja Lo gituin tadi ya Van?" tanya Dian
"Bisa lah,dia kan istri gue,harus nurut dia sama gue"
" Hebat Lo Van ,bisa juga Lo taklukkin cewe galak kayak Zahra"timpal bian
" Oh tentu,gueee ini" sombong Ivan
" Sombong Lo, gue tanya udah jebol belum zahranya Lo bikin"perkatan bian membuat raut wajah Ivan yang tadinya sombong menjadi tanpa berekspresi.
" Diam dia,berarti belum?,yahh cupu Lo van" ejek Dani
" Bukan gitu,tapi gue nggak mau maksa dia,Zahra bilang dia belum siap"
" Tapi ciuman mau dia kan,nah itu Lo ansur-ansur aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My CEO
General Fictionapa yang kalian pikirkan tentang badgirl yang satu ini. mamanya Azahra Wijaya,sifatnya yang terkenal bad disekolah. banyak guru yang sudah kewalahan akibat kelakuannya tapi guru tidak mau ambil resiko untuk mengeluarkan dari sekolah karena Zahra ter...