9

5.9K 246 0
                                    

Saat sudah sampai di dalam kamar Zahra langsung masuk kedalam kamar mandi untuk mandi .

Setelah setengah jam dikamar mandi Zahra keluar dan hanya menggunakan handuk yang melilit tubuhnya.

" Aku pilih papa muda,biar duda tidak masalah" nyanyian Zahra

" Untuk apa pilih duda,yang lajang saja bisa kamu dapatkan" suara Ivan yang tengah duduk ditepi ranjang dan membuat Zahra kaget mendengar suara itu

" Astagfirullah,ngapin lo disini" tanya Zahra pada Ivan

"Ya untuk tidur lah, ngapain lagi" jawab Ivan

" Iya gue tau,tapi kok Lo tidur di kamar gue" tanya Zahra yang menghampiri Ivan

" Ini kamar kamu kan,dan saya suami kamu jadi ini kamar saya juga" ucap Ivan

"Au ah,keluar bentar Lo,gue mau ganti baju" suruh Zahra

" Ganti baju aja,saya tetap disini " tolak Ivan

" Gila Lo,jadi Lo suruh gue telanjang depan Lo gitu" tanya Zahra

" Apa salah nya ingat kamu itu sudah jadi istri sah saya jadi saya bebas mau ngapain kamu aja"

"Udah gila benar ni orang,cepat keluar kalau nggak" ancam Zahra

" Iya-iya saya keluar" Ivan ahkirnya keluar.

Jam sudah menunjukan jam 10 malam,Ivan dan Zahra sudah selesai berbenah dan ingin tidur.

" Ngapain kamu bengong gitu, sini" ucap Ivan yang melihat Zahra yang diam menatap.ivan menepuk-nepuk bagian kiri ranjang untuk mempersilahkan Zahra tidur

" Heran gue yang punya kamar sebenarnya siapa sih" tanya Zahra yang heran melihat Ivan dengan seenak jidatnya tidur di ranjang tanpa permisi dulu ke Zahra

" Sini tidur samping saya,saya ingin menanyakan sesuatu" ucap Ivan dan Zahra menurutinya .

Zahra dengan terpaksa tidur disamping Ivan.

" Mau ngomong apa Lo" tanya Zahra yang sudah duduk di ranjang tepat disamping Ivan

" Kamu kenapa mau nikah sama saya" tanya Ivan memandang lekat mata Zahra

" Nggak tau,gue ngikutin kata hati gue aja" jawaban Zahra membuat Ivan penasaran

"Kamu cinta sama saya" tanya Ivan lagi

" Ya nggak lah, gila benar Lo" jawab Zahra membuat kekecewaan tersendiri bagi ivan

" Oh iya,saya minta tolong selama kita sekamar tolong kamu jangan keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk saja" ucap Ivan

" Kenapa emang" tanya Zahra penasaran

" Saya ini pria normal,saya bisa saja khilaf melihat kamu yang hanya memakai handuk saja" ucapan Ivan membuat mata Zahra melotot ke arah nya

" Awas aja Lo macam-macamin gue,gue potong Otong Lo" ancam Zahra membuat Ivan semakin bersemangat menjahili Zahra lagi

" Potong aja,kamu yang rugi kok" ucap Ivan sambil tersenyum dan membuat Zahra bertambah kesal

" Udah ah,gue mau tidur,awas Lo jangan macam-macam" ancam Zahra dan ingin tidur tapi kata-kata Ivan membuat Zahra kesal

" Saya cuma satu macam aja sama kamu " ucap Ivan dan langsung tidur membelakangi zahra.wajah Zahra sekarang merah Karana menahan kesalnya.

Sekita jam 1 malam Ivan terbangun dari tidurnya dia mendengar seseorang yang sedang menangis.

" Hiks hiks Zahra bukan pembunuh,hiks jangan tinggalin zahra ma,hiks Zahra bukan pembunuh ma" tangisan Zahra yang menagis di atas ranjang sambil memeluk kedua lututnya.

Ivan yang melihat Zahra menangis pun ingin menenangkan Zahra.

" Kamu kenapa Zahra" ucap Ivan yang ingin memeluk Zahra

" Jangan dekati Zahra,Zahra ini pembunuh, menjauh,hiks hiks" tolak Zahra yang kini tangisannya semakin kuat

"Siapa yang bilang kamu pembunuh,kamu itu istri aku" ucap Ivan menenangkan Zahra tapi Zahra tetap saja menangis

Zahra yang tidak mendengarkan perkataan Ivan pun ingin mengambil obat penenang nya yang ada di meja sebelah Ivan.

" Kamu mau ngapain" tanya Ivan yang menahan Zahra dengan cara memeluknya

" Lepasin zahra,obat obat" Zahra memberontak saat dipeluk Ivan dan menujukan meja yang ada di samping Ivan.

" Obat"ucap Ivan dan melihat kearah yang ditunjuk Zahra dia membuka laci meja dan menemukan botol ,Ivan mengambil obat itu dan membacanya.

" Obat penenang" Ivan kaget setelah membaca itu dan melihat lekat Zahra yang sedang melihat obat yang dipegang Ivan.

" Sini obatnya" Zahra ingin mengambil obat dari tangan Ivan tapi Ivan menghalangi

" Ini obat keras Zahra,kamu nggak boleh minum obat ini" ucap Ivan

" Nggak mau,sini obatnya Zahra nggak kuat dengar suara-suara ini" ucap Zahra

" Suara apa Zahra" tanya Ivan

" Suara yang bilang Zahra pembunuh,Zahra ini bukan pembunuh biarin Zahra minum obatnya" ucap Zahra dengan memohon,melihat keadaan Zahra yang sangat kacau Ivan membuang botol obat itu dan memeluk Zahra dengan erat

" Lepasin zahra, lepas hiks hiks" tangis Zahra semakin pecah saat Ivan memeluknya

" Sstttss,kamu tidur sekarang ya" suruh Ivan dan Zahra dengan terhipnotis nya langsung tidur diperlukan Ivan.

Pagi harinya sepasang pengantin baru tengah lelap tertidur sampai salah satunya terbangun.

" Enguhhh" suara keluh Ivan

Saat Ivan ingin bangun Ivan melihat Zahra yang masih tertidur memeluk nya bisa dipastikan bahwa Zahra semalam tidur dengan posisi begini

" Zahra bangun" Ivan menggoyangkan badan Zahra

" Bentar lagi ma,Zahra masih ngantuk,Zahra betah banget dipeluk mama,Zahra rindu pelukan mama" ucap Zahra yang tanpa sadar

" Saya ini bukan mama kamu,saya suami kamu" ucapan Ivan membuat Zahra kaget dan langsung bangun

" Maaf gue nggak sengaja peluk Lo" ucapan maaf Zahra

" Nggak apa-apa,udah sana mandi kamu hari ini sekolah kan" tanya ivan,Zahra mengangguk dan langsung menuju kamar mandi.mekihat wajah Zahra yang malu-malu membuat Ivan terkekeh geli.

Kini Zahra dan Ivan tengah diperjaanan menuju sekolah Zahra.

" Kamu jangan pulang kerumah kamu lagi,pulang kerumah saya, barang-barang kamu sudah saya bawa kerumah saya" ucap Ivan yang tengah menyetir dan Zahra mengangguk

" Oh iya,obat penenang ini sering kamu minum ya?,banyak banget obat nya di kamar kamu" tanya Ivan penasaran

" Setiap malam gue minum, kalau gue nggak minum gue nggak bisa tidur" jawab Zahra

" Tapi semalam kamu tidak minum dan kamu bisa tidur"

" Mungkin gara Lo peluk" ucapan Zahra membuat Ivan tersenyum senang

" Ngapain Lo senyum-senyum" tanya Zahra

" Nggak,oh iya kenapa kamu harus minum obat ini" tanya Ivan

" Itu nggak bisa gue ceritain,maaf"

" Nggak apa-apa tapi saat kamu ingin cerita saya siap dengarkan" 

My Husband My CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang