Chapter 8 (Kau Siap?)

149 15 6
                                    

Marine, Ovi dan Rushia yang sudah menaiki tangga dan berada di lorong antara tangga menuju tempat para pelanggan di lantai 2 dan menuju kamar.

Mereka yang baru saja mau menaiki anak tangga terakhir terdiam ketika mendengar suara langkah kaki seseorang, karena seingat mereka jika lantai 2 dikhususkan untuk para awak kapal Zack untuk bersantai.

"Tunggu bibi, aku mendengar langkah seseorang di atas."

Ovi yang berada di tengah tengah antara Marine dan Rushia hanya diam dengan raut wajahnya yang santai.

"Mungkin itu hanyalah para awak kapal Zack."

Tiba tiba suara langkah kaki itu menghilang dari indra pendengaran mereka bertiga.

Mereka bertiga yang menyadari hal itu langsung terdiam seketika seperti halnya sebuah patung.

Tidak ada suara yang dapat ia dengar dan yang harus terdengar, selain dari pertengkaran yang ada di lantai bawah.

Tiba tiba sebuah kepala tanpa rambut muncul dari sisi kanan tangga membuat mereka bertiga terkejut.

"Marine, Rushia, Ovi. Apa yang kalian lakukan?"

Ketiga perempuan itu langsung terkejut bukan main ketika mereka melihat sang wakil kapten yang secara tiba tiba muncul seperti itu.

Marine yang paling ketakutan langsung menghampiri Lobo dengan kedua tangannya yang mengepal keras dan langsung memukul wajah wakil kapten itu.

"Bodoh, kau mengagetkan kita tau."

Lobo yang menerima pukulan yang bahkan tidak mengherankan kepalanya sama sekali itu hanya bisa terkejut seperti tak memiliki kesalahan sama sekali.

"Iyakah?"

Marine tidak menjawabnya sama sekali melainkan langsung kembali ke arah Ovi dan Rushia dengan wajahnya yang masih terpampang ekspresi kesal.

Tanpa sepatah kata pun Marine menggapai tangan Ovi dan Rushia untuk ia bawa ke tempat yang sudah diperintahkan oleh Zack.

Lobo yang tidak mengerti kenapa Marine menjadi mengabaikannya hanya membiarkannya pergi dan kembali masuk ke ruangan tempat para pelanggan di lantai dua.

Ovi yang sedang ditarik oleh Marine sangat mengerti dengan apa yang terjadi pada Marine, karena itu dia hanya memasang wajah tersenyumnya.

"Marine, aku tahu jika kamu itu anak yang sangat penakut. Tapi, mengabaikan orang seperti itu sangatlah tidak sopan."

Rushia yang sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan Ovi, dia hanya diam dengan kepalanya yang ia tundukan dan membiarkan dirinya ditarik oleh Marine.

Marine tidak menanggapi perkataan Ovi yang ia lemparkan padanya, melainkan terus menarik mereka hingga ke ujung lorong yang terdapat sebuah lemari meja.

Setelah mereka sampai di ujung lorong, Marine pun melepaskan tangannya yang menarik tangan mereka berdua.

"Sudahlah bibi, lagipula pria botak itu pasti tidak akan mengerti dengan sikapku yang barusan itu."

Ovi hanya tersenyum mendengar jawaban yang dikeluarkan oleh Marine.

"Baiklah baiklah."

Marine pun memutarkan tubuhnya sehingga menghadap ke depan meja lemari berbahan kayu tersebut.

"Bibi, ayo kita angkat lemari ini."

Tanpa sepatah kata Ovi pun menuruti apa yang di pinta oleh Marine, dan langsung menedekati meja lemari itu.

Mereka berdua pun sudah dalam posisi untuk mengangkat meja lemari itu dari kedua sisi.

"Se~no~"

Houshou MarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang