Chapter 2 (Aku Pulang)

175 22 14
                                    

Marine pun langsung berlari keluar bar dan ketika ia keluar dari pintu bar, terlihat seorang gadis kecil berambut hitam kebiruan lewat dengan seikat bunga yang ia genggam.

"Ah Rushia, kebetulan sekali. Ayo ke dermaga."

Gadis yang dipanggil Rushia itu langsung menoleh ke arah Marine.

"Kapten sudah pulang ya?"

"Iyaaa, karena dari itu, ayo."

Rushia menundukkan wajahnya tuk menoleh ke arah bunga yang ia bawa, dan tak lama dari itu ia kembali menoleh ke arah Marine.

"Tapi, aku harus...."

Marine dengan sangat cepat langsung mengambil bunga itu dan langsung menaruhnya di atas sebuah tong di dekat pintu masuk bar.

Setelah menaruhnya ia langsung menggapai tangan kanan Rushia tuk ia bawa ke dermaga agar bisa menjumpai seseorang yang bernama Kapten Zack.

"Sudahlah ayo ikut."

Tubuh Rushia yang langsung tertarik oleh kekuatan Marine, ia pasrahkan dan tak melawannya sama sekali dari ajakan temannya itu. Melainkan membiarkanya membawa dirinya menuju orang paling spesial di pulau tersebut.

Bukan hanya Marine, Rushia, Ovi dan para pelanggan bar. Melainkan semua penduduk yang berada di pulau tersebut berlarian menuju ke dermaga pulau tersebut untuk bertemu bajak laut yang melindungi pulau itu.

Meskipun memang tidak melebihi 100 orang, tetapi mereka cukup selalu berdamai tanpa ada masalah meskipun terkadang mereka berkelahi karna masalah sepele, karna hanya dengan sebuah minuman mereka akan berteman lagi.

Dalam seketika, dermaga pun dipenuhi oleh penduduk pulau New Port. Perairan pun kosong tanpa sebuah perahu besar maupun kecil yang bisa menghalangi kapal besar itu berlabuh.

Perbincangan pun bisa langsung terdengar ketika mendekati dermaga tersebut. Mereka saling membicarakan tentang hal apa yang akan dibawa oleh sang kapten. Hal baru apakah yang akan dia bawa.

Marine dan Rushia yang baru sampai di dermaga, terus menerjang kerumuanan para penduduk agar bisa berada di tepi dermaga bersama dengan Ovi istri sang kapten.

"Bibi."

Ovi seketika menoleh ke arah suara yang memanggil namanya yang tak lain adalah Marine yang sedang menghela nafas kelelahan dengan Rushia yang hanya berdiri biasa di belakangnya.

"Aaahhh, Marine, Rushia."

Marine yang sedang mentundukan kepalanya, mencoba untuk berbicara. Tetapi sayangnya mulutnya sedang bekerja untuk mengambil nafas agar tenaganya pulih kembali.

"Bi......bi.... Kau......... Sa...... Ngat... Cepat..... Se.....kali....."

Ovi kebingungan melihat Marine yang terlihat sangat kelelahan tersebut, sangat berbeda dengan Rushia yang tak terlihat lelah.

"Eh? Padahal bibi tidak lari loh. Jika kalian memang benar berlari, harusnya Rushia pun kelelahan. Tapi, dia tidak terlihat sama sekali."

Marine menoleh ke arah Rushia yang berada di belakangnya. Ketika dia menoleh, Rushia hanya tersenyum manis dengan matanya yang tertutup.

"Bibi membandingkan tenaga seorang pembawa minum dengan seorang gali kubur?"

Ovi pun memiringkan kepalanya ke kanan dengan jari telunjuk tangan kanannya yang ia satukan dengan pipi kanannya.

"Eeehh, tapi kan Rushia memiliki tubuh yang kecil, tidak seperti Marine yang memiliki tubuh yang besar. Bahkan bisa membuat para lelaki di pulau ini tergila gila."

Houshou MarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang