Desiran ombak air laut, tiupan angin laut, bercikan air yang menabrak kapal, decitan kayu kapal, dentuman suara sepatu yang menapak pada lantai lantai kapal yang terbuat dari kayu dengan sangat mudah terdengar oleh para awak kapal yang sedang berjaga di kapal.
"Wakil kapten, bagaimana ini? Apakah mereka tidak akan lupa dengan giliran mereka?"
Pria botak berbalut kain merah bertotol putih yang sedang berjaga di belakang kemudi kapal langsung menoleh ke arah pria yang sebelumnya mengeluh yang berada di kemudia kapal.
"Tenang saja, meskipun mereka baru, janji pelaut mereka tidak pudar begitu saja."
Pria kurus kering yang berada di kemudi kapal itu langsung memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Lobo sang wakil kapten.
"Mengapa kau sangat mempercayai para awak baru itu, wakil kapten?"
Lobo terdiam dan langsung menghadap ke arah pulau yang berada di sisi kiri kapal.
"Karena mereka telah datang."
Pria kurus kering yang menggunakan kaos bergaris garis biru dan putih itu langsung menoleh ke arah di mana Lobo melihat.
Lobo pun membalikan tubuhnya dan pergi menjauh dari tempat itu dengan meninggalkan tepukan pada pundak pria kurus itu.
"Percayalah pada pilihan Kapten Zack, Delga."
Pria bernama Delga itu tidak menjawabnya sama sekali, melainkan hanya terdiam tanpa kata.
Lobo yang merasa puas dengan perkataan yang ia lemparkan pada bawahannya itu langsung menuruni tempat kemudi kapal.
Tapi tiba tiba, sebuah mayat jatuh dari atas tiang layar utama. Lobo yang terkejut langsung mendekati mayat itu.
"Eh? Morir? Morir!"
Mayat yang terjatuh dengan keadaan terngkurap itu, Lobo balikan untuk melihat bagaimanakah kondisi bagian depannya.
"Morir..."
Betapa terkejutnya Lobo ketika melihat sebuah bekas sayatan tajam di leher mayat yang ia panggil Morir itu. Sayatan itu sangat dalam hingga tenggorokannya yang terpotong itu dapat dengan jelas terlihat.
Tak lama setelah ia mengetahui apa yang terjadi pada bawahannya yang bernama Morir itu, terdengar teriakan para awak kapal yang berada di bawah untuk bergantian berjaga di kapal.
Seketika Lobo pun menuju sisi kiri kapal untuk melihat apa yang terjadi, tetapi semua itu terlambat. Mereka semua telah tergeletak tak bernyawa.
"Adver, bunyikan alarm penyerangan! Semuanya, bersiaplah untuk bertarung! Kita telah diserang!"
Tidak ada jawaban dari kelima bawahannya yang ia bawa, bahkan alarm penyerangan pun tak terdengar.
"Adver!
Pria bertubuh besar itu menoleh ke arah bawahannya, Dolge yang berada di kirinya.
"Dolge!"
Tapi ternyata Dolge pun sudah tersungkur kaku dengan darahnya yang membanjiri tempat di mana pria kurus itu berdiri.
Lobo yang merasakan jika di belakangnya terdapat seseorang yang memiliki peluang untuk membunuhnya, dengan sangat cepat ia menendangkan kaki kirinya ke belakang sedikit ke arah kanan agar dapat menendang dagunya.
Ia terkejut ketika ia merasakan jika tendangannya tertahan, ia langsung melompat dan memutarkan tubuhnya ke kiri dengan kaki kanannya yang ia arahkan ke kepala orang itu.
Disaat ia sudah melepaskan tendangannya itu, ia terkejut dengan sebuah tangan yang menahan serangan sekeras itu. Apalagi dengan wajah sang pelaku yang dapat ia kenal. Karena itu, ia pun sedikit melompat mundur menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Houshou Marine
AksiSetelah Marine kehilangan segalanya, berupa kekuasaan, keluarga, dan kehormatan. Marine harus melanjutkan apa yang telah diperintahkan oleh pesan terakhir orang tuanya, tuk menjadi penguasa lautan. Tapi dengan keadaan Marine yang tak memiliki apa ap...