Chapter 10 (Ini Akan Sangat Menarik)

97 15 6
                                    

Angin laut yang menerpa telinga tetapi suara tersebut sangat nyaman untuk di dengar, angin laut juga menerpa rambut dan membuat rambut yang rapih menjadi berantakan tapi nyaman dirasakan hingga membuat hati jadi membiarkannya mengacak acak rambut. Bahkan suara kicauan burung dan percikan air laut yang menggangu diri untuk keluar dari alam mimpi tidak bisa menembus rasa nyaman tersebut.

Tapi, sang sinar matahari yang sangat panas hingga membuat tubuh menjadi panas lalu mengeluarkan cairan tubuh, dan membuat tenggorokan menjadi kering, hal tersebutlah yang mampu menembus rasa nyaman tersebut.

Marine yang sudah terganggu oleh hal itu langsung terbangun dan membuka matanya secara perlahan. Langit biru yang sangat luas dan dihiasi beberapa garis awan dan burung burung yang berlalu lalang ke sana sini langsung menghampiri pandangan Marine.

"Marine, sudah sadarkah?"

Dengan sekuat tenaga Marine bangkit dari keadaan dimana ia terlentang lemas di atas perahu.

"Dimana ki.........."

Disaat Marine akan duduk, ia menyadari hal sesuatu yang sangat penting bagi dirinya. Ia pun langsung berdiri dan melihat ke sekelilingnya hingga membuat perahu yang ia naiki sedikit bergoyang.

"Apa Marine mencari pulau New Port?"

Marine tidak mendengarkan pertanyaan yang dilemparkan Rushia pada dirinya, melainkan tetap fokus mencari pada tujuannya yang utama yaitu mencari pulau New Port.

"Kita sudah sangat jauh dari pulau itu, bahkan kita sudah tidak bisa melihat asap yang ditimbulkan oleh pulau itu. Karena sudah 2 jam yang lalu kita sudah tidak bisa melihat asap itu."

Mendengar hal itu Marine seketika menoleh ke arah Rushia dengan sangat cepat dan mendekatinya.

"Apa maksudmu 2 jam yang lalu? Memang berapa lama aku pingsan?"

"12 jam."

Marine yang mendengar itu langsung terdiam tanpa kata, ia langsung menundukan kepalanya. Tanpa berkata apa apa, lalu ia langsung mundur dan duduk di depan Rushia dengan kepalanya yang masih mengarah ke bawah.

"Ne Rushia, kenapa saat aku ingin melompat dan berenang ke pulau kau melarangku? Dan apa maksudmu jika aku ke sana sesuatu yang buruk akan terjadi?"

Rushia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi sangat sedih dan langsung mengarahkan wajahnya ke bawah.

"Karena, itu adalah permintaan terakhir Bibi Ovi padaku, dan jika Marine ke sana kemungkinan kemenangan yang di dapat Rica sangat besar, dan memungkinkan Marine untuk hidup, tidak ada."

Marine mengangkat wajahnya ke arah langit yang cerah dan panas dengan senyuman terpaksa yang ia pasang di wajahnya.

"Begitu ya. Hahahahaha."

Suasana menjadi tegang tanpa ada suara percakapan dari mereka berdua, yang ada hanyalah suara dari tiupan angin, percikan air, dan kicauan burung laut. Lalu secara tiba tiba suara teriakan meminta makanan terdengar dari arah perut berselimut kain hitam Marine.

Marine yang masih melihat ke arah langit menyadari hal itu dan langsung menyengirkan mulutnya karena sangat memalukan, hingga akhirnya ia tertawa malu sambal menggaruk kepala belakangnya.

"Ahahahaha, maafkan aku, Rushia. Perutku sangat lemah akan tidak adanya makanan dalam setengah hari."

Marine pun menurunkan wajahnya dan langsung menoleh ke arah Rushia, ia terkejut ketika melihat Rushia yang sedang menahan mulutnya dengan tangan kanannya agar tidak terlihat sedang tertawa. Tapi, dengan tubuhnya yang bergetar itu sudah terlihat jika Rushia memang sedang menertawakan kondisi yang di alami oleh perut Marine.

Houshou MarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang