Chapter 15 (Membuatku Penasaran.)

63 12 1
                                    

Dengan kewaspadaan yang meningkat, Marine memegang Tarkul yang ada di tangan kanannya dengan sangat keras, siap untuk mengarahkannya pada Flare yang berada di depannya.

Tiba tiba Marine terkejut, raut wajah serius Flare hilang lalu tersenyum dengan kedua tangannya yang ia angkat sebahunya.

"Memangnya apa yang ku tahu tentangmu?"

"Apa?"

Flare menurunkan kedua tangannya itu dan langsung memutar tubuhnya dan mendekati tangga.

"Lagipula kita baru saja saling memperkenalkan satu sama lain, bukan?"

Marine langsung menurunkan pandangannya kebawah sembari melepaskan Tarkul yang berada di tangan kanannya, ia tahu jika Flare menyadari ada yang janggal pada dirinya. Tapi, ia tidak ingin mengambil langkah yang salah lagi.

Tidak ada suara tarkulnya yang jatuh, tapi ia tidak peduli akan hal itu, yang kini ia pedulikan adalah ia ingin mempercayai Flare yang sudah menyelamatkan hidupnya dan memberikan kesempatan padanya untuk hidup. Tapi, di sisi lain ia masih belum sepenuhnya percaya.

Dengan segenap hati yang ia paksakan, ia mencoba untuk memberitahu tentang jati dirinya yang sebenarnya.

Marine langsung mengepalkan kedua tangannya sebagai tandai persiapan hatinya yang sudah sangat kokoh. Ia langsung mengangkat kepalanya dan memasang raut wajah yang serius.

Melihat keadaannya yang sudah berada di dekat tangga, Flare langsung menuju ke arah tangga untuk menuruninya.

"Fl.... Flare!"

Mendengar namanya dipanggil, Flare seketika berhenti dan langsung menolehkan kepalanya ke arah kanan dengan matanya yang berusaha melirik ke arah Marine yang berada di belakangnya.

"Iyaa?"

Marine yang melihat Flare dengan mudahnya menanggapi panggilannya langsung menurunkan wajahnya. Pundaknya yang ia naikan menutupi seluruh lehernya, bertujuan untuk menutupi wajahnya.

Seluruh tenaganya ia pakai untuk mengungkapkan sebuah kata yang ingin ia sampaikan pada wanita yang ada depannya, tenaga itu bisa terlihat dari kedua tangannya yang ia kepalkan dengan sekuat tenaga.

Dengan kedua matanya yang ia tutup, mulutnya secara perlahan langsung terbuka untuk mengatakan sesuatu.

"A.....aku se...sebe...sebenarnya.."

Di saat ia akan mengatakan hal penting itu, sebuah jari telunjuk langsung menghentikan mulutnya untuk bergerak.

"Sudahlah, Marine."

Marine terkejut dan langsung mengangkat wajahnya kembali hingga akhirnya ia dan Flare saling menatap satu sama lain.

Flare pun secara perlahan menurunkan tangannya lalu menghampiri kedua pundak Marine.

"Kau tidak perlu memaksakan sesuatu yang berada di luar kehendakmu. Jika memang tidak bisa hari ini, masih ada hari esok. Tapi bukan berarti kau harus menyerah, hanya saja kau belum bisa melakukannya hari ini dan saat ini juga."

Marine perlahan lahan menarik bibirnya untuk tersenyum, pikirannya telah dipenuhi oleh keoptimisan. Jika Flare adalah orang yang sangat baik, maka dari itu ia akan benar benar mengatakannya ketika waktunya telah tepat.

"Baiklah."

Flare langsung melepaskan kedua tangannya yang menempel di kedua pundak Marine. Lalu tanpa berpikir panjang ia langsung memutar tubuhnya dan berjalan menuju tangga kembali.

"Kalau begitu, mari kita tidur. Hari sudah semakin gelap."

Ajakan dari Flare itu langsung Marine tanggapi dengan menganggukkan kepalanya, karena hanya itulah yang kini bisa ia lakukan.

Houshou MarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang