Chapter 16 (Cerita Apa?)

57 10 0
                                    

"Apa maksudmu? Apa kau tadi melihat seseorang atau sesuatu dari arah sana?"

Marine kembali memutar tubuhnya dan menghadap ke arah Flare.

"Tadi, setelah aku meminum mata air itu, aku langsung merasa ada sesuatu yang berada di arah hutan ini."

"Meminumnya?"

"Iyaaa."

Flare seketika menundukkan kepalanya tanpa sebab.

Tapi, Marine yang benar benar penasaran dengan hal yang membuatnya tertarik, langsung memutarkan kembali tubuhnya sehingga kembali melihat ke arah Hutan.

Disaat Marine akan melangkahkan kembali kakinya untuk menuju ke arah hutan itu, Flare kembali menepuk pundaknya.

"Sudahlah, lebih baik kita sekarang makan terlebih dahulu. Setelah itu, mari kita cari apa yang yang sebenarnya kau maksud itu."

Marine langsung menoleh ke arah Flare yang berada di belakangnya, dan setelahnya ia kembali melihat ke arah hutan.

Dengan pikirannya yang bingung ia pun langsung menundukkan kepalanya, apakah ia harus masuk ke hutan tanpa Flare, apa harus dengannya. Karena hanya Flare yang mengetahui seluk beluk hutan ini, sehingga ia tidak akan tersesat. Tapi, di sisi lain ia juga sangat penasaran dengan sesuatu yang menarik perhatiannya.

Marine yang lebih mementingkan keselamatannya lebih memilih mengikuti semua perkataan Flare yang mengetahui tentang hutan ini, karena itu ia langsung mengangkat kepalanya dan langsung membalikan tubuhnya ke arah Flare.

"Baiklah ayo."

Flare yang melihat keputusan Marine langsung tersenyum dan seketika langsung membalikan tubuhnya ke arah rumah pohon. Lalu ia langsung pergi menuju ke arah pintu masuk yang disusul oleh Marine.

Suara langkah kaki begitu terdengar jelas di telinga Marine, tidak ada suara hewan hewan disekitar seperti biasanya. Perasaan ada sesuatu itu kembali muncul di belakang Marine.

Kelopak matanya langsung terbuka lebar, pupil matanya mengecil, yang menandakan perasaan aneh di belakangnya itu semakin menjadi.

Ia sangat ingin sekali menoleh kembali, tetapi dengan sekuat tenaga ia tolak perasaan itu. Ia berhenti lalu mengangkat kepalanya sembari menutup matanya dan langsung menarik nafas sedalam dalamnya.

Dengan seluruh udara segar yang kini membanjiri kembali raganya, ia mengeluarkannya kembali secara perlahan, lalu disusul oleh matanya yang ia buka kembali.

Disaat ia menurunkan kembali kepalanya, ia melihat Flare yang menoleh ke arahnya.

"Ada apa Marine?"

Tanpa berpikir panjang, Marine langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada apa apa, ayo kita masuk."

Flare tidak menjawabnya sama sekali, melainkan hanya tersenyum manis dan langsung kembali menuju ke arah rumah pohon.

Dengan rasa kepercayaan dirinya yang sangat besar, Marine yakin. Perasaan yang mengganggunya itu akan hilang. Tapi, baru saja ia melangkahkan kakinya ia merasakannya kembali hingga membuatnya berhenti melangkah.

Kini, ia bukan hanya merasakan ada sesuatu yang berada di belakangnya, tapi ia juga merasa seperti dipanggil olehnya, ditarik, dan dipaksa harus pergi menemuinya.

"Marine."

Flare memanggilnya, Marine memang mendengarnya. Tapi pikirannya sibuk dengan perasaan yang mengganjalnya itu.

Dengan wajahnya yang terdiam kaku itu, secara perlahan ia menoleh ke belakangnya.

"Marine, ada apa lagi?"

Houshou MarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang