Wanita berambut kuning muda yang baru saja duduk itu langsung kembali berdiri, karena dia merasa teringat akan sesuatu. Lalu ia langsung pergi menuju lemari meja.
Marine hanya bisa melihat seluruh gerak gerik yang dilakukan Flare.
"Hutan Shiranui?"
"Oh iyaa, aku lupa. Kau kan seorang bajak laut."
Flare langsung membalikan tubuhnya dengan segelas air yang berwarna putih dengan beberapa rempah rempah yang tercampur ke dalam air putih itu.
"Sebelum aku menjelaskannya, mari kita berkenalan terlebih dahulu. Kita tidak sempat berkenalan karena situasi situasi sebelumnya tidak mendukung, aku Shiranui Flare."
Flare menaruh gelas itu di depan Marine dan langsung duduk di kursi tunggal.
"Lalu, aku harus memanggilmu apa?"
Marine merasakan jika ia mulai dapat menggerakan tubuhnya kembali langsung berusaha sekuat tenaga untuk menggerakan tangannya. Lalu di saat itu juga Marine menyadari jika ia harus berhati hati untuk memperkanlkan namanya, terutama nama keluarganya.
"Marine. Panggil aku Marine."
Flare seketika langsung berdiri lalu mendekati Marine dan langsung membungkukkan badannya. Tak lama setelahnya ia langsung menjulurkan tangan kanannya sebagai pertanda permintaan jabat tangan.
"Baik Marine, salam kenal."
Marine terdiam dengan kekesalan yang menumpuk di hatinya. Bagaimana dia bisa membalas dan menjabat tangannya jika kelumpuhannya itu belum berakhir.
Flare kebingungan dengan jawaban Marine yang dingin dan tidak menjabat tangannya. Tak lama setelahnya ia langsung sadar akan situasi Marine.
Ia pun langsung menarik kembali tangannya dan kembali ke tempat duduk solonya.
"Otto, maaf. Aku lupa jika kau sedang dalam keadaan lumpuh sementara."
Marine sedikit kesal dengan sikap Flare yang pura pura lupa untuk mempermainkannya. Tapi, tak lama setelahnya ia langsung memasangkan sedikit senyuman pda bibirnya, karena ia tahu jika Flare melakukan itu demi dirinya agar bisa tersenyum kembali.
Tapi senyuman itu secara perlahan langsung menghilang ketika Marine menyadari akan keadaan tangannya yang sedari tadi terus terbuka, yang mengartikan jika mutiara hijau muda itu sudah tidak ada di tangannya.
"Hilang? Dimana itu? Dimana mutiara itu?"
Flare terkejut dan langsung berdiri kembali dari tempat duduknya dan langsung menghampiri Marine yang memberontak untuk bisa kembali bergerak lagi untuk mencari barang berharganya yang hilang.
Ketika sudah di dekatnya, Flare langsung jongkok sehingga wajahnya setara dengan wajah Marine. Lalu ia langusung memegang kepala Marine dengan sangat lembut.
"Hey tenanglah. Tenangah, Marine."
Marine seketika terhenti karena sentuhan hangat dari seorang yang baru saja ia temui. Ia tidak tahu mengapa, tapi sentuhan itu membuatnya untuk tenang dalam menghadapi masalahnya kini.
"Apa yang hilang? Biarkan aku mencarinya. Kau di sini saja."
Gadis berambut merah itu langsung langsung bersandar kembali di atas kursi panjang kayu yang di atasnya terdapat sebuah bantal empuk untuk memberi sandaran kepalanya.
"Maaf yaa, Flare. Aku merepotkanmu, tolong carikan batu Mutiara hijau muda."
Dengan secara perlahan, Flare kembali berdiri dengan senyuman manisnya yang sama manisnya dengan kulit coklatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Houshou Marine
AksiSetelah Marine kehilangan segalanya, berupa kekuasaan, keluarga, dan kehormatan. Marine harus melanjutkan apa yang telah diperintahkan oleh pesan terakhir orang tuanya, tuk menjadi penguasa lautan. Tapi dengan keadaan Marine yang tak memiliki apa ap...