#65. Happy New Year

325 27 10
                                    

I know it's too late but...
HAPPY NEW YEAR GUYS!!

Sumpah lupa terus mau bilang itu disini wkwkwk

So, waktu ngetik ini aku gatau harus ngasih peringatan rating umur berapa but maybe it'll turn to be 21+

TAPI MASIH BELUM TAU dan aku kalo udh sampe bawah gamau ngedit bagian atas so...

Enjoy~

"No, you're not... going to wear that!"

Joy frustasi.

Bagaimana tidak?!

Sehabis dilambungkan dengan intercourse singkat yang Irene pelopori di awal, kini Ia dikejutkan oleh penampilan panas Irene nan mempertontonkan punggung putihnya terlepas dari seberapa menawan gaun hitam tersebut.

Sehabis dilambungkan dengan intercourse singkat yang Irene pelopori di awal, kini Ia dikejutkan oleh penampilan panas Irene nan mempertontonkan punggung putihnya terlepas dari seberapa menawan gaun hitam tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memeluk tubuh Irene, memamerkan lekuk indahnya secara sempurna.

Dan ya.

Tentu saja menggoda.

Sangat menggoda.

Bagi Joy yang cukup serakah jika sudah soal Irene, Ia jelas tidak mau membagi harta karunnya di tengah kumpulan orang - orang asing nan bisa jadi terselip singa lapar di dalamnya.

Tanpa peduli bila Ia masih berada di lekapan handuk tanpa satupun kain lain nan melindungi kulit di baliknya, Ia mendekatkan diri ke arah sang istri; merasa terancam.

"Sooyoung, we literally just had sex for three hours. Apa yang membuatmu cemburu? Mereka bahkan tidak bisa menyentuhku, hmm?"

Sejujurnya, Joy sendiri justru menikmati pemandangan punggung Irene di depan matanya begitu Ia memutuskan berhenti sekian senti saja di belakang tubuh mungil.

Tapi seketika realita menyentak otaknya. Mengingatkannya bila lapang putih yang terekspos merupakan bagian nan Ia cicip beberapa menit lalu diatas ranjang.

"Tidak boleh."

Bahkan notasi rendah yang Joy tidak sadari hasilnya, malah terdengar amat ragu daripada sebelumnya; seolah Ia tak sepenuhnya menentang ide Irene memilih kain tersebut sebagai pelengkap.

Ciuman - ciuman di sekitar pundak ke tengkuk yang lebih pendek mulai dihujankan sedikit demi sedikit sampai Ia lelah menyangkal diri sendiri.

Menarik Irene kedalam dekapan erat sementara wajah disembunyikan total ke lekukan lehernya.

Serpentine 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang