28. Puppy

370 42 21
                                    

Hayooo, nungguin yee xixixi
🤭🤭🤭🤭🤭

÷

Irene sempat bertanya - tanya, sebenarnya mimpi apa dia semalam hingga bisa berakhir di tempat penampungan hewan yang mana merupakan suatu spot paling Ia hindari berhubung Ia tidak terlalu dekat dengan dunia binatang.

Well, walaupun outfit Joy hari ini sempat mengalihkan fokus dari ketakutannya pada gerakan makhluk berbulu nan berkeliaran di sekitar, namun tetap saja hal tersebut tak bisa mengubah kenyataan bahwa dia sedang berada di suatu zona yang memang disediakan bagi ciptaan - ciptaan selain manusia.

Well, walaupun outfit Joy hari ini sempat mengalihkan fokus dari ketakutannya pada gerakan makhluk berbulu nan berkeliaran di sekitar, namun tetap saja hal tersebut tak bisa mengubah kenyataan bahwa dia sedang berada di suatu zona yang memang dise...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisakah kau cepat memilih lalu kita pergi dari sini? Kalau tidak, biarkan aku menunggu di mobil saja, hmm?"

Joy tertawa kecil ketika Ia menoleh hanya untuk disuguhi pemandangan dimana Irene terus menatap anjing dalam pangkuannya dengan tatapan waspada seakan siap lari kapan saja jika makhluk lucu berbulu coklat itu melonjak ke arahnya.

"Kemarikan tanganmu sebentar, Hyun."

Menjulurkan lengan pada pasangannya sambil sedikit menggoyangkannya sebagai isyarat supaya Irene meletakkan salah satu telapaknya disana, Irene beralih menatap Joy penuh kecurigaan karena sejujurnya, Irene sudah tahu persis maksud dan tujuan Joy selanjutnya.

"Wae?!"

"Kau tidak percaya padaku?"

Lagi. Untuk kesekian kali Joy mengeluarkan jurus andalan yaitu wajah memelas bersama puppy eyes mengkilat yang selalu bisa membuat Irene mendadak lemah.

"Bukan begitu, Soo. Maksudku—"

"5 detik, aku janji."

Mempercayakan salah satu bagian tubuhnya, Irene menutup mata erat - erat begitu genggaman tangan Joy berpindah ke pergelangannya lantas diarahkan ke satu titik pasti dimana beberapa milidetik setelahnya Irene membeku kala merasakan terdapat bulu - bulu halus menyapa telapaknya.

"Sooyoung."

"Buka matamu, Hyun. Dia tampak tenang."

Mungkin memang ketakutan Irene tidak pernah beralaskan pada apa yang menjadi kenyataannya. Pada dasarnya Joy bisa bilang bahwa Irene merasa tidak nyaman akibat bayangan - bayangan negatif yang otaknya bentuk sendiri dalam pikiran.

Lihat. Irene bahkan malah bergerak mendekat lantas berakhir duduk tepat di sisi Joy, merapatkan dirinya pada si semampai sambil tetap mengusap kepala anak anjing yang masih terlihat tidak keberatan. Mereka juga tidak terlalu peduli dengan orang - orang yang menatap mereka dengan berbagai pandangan ketika Irene menyandarkan pipinya di lengan Joy sementara Joy sendiri malah mulai meninggalkan beberapa kecupan ringan di puncak kepalanya.

"Kau mau yang ini? Sepertinya kalian memiliki ikatan batin sekarang, huh?"

Sekedar anggukan ringan, Irene lantas memberinya tambahan dengan menguap singkat mengingat istirahatnya tidak terlalu teratur beberapa hari terakhir; membuat Joy menjadi kasihan, jadilah cepat - cepat membicarakan dengan pengurus panti mengenai adopsi anjing ini.

÷

Nyatanya kini malah Irene yang berkontribusi lebih banyak dalam memberi perhatian pada brownie, anjing baru mereka, daripada Joy sendiri. Mengundang rasa kesal perlahan terbangun di diri Joy ketika Irene bahkan membelai brownie meski mereka berdua telah sama - sama berbaring diatas tempat tidur.

"Bagaimana jika kita kembalikan saja, Hyun?"

"What? Kenapa?!"

"Karena kau memperhatikannya lebih daripada kau memperhatikanku!!"

Cukup terkejut dengan bentakan nyaring Joy yang begitu mirip dengan balita nan meminta permen, Irene terkekeh pelan lantas menurunkan brownie dari ranjang secara perlahan. Ditatapnya bibir Joy nan sudah mengerucut seperti biasa bila tengah merajuk, Irene bergeser mendekat.

"Utututu~ kemari kau bayiku."

Agaknya menyelipkan lengan kebawah leher Joy, sang istri pun ikut menggerakkan badan sebagai usaha mengetatkan diri lebih rapat pada Irene. Lalu setelah sukses menemukan posisi teryaman ketika melingkarkan tangan di sekitar pinggang Irene, Joy pun mengawali aksinya dengan kecupan - kecupan kecil nan kilat di bibir Irene.

Irene kira hanya untuk realisasi dari ungkapan selamat tidur. Namun begitu lumatan - lumatan nan terkesan dalam serta 'panas' Irene langsung mendorong bahu Joy.

"S–Sooyoung.. Soo!"

"Hmm?"

Walau Irene tampak terus berusaha menekan bahu Joy, Joy pun tetap tampak tak ingin menghentikan serbuan ciumannya di rahang Irene.

"Sooyoung!"

Baru ketika Irene benar - benar menyentak, Joy akhirnya berhenti, lantas memberi jarak antara mereka hanya supaya Ia bisa menatap wajah Irene nan telah memerah serta membuang muka supaya tak bertemu tatap dengan istrinya.

"Apa, babe?"

"Ani... Hanya saja aku... mmm..."

Kini giliran Joy yang tak bisa menahan kikikan geli ketika melihat bola mata Irene bergerak tak tenang.

She has already turned on.

Mengambil keputusan agresif, Joy kembali mengejutkan Irene dengan gerakan tiba - tibanya untuk mengurung Irene dalam kukungan lengannya; menggantung diatas Irene dengan mata berkilat dan senyuman miring yang tak membantu menenangkan Irene, malah memberi rangsangan pada wanita tersebut.

"Well, maaf, sayang. Sepertinya aku tidak bisa berhenti malam ini."

Dengan itu, Irene merelakan telinga anjing mereka dinodai di hari pertamanya diadopsi. Menghabiskan malam dengan penuh lenguhan dan desahan sementara si makhluk berbulu itu menggerakkan ekor berkali - kali di tempat tidur mini yang Irene dan Joy siapkan di sudut kamar mereka.

÷

Wait, kenapa malah berakhir kaya gitu?
Wkwkwkwk 😂😂🤭🤭

Regards
- C

Serpentine 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang