Hayo udh nonton Joy belommm
Tonton ayok tontonn, aku taro di atasBtw gegara aku lagi in a good mood habis liat coveran Joy, aku mau apdet lagi.
*alasan! Emang dasarnya aku gabisa mupon aja*~💗💚~
Ahaahaaha
Bertepatan dengan tangannya yang bergerak meletakkan mug ke mesin pembuat kopi, senyum Irene tahu - tahu tercipta kala sebuah tawa mengalir dari mulut bayi kecilnya untuk kesekian kali.
Menoleh, mata Irene langsung dimanjakan dengan pemandangan istrinya yang duduk di sofa sembari melayang - layangkan Joon udara; mengundang suara yang sama kembali memenuhi ruang tengah.
"Babe, hati - hati."
Membawa benda kaca yang sudah terisi penuh oleh vanila latte, Irene meletakkan minuman di meja kaca lantas mengambil tempat di sisi Joy disusul menyandarkan kepala di pundak istrinya.
"Amamamam..."
Bahkan hanya sederet tuturan tanpa arti dari bayi mereka, berhasil mencerahkan suasana di sekitar keluarga kecil tersebut.
"Oke, oke. Aku akan membiarkanmu kali ini karena aku juga sering memainkan pipimu."
Detik selanjutnya kekehan Irene mengalun lembut kala Joy melakukan monolog akibat dua tangan mungil Joon meraba - raba wajahnya, malahan sampai sempat menepuknya pelan.
Entah apa yang Irene pikirkan, dia sendiri tak mengerti. Hanya saja nurani mendadak menuntun tangannya untuk mendorong pipi Joy selagi Ia memutar kepala di pundak Joy. Sehingga ketika wajah mereka berhadapan, Irene langsung mendaratkan kecupan singkat di bibir si semampai.
"Terimakasih ya."
"Untuk?"
Mengendikkan bahu santai, Irene mengalihkan pandangan ke Joon yang masih berada di pegangan Joy nan kini menatap orang tuanya itu, lalu kembali memaku mata ke netra gelap di hadapan.
"Semuanya."
~💗💚~
I've told you before, ada part2 dari cerita ini yang nggak terlalu penting.
Termasuk chapter ini wkwkwk
Aku emang lagi pengen nulis aja gegara Joy muncul xixixixi
Regards
- C