÷
1 bulan tersisa sebelum anak di dalam rahim si wanita mungil akhirnya lahir, seperti yang bisa semua orang duga, Joy ribuan kali lipat lebih berhati - hati serta higienis. Segala hal yang berhubungan dengan Irene harus lulus sensor dahulu dari tangan Joy.
Berbulan - bulan meninggalkan apartemen dan bergantian tinggal di rumah asli Irene maupun Joy, akhirnya sang ibu hamil berhasil lepas dari Joy dan pergi ke flatnya bersama Yena. Tentu saja secara sembunyi - sembunyi, mengingat terakhir kali Ia beralasan bahwa bantal kesayangannya tertinggal di apartemen hanya supaya Ia bisa keluar dari rumah, Joy malah berakhir membeli satu plastik besar berisi boneka - boneka kelinci dengan bentuk yang berbeda - beda.
Jika boleh jujur, Irene terkadang merasa kewalahan menghadapi sikap Joy nan semakin tampak berlebihan. Namun sadar bahwa Joy tidak melakukannya untuk kepentingan diri sendiri melainkan kebaikan Irene juga anak mereka, Irene pun memilih untuk menerimanya. Irene bahkan masih bisa tertawa hanya karena membayangkan kembali ekspresi Joy kala dirinya bercerita bahwa dia memakan eskrim yang dibelikan ibu Joy sendiri.
Well, itu salah satu keuntungannya.
Dan liburan 3 hari silam yang didapatkan dari sikap merajuknya serta kalimat, "kau kan selalu mengurungku, bagaimana aku bisa rileks jika seperti itu?" yang Irene semprotkan di depan wajah Joy, menjadi profit lain. Irene tahu Joy tidak akan bisa menolak jika Ia sudah berkaca - kaca seraya menggembungkan pipi. Senang rasanya bisa memeras sang istri dengan kelemahannya.
Meski ijin ini pun sulit diraih, tapi tetap akhirnya Irene, Joy, serta keluarga keduanya sepakat untuk melakukan piknik di alam menggunakan dua mobil lebar keluarga mereka masing - masing.
Memutar balik memori, Irene tersenyum sebab sadar bahwa banyak peristiwa menyenangkan diantara mereka.
"Eonnie, serius. Sooyoung–eonnie akan membunuhku jika tahu kita ada disini."
Terkekeh, Irene beralih ke counter lantas berjinjit, berintensi mengambil mug di rak atas sebelum Yena tiba - tiba sudah berada di sisi Irene kemudian menyodorkan satu benda kaca hasil dari pengambilannya pada Irene.
"Ck, kau ini memang cocok dengan Sooyoung–eonnie. Sama - sama keras kepala."
"Tenanglah, Yen. Kau akan keriput jika terus mengerutkan wajah seperti itu."
Baru saja Yena ingin meninggalkan wanita pendek di hadapannya dan kembali ke sofa ruang tengah, Ia langsung berbalik disusul gerakan menyentak tangan Irene nan tengah terarah pada satu mesin dengan cepat.
"Tidak, eonnie! Terserah dengan semua tindakanmu tapi tidak dengan kopi! Kau ini hamil besar, Eonni! Perhatikan apa yang kau makan dan minum, at least!"
Raut wajah geram Yena berangsur melunak digantikan ekspresi bingung kala Irene menatapnya tepat di mata sambil menaikkan satu alisnya.
"Ini untukmu, Yen."
"Oh? K–kenapa tidak bilang, hehehe..."
Menghabiskan waktu bersama adik ipar ternyata tidak seburuk yang Irene bayangkan. Selama ini merasa tidak begitu dekat dengan Yena, hari ini segala pikiran buruk Irene melayang begitu saja. Ia mengira akan ada rasa canggung antara mereka mengingat sama sekali belum pernah ada situasi nan menempatkan mereka dalam satu ruangan hanya berdua. Tapi ternyata Yena hampir sama seperti Yeri yang memiliki banyak topik untuk dibicarakan.
Menikmati atmosfer menghangatkan hati sambil menonton film favorit Yena, mereka lupa waktu hingga tanpa sadar mengundang satu sosok jauh disana, kesal sebab tak menemukan keberadaan istrinya.
÷
2-4 chapter lagi mungkin aku selesaiin. Aku sumpahin kalian kangen banyak2 sama Joyrene dan bakal mampir berkali - kali kesini xixixixi 😏😋😈🤭
Regards
- C