#64. Quality Time

343 27 4
                                    

Disini fluff ya gaes
Istirahat bentar dari wikwik (astaga ketikanku)

Rating : 15+

÷

Sepasang kelopak putih yang dihiasi bulu mata lentik, sedikit bergetar sebelum terangkat, menampakkan iris coklat terang memantulkan sinar matahari yang menembus gorden putih tipis sisi kanan.

Sejenak Ia berusaha mengumpulkan kesadaran; mencoba lepas dari mimpi mengharukan nan terasa nyata beberapa saat sebelumnya.

Sampai sebuah memori tahu - tahu menaburkan semburat merah muda ke sekitar pipi pucat tanpa seijinnya.

"Oh god! Sooyoung!"

"Ahh~ d–deeper!"

"Yatuhan, Soo! Kau sungguh—"

"Sedikit la—ahh~"

"Aku akan keluar!"

Dua telapak nan tadinya diistirahatkan di punggung tangan besar yang merentang ke sekitar pinggang dari sosok di belakang, refleks terangkat menutup wajahnya sendiri.

Konyol jika dilihat.

Padahal hanya ada dirinya dan istrinya di ruangan bernuansa putih serta coklat ini, namun rasa malu seolah tetap menggelitik perutnya.

Syaraf otaknya tidak ingin melepaskan memori dimana beberapa jam silam, Joy menarik tangannya ke toilet pesawat—tentu usai memberi sekian lembar uang sebagai tip bagi salah satu pramugari agar diam dan menjaga pintu mereka—lantas berakhir mendapat cukup banyak pelepasan akibat kebrutalan Joy di ruang sempit tersebut.

Irene sendiri mempertahankan kerahasiaan dengan menggigit bibir bawah selagi Joy melahapnya habis - habisan, terlepas dari seberapa besar hasratnya menghimpit tenggorokan supaya melepaskan desahan.

Lalu disinilah dia.

Sebuah resort private yang dibangun dengan jarak cukup jauh dari resort lainnya. Mungkin supaya si pemesan merasakan sensasi ketika memiliki sela hanya untuk mereka sendiri.

Tapi Joy, dibelakangnya, masih terlelap.

Lengkap dengan pakaian yang sama dengan yang Ia pakai saat berangkat.

Sama sekali tak ada perubahan.

Mengingat lagi bagaimana keduanya terhuyung kelelahan lantas berakhir bergelung diatas kasur begitu mereka sampai di kamar pada pukul 9 pagi tadi.

Meski Irene baru bisa benar - benar menutup mata sekitar 15 menit sehabis mendengar dengkuran kecil Joy, tapi dia tidak masalah.

Ditambah lagi fakta familiar tentang Joy yang sangat mudah terkena jetlag, jadilah Irene hanya bisa menikmati ekspresi tenang Joy di sisinya.

Mata menutup, nafas stabil, mulut sedikit terbuka.

Lalu setelah Ia sukses meletakkan kepala Joy diatas lengan kecilnya seraya menyimpan wajah Joy di lekukan lehernya, Irene menyusul Joy ke dunia mimpi.

Yeah, separuh hal memang tidak berjalan sesuai ekspektasinya.

Seperti misalnya bercinta secara kasar dan saling mendorong atau menekan tubuh di pintu ketika masuk, lantas menghabiskan waktu saling menumbuk diatas kasur sepanjang hari.

Tapi toh kegiatan yang satu itu sudah dipenuhi bahkan dengan sensasi baru nan lebih menegangkan, juga mendebarkan ketika di pesawat.

So, it's fine.

Serpentine 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang