Sebuah foto

252 19 0
                                    

Setelah menemukan Alana, mereka bertiga pun segera menghubungi Ambulance dan membawanya ke Rumah Sakit terdekat.

Di depan IGD terdapat Ken,Raffa,dan Jordan yang sedang menunggu kabar dari dokter yang menanganinya. Sejak tadi Jordan terus mondar-mandir karena khawatir dengan keadaan Alana. Sedangkan Ken,serta Raffa duduk dan terus memperhatikan Jordan yang terus mondar-mandir. Sebenarnya mereka berdua sangat jengah melihat Jordan yang terus saja mondar-mandir.

Raffa yang sudah jengah melihat Jordan terus mondar-mandir seperti setrikaan ia pun mulai bersuara "Lo bisa diem ga sih Dan!" Ucap Raffa.

"Gimana gue bisa diem,itu disana Alana hampir sekarat bodoh" kesal Jordan, jujur sekali ia sangat mengkhawatirkan dengan keadaan Alana. Tapi bukan berarti Jordan memiliki rasa pada Alana, jawabanya salah besar. Alana sudah di anggap seperti adiknya sendiri oleh Jordan, apalagi semenjak terdengarnya kabar perjodohan antara Alana dan juga sahabatnya itu. Ia jadi lebih menjaganya seperti adik kandungan, karena Jordan sudah hafal betul sifat Ken yang sedikit cuek dan kasar pada perempuan yang membuatnya risih.

Pernah suatu waktu Jordan bertengkar dengan Ken hanya karena Ken lupa menjemput Alana,serta membiarkan Alana pulang sendiri malam-malam dengan angkot dan hampir saja ia di jambret jika tidak bertemu dengan Jordan dijalan.

"Lo udah ngabarin nyokapnya Alana?" tanya Raffa pada Ken.

Ken mengangguk "Bentar lagi tante Alana sama Bunda sampe."

Tak lama Bunda dan juga Tante Aluna sampai dengan terburu-buru. Dengan wajah yang panik Tante Aluna menghampiri Ken dan menanyakan keadaan Alana.

"Ken..b-bagaiamana k-keadaan Alana?" tanya Aluna dengan panik.

"Dokter yang meriksa masih belum keluar" jawab Ken.

Tante Aluna lemas mendengarnya, mengapa dokter lama sekali memeriksa Alana apakah kondisi Alana terlalu parah? Sampai-sampai Dokter yang memeriksanya belum juga keluar mengabarinya.

Ken dan Raffa menahan Tante Aluna yang hendak jatuh. Pasti perasaan Tante Aluna sangat terpukul mendengar kondisi Alana saat ditemukan tadi.

Bunda berusaha menenangkan Tante Aluna. Beberapa menit kemudian Dokter yang menangani Alana pun keluar. Semua yang ada di depan IGD pun berdiri, menunggu apa yang akan disamapaikan Dokter mengenai kondisi Alana.

"D-dok b-bagaimana keadaan a-anak s-saya Dok?" tanya Tante Aluna dengan terbata-bata.

"Apakah anda Ibunya?" tanya Dokter itu.

Tante Aluna mengangguk " I-iya saya Ibunya Dok" jawab Tante Aluna.

"Kalau gitu silahkan Ibu ikut keruangan saya untuk mengetahui kondisi pasien" ucap Dokter.

"Dok apa kita boleh ngeliat Alana?" tanya Jordan.

"Boleh..tapi nanti setelah pasien dipindahkan ke kamar inap" jawab Dokter.

"Mari Bu ikut saya" ajak Dokter.

♤♤♤♤♤

Di tempat lain,tepatnya di kamar Radar. Fraza perlahan membuka matanya dan pemandangan yang ia lihat terkesan sangatlah asing. Kamar dengan nuansa putih serta biru laut dengan beberapa pajangan terpampang di sana, membuat ia bertanya-tanya dimana kah dirinya sekarang?

Ketika melihat kesamping ternyata ada Daniel juga yang tengah tertidur pulas sambil memeluknya, seolah-olah Daniel takut Fraza pergi.

Fraza memegang tangan Daniel yang memeluknya lalu ia mengusap pelan kepala Daniel. Fraza paham pasti Daniel sedih melihat kondisinya seperti ini.

Merasakan terusik karena ada sapuan halus dikepalanya Daniel pun membuka matanya, dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah sang Kakak yang tengah menatapnya dengan senyuman.

KENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang