Setelah pergi dari kediaman Radar,kini Fraza menetap disebuah kontrakan kecil dengan sisa uang yang ia miliki. Ia pun bekerja sebagai penjual koran keliling dan pelayan di sebuah caffe. Sudah sekitar hampir 2 minggu Fraza kerja. Dan rencananya saat gajinya mencukupi untuk membeli tiket pulang,ia akan pulang kembali ke kampung halamannya.
Sebenarnya setiap kali Fraza melihat anak SMA seusianya pulang sekolah menggunakan seragama,ia rindu mengenakannya juga. Tapi apalah daya uangnya tidak cukup untuk melanjutkan sekolahnya. Apalagi sebentar lagi Daniel,adiknya akan masuk ke sekolah dasar.
Fraza mengambil gelas dan piring kotor bekas pelanggang, ia mengelap membersihkan meja dan kursi. Lalu membawa gelas dan piring kotor ke dapur.
"Fraza tadi adek lo kayaknya nyari lo" ucap Tristan, rekan kerjanya.
"Dimana dia sekarang?" tanya Fraza.
"Tadi kayanya sama si bos deh" jawab Tristan.
"Oke terima kasih."
Fraza menuju ruang atasanya untuk mengambil Daniel, karena merasa tidak enak karena adiknya merepotkan atasannya. Ia mengetuk pintu ruangan atasanya.
'Tok..tok..tok'
"Masuk." Mendengar itu Fraza pun membuka pintu tersebut dan masuk.
"Permisi bos."
"Ada apa Za?" tanya Bos alias Farhan sang pemilik caffe
"Anu bos..saya mau ajak Daniel keluar,takutnya mengganggu bos kalo disini" si bos mengibas kan tanganya.
"Ga kok santai aja,saya malah seneng ada yang nemenin saya disini."
"Tapi..." belum Fraza melanjutkan ucapanya, Farhan sudah memotong ucapanya.
"Ga ada tapi-tapian...sekarang kamu kembali bekerja"perintah Farhan.
"Baik Bos."
♤♤♤♤♤
Saat ini Alana sedang berada di apartement nya,dan disana ada Lala juga Radar. Mereka bertiga sedang bermain kartu uno dan yang kalah akan di coret menggunakan bedak. Alana sudah 2 kali kalah begitu pula dengan Lala, sedangkan Radar ia selalu menang. Kali ini pun Radar menang lagi, dan itu membuat Alana kesal. Ia tidak mendapatlan kesempatan menang,sedari tadi selalu saja kalah.
"Ah males lah lo curang" kesal Alana sambil membuanh kartunya ke wajah Radar.
"Iya anjir lo curang ye,dari tadi lo terus yang menang sial" tuduh Lala.
Mendengar tuduhan dari merrka Radar pun tak terima dirinya di anggap curang padahal mereka saja yang tidal bisa bermain dengan baik dan benar. "Enak aje lo ye..emang dasarnya lo noob kali" ledek Radar.
Alana yang kesal langsung saja mengambil bantal sofa di sebelah nya,lalu ia menggunakannya untuk memukul Radar akibat kesal. "Awas lo ye!" Radar pun kabur menghindari pukulan Alana.
"Aduh woyy uda Lannn stopp!"
"Ga bakal gue ampunin!"
Alana terus mengejar Radar seperti singa yang lapar hendak menangkap mangsanya. Pada akhirnya mereka berdua pun berhenti kejar-kejaran. "Bener-bener ye lo Lan...capek anjir!" Ucap Radar dengan napas tersenggal-senggal akibat lelah berlarian.
"Bacot!"
'Nring..nring...nring'
Alat pendeteksi detak jantung Alana pun berbunyi dengan nyaring akibat Alana berlarian detak jantungnya pun berdetak lebih cepat, untung saja dia baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
KENALA
Teen FictionIni kisah tentang Alana yang mempunyai penyakit jantung sejak kecil,dimana dia harus mencintai seseorang yang bahkan sama sekali gak menganggap keberadaan nya.Padahal mereka sudah kenal dan berteman selama bertaun taun,bagaimana jika yang di maksud...