Mimpi yang terasa nyata

191 21 5
                                    

Di Kantin.
Alana tengah duduk di meja paling pojok menikmati makananya bersama kedua temannya itu, tak lama Jordan,Raffa,Serta Ken menyusul ketiga nya dan mereka menikmati makanan bersama.

"Eh eh anak baru tadi yang ganteng namanya siapa dag?" tanya Lala.

"Fraza deh kalo ga salah" jawab Alana.

"Ganteng banget sih dia,manis gitu" Lala menautkan kedua tanganya di dada sambil tersenyum membayangkan wajah Fraza.

"Ih ganteng dari mana?gantengan juga gue" dengan Pede nya Radar mengatakan itu sambil menyisir rambutnya ke atas. Tingkah pede Radar itu membuat Alana dan Lala ingin muntah, Lala melempar tisu ke wajah Radar.

Ken sejak tadi hanya dia saja memikirkan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia bahkan tidak menyantap makanan di hadapanya. "Kamu mikirin apa?" tanya Alana. Ken menjawab dengan gelengan saja.

"Tau lo Ken dari tadi kayaknya gue perhatiin lo bengong terus,mikirin apa lo?" tanya Jordan.

"Ga ada."

"Bakso lo buat gue aja Ken."

"Ambil aja."

Saat sedang melamun tiba-tiba seseorang memeluk Ken dari belakang dan menggalungkan tangannya di leher Ken. Dan ternyata yang melakukan itu adalah Jennie, si Cabe yang selalu caper dengan Ken. Tak lupa di belakangnya ada antek-antek yang setia mengikutinya.

"Haii kamu makan apa?" tanya Jennie sambil memeluk Ken dari belakang. Ken berusaha melepaskan tangan Jennie dari nya. Sungguh Ken sangat jijik dengan perlakuan Jennie, jangankan Jennie yang melakukanya. Alana yang notabene tunanganya saja sering Ken tepis tanganya ketika hendak menyentuhnya.

Jennie cemberut saat Ken melepaskan tanganya "ihh kamu aku tanya kok ga di jawab sih" rajuk Jennie.

"Eh cabe! Mending lo gosah deket-deket deh sama Ken ntar dia rabies!" Usir Alana, ia mengibaskan tanganya mengusir Jennie layaknya hama.

Alana mendekati Ken dan membersihkan Jas seragam Ken dari bekas tangan Jennie. "Duh tuhkan kotor seragamnya iyuw banyak bakterinya." Alana mengeluarkan spray handsanitaiser dan menyemprotkan pada seragam Ken.

"Lo pikir gue hama hah?!" marah Jennie.

"Ya gue sih ga bilang,tapi lo sendiri" balas Alana dengan santai. Jordan dan yang lain tertawa mendengarnya.

"Mending lo pergi dah Jen sana"  Usir Jordan. "Ken ga mau deket-deket sama hama kayak lo" sambung Jordan,lalu ia tertawa.

"Diem deh lo!"

"Mulut-mulut gue kenapa lo yang sewot."

"Jadi cowok kok lemes banget mulutnya."

"Dari pada lo..jadi cewek murahan banget,udah tau di tolok masih aja genit." Sindir Jordan.

Jennie tersenyum miring "Apa kabar sama tuh cewek..udah tau Ken ga cinta malah di paksa buat tunangan" Jennie menyindir Alana.

"Gada urusanya ya sama lo! Bilang aja lo iri kan ga bisa dapetin Ken." Ejek Alana.

"Ih sorry ya..ngapain gue iri sama orang yang ga di anggep sama tunanganya sendiri upss!" Jennie berlagak seolah-olah ia keceplosan.

Alana marah ketika Jennie mengatakan hal seprti itu, ia pun berdiri dan bersiap menampar Jennie namun tanganya di tahan oleh Ken. "Mending lo cabut!" Ucap Ken pada Jennie dengan wajah dingin.

Karena takut dengan wajah Ken akhirnya Jennie memilih untuk pergi, tai sebelum pergi ia kembali mengejek Alana. "Bye! Gadis yang tak di anggap." Setelahnya Jennie pergi meninggalkan Kantin.

KENALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang