48- Cheerful

6.5K 618 142
                                    

Di dalam ruangan mewah bernuansa putih itu, Lisa masih tampak berbaring di atas ranjang nya. Biasanya ia akan merasa bosan karena terus diam tanpa melakukan apapun. Tapi sekarang berbeda, karena ia tidak sendiri lagi. Ketiga unnie nya pun juga ada di sana.

Sejak siang tadi mereka terus menemani Lisa, tidak berniat untuk beranjak sedikit pun. Ada banyak hal yang mereka lakukan, setidaknya untuk mengusir rasa bosan yang melanda sang bungsu.

"Unnie, apa kalian tidak makan malam?"

"Oh, jadi sekarang sudah malam?" Chaeyoung dan Jisoo mendelik kearah gadis mandu itu yang berucap santai seolah lupa waktu. Ia terkekeh pelan, dan memilih untuk kembali menatap Lisa.

"Entah kenapa aku merasa kenyang."

"Benarkah? Lalu suara perut siapa yang berbunyi dengan nyaring ini?" pipi putih Jennie kian memerah mendengar ucapan Lisa.

Tentu saja ia malu karena Lisa sedang menyindir nya yang sedang lapar. Padahal tadi ia sudah bersikap keren dengan berkata kenyang.

"Aish, itu suara perutku. Jadi kalian berhenti lah tertawa," Jisoo dan Chaeyoung memang tak bisa menahan tawa mereka ketika melihat wajah kesal Jennie. Gadis berponi itu juga terkekeh mendengar ocehan sang kakak.

"Aku juga lapar, apa kita makan sekarang?"

"Hm, geurae." Jennie menerima ajakan Chaeyoung. Sebelum pergi, dua yeoja itu pun memberi kecupan hangat di kening Lisa.

"Kami pergi dulu."

"Hm."

"Eoh, Jisoo unnie tetaplah disini. Biar aku yang membawakan makan malam untuk mu," ucapan Jennie dibalas anggukan oleh sang kakak. Dengan senang hati ia akan menyetujui nya.

Jisoo dan Lisa pun tampak menatap kepergian dua yeoja itu dari ruangan. Hingga perhatian sang sulung beralih kearah Lisa yang mencoba untuk mengubah posisinya.

"Jangan paksakan dirimu, Lisa-ya. Kau berbaring saja," terdengar suara helaan napas berat dari Lisa.

Gadis berponi itu mencoba untuk duduk, tapi seperti nya ia masih belum kuasa untuk itu. Alhasil ia kembali berbaring dengan Jisoo yang membantu nya.

"Unnie, sampai kapan aku akan berada disini?"

"Tentu saja sampai kau sembuh, sebelum itu kau tidak akan pergi kemanapun."

"Tapi aku tidak suka berada di ruangan ini. Tidak bisakah kita pulang?" Jisoo terhenyak. Suara yang ia dengar dari sang bungsu pun juga terdengar begitu lirih.

Walau bagaimana pun usaha Jisoo mencoba untuk membuat ruangan mewah ini sama seperti kamar yang di gunakan Lisa, tetap saja tidak akan merubah apapun.

Ruangan yang berbau obat-obatan ini pasti membuat sang bungsu tidak nyaman. Dan tentu Jisoo mengerti akan hal itu. Tapi tetap saja, keadaan Lisa sekarang masih belum meyakinkan untuk diperbolehkan pulang. Dan ia pun tidak ingin jika terjadi sesuatu yang buruk pada Lisa.

"Tunggulah sebentar lagi, hm? Setelah dokter Cho memberikan izin, kau pasti akan pulang."

"Bukankah unnie juga bisa merawat ku?" Jisoo terdiam.

Yeoja itu tampak mengulum bibirnya gusar. Memang benar, ia bisa saja merawat Lisa sekarang. Dan tentu ia merasa senang untuk hal itu. Tapi Jisoo takut, waktu itu pun dia lengah dengan keadaan Lisa hingga nyawa sang bungsu adalah taruhannya.

Ia tidak ingin mengambil resiko yang akan berdampak buruk pada sang adik. Lagi pula dokter Cho lebih berpengalaman dari pada dirinya, dan ia yakin Lisa akan baik-baik saja bila berada dalam pengawasan dokter Cho.

Beside You[End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang