Gadis blonde itu menggerutu kesal karena Jennie tidak ingin mengatakan apapun padanya.
Walaupun ia tidak mendengar pembicaraan antara kedua unnie nya tadi, Chaeyoung tahu bahwa mereka berdua sedang membicarakan hal serius. Tapi kakaknya lebih memilih untuk menyembunyikan nya, dan hal itu membuat ia merasa kesal.
"Oh, Chaeyoung!" langkah nya terhenti saat tiba-tiba mendengar suara seorang namja yang memanggilnya dari kejauhan.
Ia pun berbalik, dan terperanjat kaget saat melihat siapa orang yang kini tengah berdiri di hadapan nya.
"Kau, sekarang ada apa lagi?"
"Hei, kenapa kau terlihat tidak senang setiap kali aku datang menyapamu?" Chaeyoung mendesis kesal. Sekarang masih pagi tapi sudah banyak hal yang membuat nya kesal hari ini.
Apalagi namja di depannya itu, melihat wajahnya saja Chaeyoung sudah sangat muak.
"Kau sangat mengganggu ku, Jungkook. Tidak bisakah sehari saja kau tidak datang ke hadapan ku seperti ini?" namja bergigi kelinci itu terkekeh pelan. Sebenarnya ia sudah terbiasa diusir seperti ini, jadi Jungkook sudah kebal.
"Bukankah teman memang harus saling menyapa? Apa aku salah?"
"Teman? Sejak kapan kau dan aku berteman? Jangan bicara omong kosong," Jungkook hanya diam sembari tersenyum. Bukankah kalimat tadi terdengar cukup menyakitkan? Tapi ia sudah mempersiapkan diri karena yakin akan mendengar kalimat itu dari Chaeyoung.
"Kau adalah kakak dari teman masa kecilku. Itu berarti kau juga temanku. Bukankah begitu, Chaeyoung?" gadis blonde itu mendongak lalu menatap tajam namja dihadapan nya. Sekarang rasa kesal itu benar-benar sudah mencuat.
"Sudah ku katakan, aku bukan teman mu."
"Geurae, aku mengerti." Dengan kesal gadis blonde itupun kembali melanjutkan langkahnya.
Tapi...
"Kalau begitu, aku ingin bertanya sebagai teman dari adikmu. Aku ingin mengetahui bagaimana keadaan nya sekarang. Apa kau tahu sesuatu?"
Deg
Langkah Chaeyoung kembali terhenti. Jungkook tampak menatap punggung gadis itu yang bergetar. Ia tahu, saat ini Chaeyoung bukan sedang menahan tangis. Tapi menahan rasa amarah, dapat dilihat dari kedua tangan nya yang terkepal.
"Kau sudah membuat ku muak," ujaran Chaeyoung penuh dengan penekanan. Jungkook pun menegak saat sekilas melihat sorot mata penuh kemarahan itu tertuju padanya.
Tanpa dijelaskan pun, ia sudah mengerti. Bahwa ia tidak akan pernah mendapatkan jawaban apapun dari Chaeyoung.
"Maaf, seperti nya aku sudah mengganggu ketenangan mu. Tapi aku hanya ingin mengetahui bagaimana keadaan nya sekarang. Hanya itu."
"Lalu kenapa kau menanyakan nya padaku? Bukankah kau temannya? Kenapa tidak kau cari tahu saja sendiri?" Jungkook mengusap wajahnya kasar. Jika semudah itu, maka sekarang ia tidak perlu bersusah payah bertanya pada Chaeyoung.
"Karena kau adalah kakaknya. Setidaknya kau tahu sesuatu tentang Lisa walaupun hanya sedikit. Aku---"
"Bahkan untuk mendengar namanya saja aku tidak sudi."
Deg
"Kau pun tahu, bahwa aku sama sekali tidak peduli padanya. Jadi berhentilah membahasnya dihadapan ku seperti ini," kalimat itu benar-benar terasa menyakitkan untuk didengar. Bahkan Chaeyoung pergi begitu saja setelah membuat Jungkook bungkam dengan perkataan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You[End]✔
Short StoryMereka disatukan oleh sebuah hubungan dalam ikatan persaudaraan. Tidak akan ada yang bisa memutuskan ikatan ini. Baik jarak, bahkan kebencian sekalipun.