Yoona tidak ingin percaya, tapi apa yang dilihat nya sekarang terlalu nyata. Dinginnya salju yang menyelimuti membuat nya tidak bisa mengelak dari kenyataan menyedihkan ini. Genggaman tangan sang suami yang terasa hangat pun juga ikut menyadarkan nya sekali lagi.
"Bukankah ini terlalu kejam?"
"Kau telah menyakitiku, Lisa."
"Aku datang untuk bertemu dengan mu, tapi kau justru pergi tanpa mengatakan apapun padaku."
Menyesakkan, sungguh.
Yang Yoona inginkan adalah melihat wajah Lisa. Melihat senyuman yang telah menjadi candu untuk nya. Ia ingin melepas kerinduan ini dengan menatap sosok gadis yang selalu membuat nya bahagia. Bukan pusara ini, juga bukan bunga-bunga di sekeliling rerumputan yang tertutupi salju ini.
"Kau bilang akan baik-baik saja. Kau sudah berjanji untuk itu. Tapi kenapa sekarang kau mengingkari janjimu?"
"Aku mohon jangan begini. Kau tahu aku tidak akan sanggup. Semua ini terlalu menyakitkan untuk ku, Lisa." Yoona berujar lirih.
Sungguh ini adalah kenyataan terpahit yang pernah ia alami. Siapa yang akan menyangka hal ini akan terjadi?
Selama ini Yoona percaya, Lisa akan terus memegang janjinya untuk selalu baik-baik saja. Senyuman yang gadis itu tunjukkan pun membuat ia semakin yakin bahwa Lisa tidak akan pernah meninggalkan nya pergi.
Tapi, tetap saja tidak ada siapapun yang tahu bagaimana takdir tertulis. Walau terus meraung untuk meminta nya kembali pun tetap akan sia-sia. Karena ia yang telah pergi tak kan mungkin untuk kembali.
"Apa kau bahagia di sana, Lisa-ya?"
"Aku harap kau tetap tersenyum, karena sekarang kau tidak akan merasa kesakitan lagi."
Isak tangis itu pun mulai terdengar. Sekeras apapun Yoona mencoba untuk membendung nya, tetap saja ia tidak kuasa. Hatinya terlalu sakit untuk menahan luka ini.
"Yoona...."
"Krish, kenapa Lisa harus di renggut dari ku? Kau tahu betapa pentingnya ia dalam hidup ku! Aku selalu bersamanya sejak ia masih kecil! Tapi sekarang..., sekarang dia pergi, Krish. Lisa pergi...," Yoona berujar dengan suara serak nya. Terus menangis terisak hingga ia luruh di atas rerumputan yang basah.
Krish yang mendengar nya pun ikut merasa sesak. Ia tahu betapa Yoona menyayangi Lisa. Kepergian gadis itu pasti sangat mengguncang perasaan nya. Namun meski ingin, tetap saja ia tidak bisa melakukan apapun selain menenangkan Yoona. Memberikannya pelukan, agar kesedihan itu sedikit berkurang.
"Menangis hanya akan membuat Lisa bersedih, Yoona. Kau yang paling tahu, bahwa Lisa tidak ingin siapapun menangis karenanya."
"Relakan dia, dengan begitu Lisa pun akan merasa tenang."
Yoona tidak mengatakan apapun selain terus menangis dalam dekapan Krish. Ia juga tidak ingin menangis bila itu ternyata menyakiti Lisa. Tapi Yoona tidak bisa membendung nya. Biarkan ia menangis meraung sekarang, dan mungkin setelah itu ia akan merasa sedikit lega.
. . . . .
Walau beberapa hari sudah berlalu sejak kepergian Lisa, foto gadis manis itu masih tetap terpajang sempurna di halaman depan kampus. Semua orang berduka, begitu tidak rela bila harus kehilangan sosok gadis seperti Lisa.
Bahkan Mina dan Nayeon pun tidak menyangka hal ini akan terjadi. Waktu yang mereka lalui bersama Lisa memang terbilang singkat, tapi ada begitu banyak kenangan manis yang tersimpan di dalamnya. Sampai kapanpun mereka akan terus mengenangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You[End]✔
ContoMereka disatukan oleh sebuah hubungan dalam ikatan persaudaraan. Tidak akan ada yang bisa memutuskan ikatan ini. Baik jarak, bahkan kebencian sekalipun.